Sukses

Queensland Kembali Alami Kekeringan Terparah di Australia

Negara bagian Queensland kembali mengalami bencana kekeringan yang disebut terparah di Australia.

Liputan6.com, Brisbane - Memasuki awal tahun, masyarakat di negara bagian Queensland kembali menghadapi bencana kekeringan terparah di Australia dalam setengah abad terakhir.

Hampir 60 persen wilayah negara bagian timur laut Australia itu secara resmi mengalami kekeringan, dan bahkan terparah dalam sejarah modern negara itu.

Dikutip dari VOA Indonesia pada Senin (6/1/2019), bukan hanya para petani yang menderita akibat bencana kekeringan, melainkan juga kota-kota di wilayah itu yang berjuang untuk mendapat lebih banyak bantuan dari pemerintah federal.

Beberapa daerah di Australia memasuki tahun ketujuh kekeringan. Bagi banyak petani yang paling terdampak, fenomena alam itu dijuluki sebagai "Big Dry", di mana kurangnya curah hujan berpengaruh terhadap merosotnya pertumbuhan ekonomi.

Keuntungan pertanian di Queensland diperkirakan akan jatuh lebih dari 13.000 dolar Australia (setara Rp 130 miliar) pada 2019. Produsen biji-bijian dan perusahaan susu diperkirakan yang paling parah terimbas.

Pada Agustus lalu, Perdana Menteri Australia Scott Morrison meninjau sebagian daerah yang terkena kekeringan terburuk di Queensland, dan menjanjikan dana 3,5 miliar dolar Australia untuk membantu masyarakat agar lebih tangguh melawan kekeringan.

Di kota pertanian Boulia, 1.700 kilometer barat laut Brisbane, Walikota Rick Britton memperingatkan, kekeringan bisa menghancurkan banyak petani.

"Kalau kami mengalami satu musim kering lagi, kita tahu, banyak properti (lahan) akan ditutup dan saya tidak tahu apa yang akan terjadi setelah itu. Tidak akan baik. Kalau musim tidak membaik antara sekarang sampai April, saya hanya akan melihat lahan-lahan itu, terutama yang dikelola keluarga tidak akan punya persediaan pangan sama sekali. Tidak ada yang tersisa," kata Britton.

Pemerintah Queensland mengumumkan, tahun 2019 akan menjadi Tahun Pariwisata Pedalaman dalam upaya membantu masyarakat yang dilanda kekeringan.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Benua dengan Kondisi Alam Ekstrem

Australia merupakan benua dengan keadaan alam yang ekstrem, dan juga dikenal sebagai yang paling kering kedua di dunia. Curah hujan tahunan rata-rata kurang dari 60 sentimeter di lebih dari 80 persen negara itu.

Gelombang panas baru-baru ini tercatat mencapai suhu hampir 49 derajat Celcius di Australia Barat, sementara risiko topan mengancam Northern Territory.

Selain itu, kebakaran hutan mengakibatkan ibukota negara bagian Tasmania, Hobart, yang kini semakin tertutup oleh kabut asap.

Pada bulan Agustus, kekeringan dinyatakan secara resmi terjadi di seluruh negara bagian New South Wales di Australia, menyebabkan penurunan produksi pertanian dan peternakan yang cukup signifikan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.