Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

22-1-1901: Skandal Seks Raja Inggris Erward VII yang Konon Punya 411 Pacar

Albert Edward mewarisi takhta yang kosong sepeninggal sang ibu, Ratu Inggris Victoria pada 22 Januari 1901. Ia kemudian dinobatkan menjadi Raja Edward VII

Liputan6.com, London - Albert Edward mewarisi takhta yang kosong sepeninggal sang ibu, Ratu Inggris Victoria pada 22 Januari 1901. Ia kemudian dinobatkan menjadi Raja Edward VII pada Agustus 1902.

Sudah lama ia jadi putra mahkota, 59 tahun, yang terlama dalam sejarah Inggris. Namun rekor tersebut kini dilampaui Pangeran Charles. Yang menarik, keduanya sama-sama memegang gelar Prince of Wales.

Seperti dikutip dari biography.com, setelah mewarisi takhta, ia melibatkan diri dengan peran barunya itu dengan energi meluap dan antusiasme. Edward VII mengembalikan monarki yang suram menjadi 'berkilau'. Gayanya kontras dengan Ratu Victoria yang selalu mengenakan gaun hitam dan mengurung diri pasca-kematian suaminya, Pangeran Albert.

Kepribadiannya yang efusif dan karakternya yang hangat memenangkan hati rakyat Inggris.

Edward juga menggunakan kemampuannya bicara dalam Bahasa Prancis dan Jerman untuk melakukan safari ke penjuru Eropa, bertemu dengan para kepala negara negeri-negeri besar di Benua Biru.

Ia juga membantu menegosiasikan Triple Entente antara Inggris, Prancis, dan Rusia, yang memainkan peran penting dalam Perang Dunia I. Setelah Perang Boer (1899-1902), Edward VII memainkan peran aktif dalam mereformasi militer, pembentukan layanan medis militer, dan pembuatan kapal perang Dreadnought yang modern.

Namun, Edward VII bukanlah sosok tanpa cela. Ia dikenal playboy. Meski jauh dari tampan atau seksi, dengan tubuh gempal, pria yang dikenal sebagai Bertie itu punya pesona: sebagai pewaris monarki yang telah berdiri selama 900 tahun. Masa muda hingga dewasanya penuh dengan skandal seks.

Dalam acara penobatannya, ia bahkan dikabarkan mengundang beberapa selirnya untuk duduk di bangku di Westminster Abbey yang diperuntukkan bagi "wanita-wanita istimewa Raja".

Dalam buku Edward VII: The Prince of Wales and the Women He Loved karya jurnalis dan sejarawan populer Catharine Arnold disebutkan, ada sekitar 411 selir dan kekasih dalam kehidupan sang raja.

Mereka datang dari berbagai latar belakang: pekerja seks komersial (PSK), gadis-gadis cantik pada masanya, aktris, aristokrat, sosialita, dan pendaki sosial (social-climbers) -- semuanya mengambil giliran di tempat tidur Bertie.

Seperti dikutip dari USA Today mereka kemudian mendadak terkenal, setidaknya di kalangan keluarga kerajaan, dengan julukan 'selir-nya Prince of Wales'.

Sejumlah nama terkenal juga pernah jadi kekasih Bertie, termasuk Jennie Churchill, ibu PM Inggris Winston Churchill. Juga Sarah Bernhardt, aktris panggung Prancis biseksual yang juga pecandu opium.

Selir utama terakhir Bertie adalah Alice Keppel, nenek buyut Camilla Parker Bowles -- istri kedua Pangeran Charles atau Prince of Wales saat ini yang adalah cicit buyut Bertie.

Korban dari perilaku Bertie adalah istrinya sekaligus ibu dari anak-anaknya yang sah di mata hukum, Ratu Alexandra dari Denmark.

Suatu ketika, sang ratu mengizinkan Alice Keppel untuk mendekati Raja Edward VII yang sekarat. Bukan karena ia baik hati dan memaafkan skandal selingkuh suaminya.

Dia melakukannya, menurut Catharine Arnold, karena selir Bertie bertindak memalukan dengan menggedor gerbang Istana Buckingham, melambaikan sepucuk surat yang ditulis sang raja untuknya.

Begitu dia berada di kamar, Bertie yang tersadar dari pingsan, tidak mengenali Keppel dan bahkan meminta istrinya untuk menciumnya.

