Sukses

Donald Trump Pamer Poster Mirip Jargon Game of Thrones, Langgar Hak Cipta?

Terinspirasi atau menjiplak? Donald Trump pamer poster dirinya dengan jargon mirip yang digunakan serial TV Game of Thrones.

Liputan6.com, Washington DC - Ada yang unik ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump --bersama kabinetnya-- menyampaikan keterangan pers seputar government shutdown atau penutupan pemerintahan AS serta berbagai isu lain pada 2 Januari 2019 di Gedung Putih.

Di meja persis di hadapan Trump, tergeletak sebuah poster potret dirinya, lengkap berjas dan berdasi merah (persis seperti yang ia kenakan kala berbicara saat itu) dengan tulisan "Sanctions are Coming" beserta tanggal "5 November", demikian seperti dikutip dari USA Today, Kamis (3/1/2019).

Bagi yang familiar dengan serial televisi populer Game of Thrones, kalimat yang terpampang dalam poster yang dipamerkan Trump, mirip dengan jargon pamungkas program besutan HBO itu, "Winter is Coming". Jargon itu merupakan petikan dari kalimat yang diutarakan oleh salah satu karakter fiktif dalam serial, Ned Stark.

Poster itu bukan barang baru. Sebelum poster berbentuk cetak fisik seperti yang ia pamerkan pada 2 Januari kemarin, Trump pernah menggunakan cetak lunak desain tersebut sebagai 'meme' pendukung unggahannya di Twitter pada November 2018.

HBO, selaku produser dan penyiar Game of Thrones, berkeberatan dengan unggahan Trump kala itu --menyebut bahwa Donald Trump mungkin telah melanggar hak cipta.

"Bagaimana mengatakan 'penyalahgunaan hak cipta' dalam Bahasa Dothraki?" HBO menyatakan keberatannya lewat Twitter, namun dengan nada kelakar --serta sambil mereferensi Dothraki, bahasa fiksi yang digunakan dalam serial tersebut. Tweet HBO pun menuai respons jenaka dari netizen.

Pada November 2018, Trump mengunggah desain itu untuk menyoroti rencana pemerintahannya yang hendak memberlakukan kembali sanksi terhadap individu dan entitas Iran --sebagai tindak lanjut atas penarikan AS dari Kesepakatan Nuklir Iran atau JCPOA.

Namun kini, tidak jelas mengapa poster itu diletakkan di atas meja di depan Donald Trump selama pertemuan kabinet pada 2 Januari 2019. Beberap media di AS menyebut langkah itu sebagai "aksi publisitas semata" pada awal tahun, atau, sebagaimana Esquire menyebutnya, aksi yang "tak masuk akal".

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Donald Trump dan Kongres Gagal Menyudahi Penutupan Pemerintahan AS

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menolak membatalkan permintaan dana miliaran dolar untuk pembangunan tembok di sepanjang perbatasan dengan Meksiko.

Di lain pihak, para pejabat kubu Demokrat di Kongres AS juga bersikukuh menolak mendanai skema yang diminta oleh Trump, menjadikan hasil pembicaraan terakhir itu gagal menyudahi penutupan pemerintah AS, yang telah berjalan selama dua pekan.

Setelah bertemu pada Rabu 2 Januari di Situation Room Gedung Putih, Donald Trump bersama dengan perwakilan Partai Republik dan Demokrat memutuskan akan kembali mengadakan pembicaraan pada Jumat esok, guna menemukan solusi menyudahi kebuntuan terkait.

Dikutip dari Abc.net.au pada Kamis (3/1/2019), Trump tetap mendesak pendanaan untuk tembok perbatasan dengan alasan bahwa semakin banyak arus imigran yang berupaya merangsek masuk di perbatasan selatan AS. Baca selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.