Sukses

Ini 7 Srikandi Calon Penantang Donald Trump

Berikut para perempuan yang disebut-sebut akan menjadi bakal calon presiden AS dalam Pilpres 2020.

Liputan6.com, Washington DC - Awal pekan ini, legislator Senat AS (majelis tinggi Kongres), Kamala Harris (54), mengajukan diri dalam bursa bakal calon presiden Amerika Serikat pada Pilpres 2020 mendatang.

Harris tidak sendiri. Ia menjadi perempuan 'ke-sekian' yang hendak memperebutkan kursi orang nomor satu AS dan menantang Donald Trump yang berniat maju untuk periode kedua tahun depan.

Mereka datang dari berbagai latar belakang. Sejumlah besar merupakan politisi dari Partai Demokrat yang beroposisi dengan Partai Republik --pengusung Trump.

Para bakal calon itu, akan melalui proses seleksi di internal partai pengusungnya, yang berujung pada diajukannya 'primary contender' atau calon primer yang didapuk penuh oleh partai untuk beradu dengan calon dari partai lawan.

Siapa saja para perempuan yang akan menjadi bakal calon presiden AS dalam Pilpres 2020? Berikut beberapa di antaranya, seperti dirangkum dari berbagai sumber (22/1/2019):

 

1. Elizabeth Warren

Senator Amerika Serikat dari negara bagian Massachusetts, Elizabeth Warren, mengumumkan dirinya maju sebagai bakal capres AS 2020 dari bursa Partai Demokrat.

Anggota Senat itu, pada Senin 31 Desember 2018, menjadi yang pertama, dalam apa yang diperkirakan daftar panjang Senator partai Demokrat yang pada 2019 akan mengumumkan pencalonan diri dalam pemilihan presiden, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Selasa 2 Januari 2019.

Ia juga telah membentuk komisi penjajakan dan pemenangan. Komisi itu akan memungkinkannya menggalang dana dan mengisi posisi staf.

Warren menyebut diri sebagai reformis ekonomi dan pejuang anti-Wall Street. Pendukungnya mendorongnya mencalonkan diri untuk Pilpres Amerika Serikat 2016, tetapi pada saat itu ia menolak.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

2. Kirsten Gillibrand

Senator AS dari Negara Bagian New York, Kirsten Gillibrand mengambil langkah besar untuk bergabung dalam bursa bakal calon presiden AS untuk Pilpres 2020 pada Selasa 16 Januari 2019. Ia mengumumkan dalam program Late Show with Stephen Colbert bahwa ia membentuk komite eksplorasi untuk kampanyenya.

"Saya akan mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat karena sebagai seorang ibu muda, saya akan berjuang untuk anak-anak orang lain sekeras saya akan berjuang untuk anak saya sendiri - itulah sebabnya saya percaya bahwa perawatan kesehatan harus menjadi hak, bukan hak istimewa," kata Gillibrand kepada Colbert, seperti dikutip dari Time.com.

"Itulah sebabnya saya percaya kita harus memiliki sekolah umum yang lebih baik untuk anak-anak kita. Dan saya percaya bahwa siapa pun yang ingin bekerja cukup keras harus bisa mendapatkan pelatihan pekerjaan apa pun yang mereka butuhkan untuk mencapai kelas menengah."

3 dari 5 halaman

3. Tulsi Gabbard

Anggota Kongres dari Negara Bagian Hawaii, Tulsi Gabbard adalah seorang veteran perang Irak yang telah berjanji untuk menjalankan kampanye yang berfokus pada masalah "perang dan perdamaian," demikian seperti dikutip dari The Guardian.

Gabbard membuat sejarah sebagai orang Amerika berdarah Samoa pertama dan berdarah Hindu pertama yang terpilih untuk Kongres AS.

Namun, Gabbard telah menuai kritik karena diam-diam bertemu dengan presiden Suriah Bashar al-Assad dan mengkritik diri sendiri karena pernah memberikan dukungn untuk Bernie Sanders pada 2016.

Kelompok liberal-progresif amat waspada dengan pandangan konservatif masa lalunya tentang masalah sosial.