Alice Keppel pun menjadi histeris. Sang ratu merasa kesabarannya sudah habis. "Bawa wanita itu pergi," gumam Ratu Inggris itu pada dokter.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hubungan Buruk dengan Sang Ibu

Raja Edward VII atau Bertie lagir pada Selasa 9 November 1841 pukul 10.48.  Ratu Victoria dan suaminya Pangeran Albert membekali putra tertuanya itu dengan pendidikan yang ketat, untuk mempersiapkannya sebagai pewaris takhta Kerajaan Inggris.

Sejak usia tujuh tahun, Edward mendapatkan pelajaran dari para tutor yang ditunjuk khusus. Ia juga kuliah di Oxford dan Cambridge, sebelum akhirnya memilih karier di dunia militer.

Di sisi lain, Edward yang bergelar Prince of Wales adalah sosok muda yang suka bersenang-senang sekaligus pecinta wanita.

Saat berusia 19 tahun, ia ikut latihan militer di Irlandia. Di sana seorang perempuan bereputasi buruk, Nellie Clifden diselundupkan ke tempat tidurnya.

aat mendengar cerita itu, ayahnya, Pangeran Albert sangat kecewa, ia menyurati putranya itu, surat yang panjang berisi rentetan kata yang mewakili kekecewaan.

Kemudian, ayah dan anak itu bertemu di Cambridge, keduanya berjalan bersama, bicara panjang, di tengah guyuran hujan. Albert kembali ke Windsor dalam kondisi sakit. Tiga pekan kemudian ia meninggal dunia. Usia mendiang kala itu 42 tahun. Masih muda.

Albert diduga sakit akibat tifus. Teori lain menyebut, ia menderita penyakit Crohn. Setelahnya, Victoria menyalahkan Bertie. Ia tak tahan berada dekat-dekat penerus takhtanya itu. "Aku tak bisa melihatnya tanpa merasa begidik," tulis dia seperti dimuat BBC.

Selama 40 tahun berikutnya, Ratu Inggris Victoria mengenakan pakaian berkabung warna hitam dan jarang tampil di depan publik.

Setelahnya hubungan ibu dan anak, ratu dan pewaris takhtanya kian memburuk.

Pada 1926, terbitlah sebuah buku sensasional, yang konon ditulis oleh anggota korps diplomatik. Judulnya, The Whispering Gallery, Leaves from a Diplomat’s Diary.

Di sana sang penulis mengungkapkan pengakuan Edward yang disampaikan kepadanya. Tentang hal paling menyedihkan dari hidup sang pewaris singgasana.

"Aku sangat mencintai ayahku...namun kami tak saling memahami. Ibuku, yang sangat aku kagumi, membenciku karena ia mengira aku mempercepat kematian ayahku," kata Edward, dalam buku tersebut.

Ia mengaku tak pernah bicara dari hati ke hati dengan perempuan yang melahirkannya itu. "Kapan pun kami bersama, jika bukan dia yang memarahiku, aku yang kesal karena ketidakmampuannya untuk memahamiku dan penolakannya untuk percaya pada diriku," kata Edward soal Ratu Victoria.

Belakangan, seabad kemudian, kisah buku itu terbukti rekayasa. Penulisnya bukanlah seorang diplomat namun pengarang bernama Hesketh Pearson.

Meski palsu belaka, sejumlah orang berpendapat Pearson telah secara akurat menangkap penderitaan Edward.

Tak hanya kematian Ratu Victoria yang melahirkan seorang raja baru yang bereputasi playboy, sejumlah kejadian bersejarah juga terjadi pada 22 Januari. 

Pada 22 Januari 1973, terjadi tragedi kecelakaan pesawat di Nigeria. Pesawat Maskapai Royal Jordanian yang disewa Nigeria Airways terbakar dan meledak saat mendarat di Bandara Internasional Mallam Aminu Kano.

Seperti dimuat History.com, pesawat Boeing 707-300 ini membawa para jemaah haji Nigeria dari Mekah, Arab Saudi pulang ke negara asal. Total ada 198 penumpang dan 11 kru di pesawat. 170 orang dan 6 kru pesawat di antaranya tewas.

Sementara, kemudian pada 22 Januari 1980, Andrei Sakharov, arsitek utama Uni Soviet dalam pembuatan bom hidrogen dan pemenang hadiah penghargaan damai Nobel 1975, ditahan di Moskow dan dibuang ke Gorki.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.