Sukses

10 Kota Terbasah di Dunia dengan Hujan Turun Hampir Sepanjang Tahun

Sepuluh kota berikut diketahui memiliki curah hujan tertinggi di dunia, dan bahkan bisa berlangsung hampir sepanjang tahun.

Liputan6.com, Jakarta Sejauh ini, Bumi masih diketahui sebagai satu-satunya planet di mana air bisa hadir dalam bentuk cair di permukaan, dan berperan sangat penting untuk semua bentuk kehidupan.

Air tidak lepas dari hujan, yang merupakan bagian dari siklus alamiahnya, atau biasa dikenal dengan nama siklus hidrologi, di mana bertanggung jawab sebagai penyimpan sebagian besar air tawar di Bumi.

Siklus hidrologi menggambarkan pergerakan air terus menerus di atas dan di bawah permukaan Bumi, demikian sebagaimana dikutip dari Ourpint.com pada Sabtu (19/1/2019).

Massa air di Bumi tetap cukup konstan dari waktu ke waktu, tetapi partisi air sebagai deposit utama es, air tawar, air asin dan air atmosfer bervariasi, tergantung pada berbagai variabel iklim.

Air bergerak dari satu tampungan ke tampungan lain, seperti dari sungai ke laut, atau dari laut ke atmosfer yang membentuk hujan, melalui proses fisik penguapan, kondensasi, presipitasi, infiltrasi, limpasan, dan aliran bawah permukaan.

Meskipun terjadi di seluruh dunia, namun ada beberapa wilayah yang memiliki curah hujan sangat tinggi, sehingga menjadikannya sebagai bagian dari segelintir kecil area terbasah di Bumi.

Di mana saja lokasi paling basah berada? Baca selengkapnya di bawah ini, mulai dari yang terendah hingga tertinggi.

 

Simak video pilihan beirkut: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

10. Gunung Emei, Provinsi Sichuan, China

Berada di wilayah pedalaman China, Gunung Emei dikenal sebagai titik sejuk dalam peta empat gunung suci bagi umat Buddha Tiongkok, karena memiliki curah hujan rata-rata lebih dari 8.100 milimeter.

Di puncaknya, hujan diketahui turun hampir sepanjang tahun, di mana rata-rata terjadi selama 255 hari. Periode waktu paling basah di sini adalah antara Juni hingga September, akibat pengaruh angin dari Pasifik.

 

9. Pu'u Kukui, Maui, Hawaii

 

BMKG: Potensi Hujan Masih Terus Meningkat. (Ilustrasi Hujan/wrightouttanowhere.files.wordpress.com)

Memiliki nama lain sebagai Candlenut Hill, atau Bukit Kemiri, Pu'u Kukui adalah puncak gunung di wilayah barat Pulau Maui, negara bagian Hawaii, Amerika Serikat. Dengan ketinggian 1.764 meter di atas permukaan laut, ini adalah puncak tertinggi di Pegunungan Mauna Kahalawai.

Puncaknya dibentuk oleh gunung berapi yang kalderanya terkikis menjadi sebuah area lapang, yang kini dikenal sebagai Lembah Oao.

Curah hujan di sini mencapai 9.293 milimeter.

 

3 dari 6 halaman

8. Gunung Waialeale, Kauai, Hawaii

Gunung Wai'ale'ale, sering dieja Waialeale dalam bahasa Inggris, adalah gunung berapi berbentuk perisan, dengan ketinggian 1.569 meter di atas permukaan laut.

Ini merupakan titik tertinggi kedua di pulau Kaua'i, yang secara harafiah, namanya berarti "air riak" atau "air yang meluap", di mana merujuk pada kondisi puncaknya sebagai salah satu tempat paling basah di dunia.

Pada 1982, Gunung Waialeale mendapati rekor curah hujan mencapai 17.300 milimeter.

 

7. Big Bog, Maui, Hawaii

Ilustrasi hujan angin (Istimewa)

"Big Bog" adalah sebuah lokasi di tepi Taman Nasional Haleakala yang berada pada ketinggian sekitar 1.645 meter di atas permukaan laut, dan menjadi salah satu objek wisata utama di Maui karena pemandangannya yang indah.

Itu juga merupakan tempat terbasah di Amerika Serikat, dengan curah hujan yang cenderung konstan di angka sekitar 10.272 milimeter, dan intensitasnya meningkat di pertengahan tahun, mengikuti perubahan arah angin.