4 dari 5 halaman

4. Kamala Harris

Senator dari Negara Bagian California dan politisi Partai Demokrat itu meluncurkan kampanyenya dalam bursa bakal calon presiden Amerika Serikat pada Pilpres 2020 mendatang pada Senin 21 Januari 2019 waktu lokal --yang merupakan hari libur nasional 'Martin Luther King Jr'-- dalam sebuah penampilan di Good Morning America ABC.

"Mari kita lakukan ini bersama. Mari klaim masa depan kita. Untuk diri kita sendiri, untuk anak-anak kita, dan untuk negara kita," ujar perempuan berdarah India-Jamaika itu dalam sebuah video kampanye yang dirilis bertepatan dengan penampilannya di televisi, demikian seperti dilansir The Guardian.

Harris telah secara resmi meluncurkan kampanyenya pada Minggu 20 Januari 2019 di sebuah rapat umum di Oakland, California, kota kelahirannya dan di mana dia mengawali karier sebagai jaksa di Kantor Kejaksaan Distrik Alameda County.

Harris memulai kariernya sebagai wakil jaksa di Distrik Alameda, California, sebelum menjadi jaksa distrik San Francisco, di mana ia berfokus pada pencegahan kejahatan. Pada 2010, ia mengalahkan lawannya dari Partai Republik untuk menjadi jaksa agung California. Enam tahun kemudian dia dengan mudah terpilih menjadi senator, di mana dia menjadi perempuan kulit hitam kedua yang pernah bertugas di Senat AS.

5 dari 5 halaman

3 Perempuan Penantang Lainnya...

(5) Marriane Williamson, guru spiritual, penulis, dan dosen dari California, serta kandidat untuk House of Representatives AS (majelis rendah Kongres) pada 2014, juga dikabarkan akan mengumumkan niatannya maju dalam bursa bakal calon presiden dari Partai Demokrat pada 28 Januari 2019 mendatang, The Times of Israel melaporkan.

(6) Oprah Winfrey, pada awal 2018, juga sempat hendak didapuk menjadi bakal calon dari bursa Partai Demokrat. Spekulasi muncul bahwa taruhan terbaik Demokrat untuk mengalahkan Presiden Trump adalah mencalonkan selebritas atau pengusaha mereka sendiri tanpa pengalaman pemerintah. Oprah Winfrey jadi salah satu perhatian Demokrat, setelah pidatonya yang mengesankan di Golden Globe Awards ke-75.

Sementara itu, (7) Angelina Jolie beberapa kali mengungkapkan keinginannya terjun ke dunia politik. Tak hanya itu saja, mantan istri Brad Pitt itu bahkan ingin maju menjadi presiden Amerika Serikat.

Seperti dilansir The Telegraph pada 28 Desember 2018, Angelina Jolie yang juga aktif sebagai juru kampanye kemanusiaan PBB itu mengatakan akan pergi ke mana dia dibutuhkan saat ditanya apakah dia tertarik memikirkan karir politik, dengan memasuki persaingan untuk nominasi presiden dari Partai Demokrat.

Dia mengindikasikan dia memiliki syarat yang dibutuhkan untuk terjun ke politik- tidak ada 'kerangka dalam lemari' (rahasia), dagu yang tangguh dan berpikiran terbuka - tetapi mengatakan dia juga senang dengan perannya saat ini sebagai Utusan Khusus PBB yang memberinya kesempatan untuk bekerja dengan orang-orang yang membutuhkan serta pemerintah dan militer.

"Jadi untuk saat ini, saya akan tetap diam," ia menyimpulkan ketika ditanya tentang ambisi politiknya saat jadi tamu program BBC Radio Four's Today.

"Jika Anda bertanya kepada saya 20 tahun yang lalu, saya akan tertawa. Saya benar-benar tidak tahu. Saya selalu mengatakan saya akan pergi ke tempat yang dibutuhkan," katanya.

“Saya tidak tahu apakah saya cocok untuk politik tetapi saya juga bercanda bahwa saya tidak tahu apakah ada kerangka yang tersisa di lemari saya. Saya cukup terbuka dan di luar sana. Itu bagus. Jujur saya akan melakukan apa pun yang menurut saya benar-benar bisa membuat perubahan," ujar Angelina Jolie.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.