Sukses

16-1-1749: Hoaks Pertunjukan Manusia Masuk Botol Bikin Geger Ibu Kota Inggris

Warga ibu kota Inggris pernah terlibat kisruh karena hoaks yang membuat mereka terlihat bodoh. Berikut ini kisahnya.

Liputan6.com, London - 16 Januari 270 tahun silam sejarah mencatat The Great Bottle Hoax. Itu bisa dikatakan sebagai tipuan terbesar yang pernah terjadi di tengah masyarakat London, Inggris.

Pada awal 1749, sebuah kelompok bangsawan terkemuka di Inggris berdiskusi tentang mengapa banyak orang mudah tertipu. Di antara mereka adalah Duke of Portland dan Earl of Chesterfield.

"Aku akan bertaruh," kata sang duke, "ada seorang pria yang berani mengiklankan hal paling mustahil di dunia, dia akan membuat cukup banyak orang bodoh di London datang mengisi tempat hiburan permainan dan membayar mahal untuk hak istimewa berada di sana."

"Bodohnya," balas sang earl, "jika seorang pria mengatakan bahwa dia akan melompat ke dalam botol, tidak ada yang akan percaya itu."

Pada awalnya, sang duke meracau tidak jelas karena berada di bawah pengaruh alkohol. Tetapi setelah membuat taruhan di atas, dia justru yakin bisa mewujudkannya, demikian Today in History sebagaimana dikutip dari situs web The Paris Review pada Selasa (15/1/2019).

Seketika itu pula, para usahawan tersebut sepakat untuk merancang sebuah hoaks untuk meraih keuntungan materi. Mereka kemudian mengembangkan iklan berikut, yang muncul di koran London pada minggu pertama Januari:

Di Teater Baru di Haymarket, pada hari Senin berikutnya, tepat pukul empat sore, untuk dilihat, seseorang yang melakukan beberapa hal paling mengejutkan. Pertama, ia mengambil tongkat lalu berjalan melewati setiap penonton, dan kemudian memainkan musik dari setiap instrumen yang dia bawa sekaligus bernyanyi dengan kesempurnaan yang mengagumkan.

Kedua, ia memberi Anda sebotol anggur, yang pertama-tama dapat dilihat oleh setiap penonton; botol ini diletakkan di atas meja di tengah panggung, dan dia (tanpa ragu-ragu) masuk ke sana untuk melihat semua penonton dari balik kaca, dan bernyanyi di dalamnya; selama berada di dalam botol, siapa pun dapat melihat dengan jelas bahwa ukuran botol itu tidak melebihi botol yang ada di kedai minuman biasa.

Pertunjukan ini telah dilihat oleh sebagian besar Kepala yang dimahkotai (para raja) di Asia, Afrika, dan Eropa, dan tidak pernah tampil di depan umum kecuali satu: akan menunggu siapa pun datang ke teater kami, dan akan menampilkan hal mengagumkan untuk setiap lima pound sterling.

Seorang penjaga yang tepat ditunjuk untuk mencegah terjadi gangguan.

Harapan terliar sang duke ternyata lebih dari apa yang diharapkan. Selama berhari-hari, sebagian besar masyarakat ibu kota Inggris membicarakan tentang pria yang akan melompat ke dalam botol.

Pada malam yang ditentukan, teater penuh sesak oleh kerumunan orang yang penasaran dengan iklan sang duke. Setiap area tempat duduk penuh, bahkan hingga kelas premium yang berada di balkon. Penonton membludak.

Jam pertunjukan tiba, namun masih belum ada tanda-tanda pertunjukkan yang diharapkan, bahkan pertunjukan biola pun tidak dihadirkan untuk menjaga suasana hati penonton tetap baik.

Kesabaran penonton pun akhirnya kian menipis, dan mereka mulai riuh bersuara. Beberapa bahkan ada yang menangis histeris, dan para pria mulai menendang benda di sekitarnya karena kesal.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Memicu Kisruh

Tidak lama kemudian, seseorang muncul di atas panggung, melangkah dengan ragu-ragu untuk menyampaikan permintaan maaf. Dia berujar bahwa jika penampil tidak muncul dalam waktu seperempat jam setelahnya, maka uang tiket akan dikembalikan penih.

Namun, hal itu tidak digubris, dan penonton kian ricuh. Beberapa bahkan ada yang berteriak mengajukan harga dua kali lipat untuk memaksa pertunjukkan itu berlanjut.

Tetapi, hampir seperempat jam telah berlalu, ketika seorang pria di salah satu bangku penonton mengambil lilin yang menyala dan melemparkannya ke atas panggung. Itu adalah sinyal akan terjadi kerusuhan.

Benar saja, massa bangkit secara massal, membanting dan melempar bangku penonton, dan menghancurkan segala sesuatu yang ada dalam jangkauan mereka.

Jerit ketakutan para wanita bangsawan beradu dengan hardikan pengawal mereka. berjuang untuk keluar melewati kerumunan yang marah. Begitu terburu-burunya, membuat wig, topi, jubah, dan gaun mereka sengaja ditinggal, atau bahkan hilang.

Sementara itu, bangunan teater disebut hampir hancur. Segala sesuatu yang bisa ditarik keluar, dibawa ke jalanan untuk kemudian dibakar layaknya api unggun besar. Tirai teater dirobek dijadikan bendera yang dikibar-kibarkan oleh massa yang marah.

Menurut beberapa catatan --meski masih simpang siur-- menyebut salah satu mereka sempat dikeroyok massa, dan sebagian uang tiket berhasil dibawa kabur.

Kisruh kemudian berakhir dengan sendirinya, ketika massa menyadari akan kebodohan yang mereka alami.

Duke of Portland dan Earl of Chesterfield, serta beberapa bangsawan lain yang terlibat, pada akhirnya, tidak tersentuh oleh hukum. Mereka justru menerbitkan pamflet yang mengolok-olok kebodohan warga London.

Pada tanggal yang sama, beberapa sejarah terkemuka dunia juga turut tercatat, seperti di antaranya pada 1547, Ivan IV the Terrible memahkotai dirinya sendiri sebagai tsar pertama Rusia.

Lalu pada 1793, Raja Louis XVI dijatuhi hukuman mati oleh Konvensi Nasional selama Revolusi Prancis. Kemudian pada 1944, Jenderal Eisenhower --sebelum menjadi presiden AS-- mengambil alih komando Invasi Pasukan Sekutu di London.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.