4 dari 6 halaman

6. Debundscha Point, Kamerun

Debundscha adalah sebuah desa di Wilayah barat daya Republik Kamerun, terletak di kaki Gunung Kamerun yang menjadi salah satu puncak tertinggi di Afrika, 4.040 meter di atas permukaan laut.

Sisi barat dayanya berhadapan langsung dengan perairan Atlantik selatan, sehingga membuatnya memiliki iklim yang sangat basah. Bahkan, karena seringnya hujan turun di sana, sampai-sampai puncaknya hanya bisa terlihat jelas di puncak musim panas.

 

5. San Antonio de Ureca, Pulau Bioko, Guinea Khatulistiwa

 

Ilustrasi Hujan (iStockphoto)

Lokasi yang juga dikenals ebagai Ureka atau Ureca adalah sebuah desa yang berlokasi di Provinsi Bioko Sur, di selatan Kota Malabo, Pulay Bioko. Dari pantai barat Afrika, berjarak sekitar 32 kilometer.

Pulau ini adalah bagian paling utara dari Republik Guinea Khatulistiwa, yang dikenal sebagai tempat terbasah di Afrika. Bahkan pada musim kemarau sekalipun, yang berlangsung antara November hingga Maret. curah hujan di atas 8.000 milimeter masih kerap turun.

Adapun rekor tertingginya mencapai 10.450 milimeter.

5 dari 6 halaman

4. Sungai Crop, Selandia Baru

Sebelum menyatu dengan Sungai Whitcombe, sungai ini hanya mengalir sejauh sembilan kilometer, tetapi menerima curah hujan yang tinggi, sekitar 11.516 milimeter, sepanjang tahun.

Curah hujan paling rendah tercatat 1.049 milimeter, yakni tepatnya pada 12-13 Desember 1995. Perlu digarisbawahi bahwa hujan tersebut turun hampir tanpa jeda selama 48 jam, membuatnya menjadi hujan terlama dalam satu abad terakhir.

 

3. Tutunendo, Kolombia

Hujan deras dan kilatan petir melanda Jakarta, Senin (23/5/2016) sore. (Liputan6.com/Andri)

Ini merupakan sebuah kawasan resor wisata berbentuk perkampungan tradisional Kolombia di dekat Kota Quibdó. Penamaannya berasal dari kata Embera yang berarti "aliran pengharum".

Curah hujan ekstrem terjadi karena Pegunungan Andes di sisi timur memblokir angin barat yang didorong oleh Zona Konvergensi Intertropis, dan bertabrakan dengan Arus Humboldt di lepas pantai barat Amerika Selatan.

Hal ini membuat pusaran angin dan awan berpusat di sekiat Tutunendo, membuatnya sering dilanda hujan yang bersifat badai, dan turun hampir sepanjang tahun.

Kota terdekat Quibdó, memegang gelar kota terbasah di dunia, di mana curan hujannya merupakan yang terberat di seluruh dataran Amerika, yakni mencapai 11.770 milimeter.

6 dari 6 halaman

2. Cherrapunji, Meghalaya, India

Memiliki nama lain Sohra, kota ini memiliki salah satu curah hujan tertinggi di dunia karena lokasinya berada di tengah himpitan bukit di wilayah timur negara bagian Meghalaya.

Cherrapunji masih memegang rekor sepanjang masa untuk curah hujan terbanyak dalam satu bulan kalender selama setahun, yakni sekitar 9.330 milimeter, pada medio 1 Agustus 1860 dan 31 Juli 1861. Catatan ini bahkan masuk ke dalam Guinness Book of World Records.

Ironisnya, meskipun hujan terus-menerus, Cherrapunji menghadapi kekurangan air akut dan penduduk sering harus menempuh perjalanan jauh untuk mendapatkan air minum.

 

1. Mawsynram, Meghalaya, India 

Anak-anak berenang di kolam saat badai debu menerjang New Delhi, India, Rabu (2/5). Badai terjadi di Negara Bagian Uttar Pradesh dan Rajasthan. (CHANDAN KHANNA/AFP)

Negara bagian Meghalaya masih menjadi wilayah terbasah di India dan juga dunia. Bahkan, salah satu areanya, Mawsynram disebut sebagai lokasi dengan curah hujan tertinggi di Bumi.

Ini adalah sebuah desa di distrik Bukit Khasi Timur, yang terletak hanya 15 kilometer dari Cherrapunji. Uniknya, masyarakat di kedua tempat tersebut terkadang "berebut gelar" tentang lokasi paling basah di dunia.

Menurut Guinness Book of World Records, Mawsynram menerima curah hujan 26.000 milimeter pada 1985, dan hingga saat ini, belum ada yang mengalahkannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.