Sukses

Perbedaan Klaim Hari Nasional Picu Retaknya Persatuan Warga Australia

Perbedaan dalam menanggapi klaim Hari Nasional disebut memicu retaknya pesatuan warga Australia, kenapa?

Liputan6.com, Sydney - Ribuan warga Australia diperkirakan akan melakukan aksi protes pada Sabtu 26 Januari, yang merupakan hari libur nasional untuk merayakan kelahiran modern negara itu namun justru memecah belah persatuan setempat.

Hari Australia --julukan populernya-- menandai momen kedatangan "Armada Pertama" ke Teluk Sydney, pada 1778 silam, yang sebagian besar membawa para terpidana dan pasukan dari Inggris.

Dikutip dari The Straits Times pada Jumat (25/1/2019), sebagian warga Australia memandang peringatan tersebut sebagai "Hari Invasi", di mana juga menandakan awal penjajahan Inggris atas tanah-tanah penduduk asli Aborigin di Australia, tidak terkecuali berbagai penaklukan brutal yang menyertainya.

Mereka yang kontra mengatakan bahwa kelahiran Australia bermula pada 50.000 tahun silam, oleh orang-orang yang berasal dari Afrika dan Polinesia.

"Merayakan Hari Australia pada 26 Januari adalah ofensif," kata Joe Williams, seorang pekerja kesehatan mental dan mantan pemain liga rugby profesional.

"Untuk merayakan invasi yang telah membuat hak penduduk asli direbut, diusir, dan ditindas selama sekitar 230 tahun, benar-benar merugikan," lanjutnya.

Sekitar 700.000 penduduk asli Australia melacak hampir 25 juta warganya di hampir setiap indikator ekonomi dan sosial.

Sementara jajak pendapat menunjukkan hampir setengah populasi negara mendukung perubahan status Hari Australia, mayoritas responden secara gamblang tetap mengingingkan peringatan khusus itu sebagai libur nasional.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penolakan PM Scott Morrison

Pemerintahan Perdana Menteri Scott Morrison, yang tengah bersiap menghadapi pemilu pada Mei nanti, menolak setiap desakan untuk mengubah status Hari Australia.

Bulan ini, Morrison memerintahkan pengenalan intensif sejarah Negeri Kanguru bagi setiap warga negara baru, dalam perayaan Hari Australia dan Hari Kewarganegaraan Australia.

Kebijakan itu bersifat wajib bagi seluruh pemerintah lokal untuk melakukannya. Jika warga baru mengelak dari aturan tersebut, maka status resmi mereka akan dicabut seketika.

Lebih dari itu, Morrison juga menjanjikan kucuran dana senilai hampir 7 juta dolar Australia (setara Rp 70,5 miliar) untuk pembuatan replika HMS Endeavour, yang digunakan oleh penjelajah James Cook ketika mendarat pertama kali di pantai timur Australia pada 1770 silam.

Replika tersebut akan mengelilingi Australia pda tahun depan, guna menandai peringatan 250 tahun perjalanan Kapten Cook.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.