Sukses

Investigasi PBB soal Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi Rampung, tapi...

Tim PBB, pada 3 Februari 2019, telah merampungkan penyelidikannya selama seminggu atas kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi.

Liputan6.com, Ankara - Tim yang dibentuk oleh PBB, pada 3 Februari 2019, telah merampungkan penyelidikannya selama seminggu atas kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi. Namun, masih belum jelas apakah investigasi mereka akan membuahkan hasil yang signifikan.

Agnes Callamard, yang memimpin tim PBB, mengatakan "sedikit kecewa" dengan informasi yang dia peroleh dari menteri Turki, kepala intelijen dan jaksa penuntut di Istanbul --meskipun dikabarkan bahwa Ankara telah memperdengarkan Callamard rekaman audio pembunuhan Khashoggi.

Ia juga dikabarkan sangat kecewa dengan sikap tak kooperatif dari pihak Arab Saudi yang tidak memberikannya akses untuk masuk ke dalam Konsulat Saudi di Istanbul--yang diduga kuat menjadi TKP pembunuhan Jamal Khashoggi--dan izin untuk mewawancarai figur-figur Saudi, demikian seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (4/2/2019).

Callamard telah berbicara dengan tunangan Jamal Kashoggi, Hatice Cengiz, Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu dan Yasin Aktay, seorang penasihat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang mengatakan kepada Bloomberg bahwa Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman adalah "tersangka nomor 1" dalam pembunuhan itu.

Kantor Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia PBB dua pekan lalu mengatakan bahwa penyelidikan internasional yang dipimpin di bawah Callamard "akan meninjau dan mengevaluasi, dari perspektif hak asasi manusia, situasi sekitar pembunuhan Khashoggi."

Setelah melaporkan proses penyelidikannya ke badan HAM PBB yang berbasis di Jenewa, Callamard mengatakan timnya yang beranggotakan 47 orang akan membahas rekomendasi yang akan dirilis pada kemudian hari.

Tapi, sejauh mana rekomendasi itu akan efektif tetap tergantung pada "kesediaan" pemerintahan negara yang bersangkutan untuk "melanjutkan proses ini ke depan."

Badan HAM PBB punya tiga opsi atas simpulan akhir tim Callamard terkait penyelidikan pembunuhan Jamal Khashoggi: secara efektif mengabaikan berkasnya, menggunakannya sebagai dasar untuk penyelidikan yang lebih lengkap, atau memindahkan masalah ini ke tingkat yang lebih tinggi dalam sistem PBB, seperti ke Dewan Keamanan atau Kantor Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Dewan Keamanan dapat membentuk pengadilan, penyelidikan atau merujuk kasus ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Di masa lalu, salah satu badan kelengkapan top PBB itu telah meluncurkan penyelidikan pada pembunuhan Rafik Hariri di Lebanon dan Benazir Bhutto dari Pakistan.

Bahkan jika rekomendasi akhir Callamard diabaikan, berkasnya tetap dapat digunakan untuk pemrosesan hukum di negara berprinsip yurisdiksi universal, yang memungkinkan jaksa penuntut seperti di Spanyol, Australia, Finlandia dan beberapa negara lain untuk mengadili kejahatan yang dilakukan di luar negeri.

 

Simak video pilihan berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

PBB Cek Rekaman Suara Pembunuhan Jamal Khashoggi

Tim penyelidik yang disponsori PBB mendengarkan rekaman suara terkait pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi, kata seorang pejabat Turki.

"Mereka mendengarkan rekaman suara," Yasin Aktay, Penasihat Kepresidenan Turki, mengatakan kepada wartawan di Ankara, di mana ia bertemu pakar hak asasi manusia PBB Agnes Callamard dan timnya pada 1 Februari 2019, demikian seperti dikutip dari News.com.au, Sabtu 2 Februari 2019.

Sejumlah laporan menyebut bahwa otoritas Turki telah memiliki "rekaman suara" berisi detik-detik jelang pembunuhan Jamal Khashoggi.

Berbagai pemberitaan juga menjelaskan bahwa rekaman itu "menggambarkan lewat suara" situasi ketika beberapa figur yang diduga pelaku pembunuhan menyergap dan membunuh kolumnis the Washington Post itu sesaat setelah memasuki Konsulat Saudi di Istanbul pada hari kejadian.

Sementara itu, tim penyelidik PBB yang dipimpin Agnes Callamard telah memeriksa lingkungan tempat konsulat Saudi di Istanbul, yang diduga merupakan tempat kejadian perkara pembunuhan Jamal Khashoggi. Namun, mereka tidak masuk ke dalam kompleks konsulat.

Callamard juga bertemu dengan jaksa penuntut umum Istanbul, Irfan Fidan, pada 30 Januari 2019, menurut kantor berita negara Anadolu.

Callamard dan delegasi yang menyertainya menyelesaikan pertemuan mereka di Istanbul pada 31 Januari dan melakukan perjalanan ke Ankara untuk melanjutkan pertemuan dengan pejabat pemerintah dan perwakilan intelijen.

Agnes Callamard juga bertemu dengan tunangan Khashoggi Turki Hatice Cengiz dan kepala intelijen Turki, Hakan Fidan, kata Penasihat Kepresidenan Yasin Aktay secara terpisah kepada penyiar swasta NTV pada Jumat, 1 Februari 2019.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.