Sukses

12 Hari Berjibaku dengan Waktu Demi Selamatkan Balita Tercemplung Sumur

Pihak berwenang terus berupaya menyelamatkan balita itu dari dalam sumur sedalam 91 meter.

Liputan6.com, Madrid - Nahas, seorang balita berusia dua tahun terjatuh ke dalam sebuah lubang bawah tanah pada 13 Januari 2019 lalu. Hingga 12 hari kemudian, bocah malang itu belum juga bisa diselamatkan.

Seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat (25/1/2019), pihak keluarga berdoa untuk bocah laki-laki yang tercemplung di sebuah area di Spanyol. Tatkala upaya penyelamatan dilakukan dengan menurunkan sejenis kapsul dalam operasi senilai 500.000 pound sterling atau sekitar Rp 9,2 miliar.

Orangtua balita itu, Jose Rosello dan Vicky Garcia, menangis dan berdoa di dekat tempat kejadian, di mana Julen kecil jatuh ke sumur sempit di sebuah lahan pribadi di Totalan, Spanyol selatan sejak 13 Januari.

Sampai saat berita ini diturunkan, tim penyelamat telah menyelesaikan lubang bantuan sepanjang 300 kaki (sekitar 91 meter) di samping sumur asli tempat Julen terjatuh. Mereka kini mencoba menggali terowongan ke arah anak itu.

Pihak berwenang bertekad untuk menemukan balita tersebut dan membawanya kembali ke permukaan. Meski tak ada tanda-tanda kehidupan sejak Julen jatuh ke sumur dan menimbulkan kekhawatiran, tanah telah menimbun anak itu.

"Anggota Brigade Penyelamatan Tambang yang dikirim dari Asturias (wilayah) baru saja mengakses sumur vertikal untuk memulai penggalian ... dalam pencarian Julen," kata perwakilan pemerintah daerah mengatakan kepada media, Alfonso Celis.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Upaya Penyelamatan Siang Malam

Para penambang yang bekerja dalam shift, berjibaku dengan waktu bergiliran menggali lorong empat meter yang dalamnya 300 kaki atau sekitar 91 meter dengan lebar hanya 25 cm.

Anak-anak dan keluarga mengadakan nyala lilin bersama di Spanyol untuk bocah Julen yang hilang dan memicu operasi penyelamatan besar-besaran, bahkan ketika harapan untuk menemukannya hidup-hidup telah memudar setiap hari.

Insinyur dan penambang telah bekerja selama 10 hari berturut-turut dan mengalami berbagai masalah teknis saat mengebor poros yang paralel dengan sumur.

Juan Lopez Escobar, salah satu insinyur yang bertanggung jawab atas operasi penyelamatan mengatakan: "Tidak ada penambang yang tersisa di tambang, dan Julen sekarang dianggap sebagai penambang. Apa pun yang mungkin terjadi, seorang penambang selalu ditarik keluar."

Juan Lopez Escobar mengatakan sebelumnya bahwa menggali lorong horizontal akan menjadi bagian paling berbahaya dari upaya tersebut.

El Pais melaporkan, orangtua Julen sebelumnya kehilangan buah hati mereka pada tahun 2017, ketika putra mereka yang berusia tiga tahun meninggal tiba-tiba akibat serangan jantung saat berjalan di sepanjang pantai.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.