Sukses

Seorang WN Malaysia Jadi Korban Tsunami Selat Sunda

Seorang warga negara Malaysia terluka parah akibat tsunami Selat Sunda yang menerjang pada 22 Desember 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang warga negara Malaysia terluka parah akibat tsunami Selat Sunda yang menerjang pada 22 Desember 2018.

Menurut Basarnas, korban bernama Khairul Umam Masduki (31) mengalami cedera pada kakinya yang membuatnya tidak bisa berjalan di saat-saat pertama terjangan tsunami, demikian seperti dilansir The Star Online, Rabu (26/12/2018).

Pria itu entah bagaimana berhasil membuat dirinya berada di tempat tinggi dan kemudian diselamatkan dan dibawa ke tempat aman oleh tim penyelamat.

Dilaporkan juga bahwa penyelamat Indonesia pada Selasa 25 Desember menggunakan drone dan anjing pelacak untuk mencari orang yang selamat di sepanjang pantai barat Jawa yang hancur akibat tsunami Selat Sunda.

Malaysia Siap Membantu

Sementara itu, pemerintah Malaysia telah menyatakan siap membantu pemerintah RI melakukan penanganan pasca-bencana tsunami Selat Sunda yang melanda pada 22 Desember 2018.

"Kedutaan Malaysia di Jakarta juga telah berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri RI terkait apa yang bisa dibantu oleh Nadma Malaysia," ujar lembaga itu dalam sebuah pernyataan tertulis, dilansir oleh Bernama News Agency.

Nadma juga mengatakan telah menjalin komunikasi dengan BNPB, badan bantuan humaniter ASEAN AHA Centre, dan badan PBB UNOCHA terkait perkembangan terkait bencana tsunami Selat Sunda.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Update Korban per-Selasa 25 Desember Siang

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan, korban meninggal akibat tsunami di Selat Sunda terus bertambah. Data terbaru pada Selasa 25 Desember 2018 pukul 13.00 WIB menyatakan, korban meninggal berjumlah 429 orang.

"429 orang meninggal, 1.485 luka-luka, 154 hilang," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta, Selasa.

Sutopo juga menyampaikan, 16.082 orang mengungsi akibat tsunami. Korban meninggal terdapat di wilayah Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Pesawaran, dan Tanggamus.

Sutopo menyatakan, dari data terbaru akibat tsunami disebutkan 882 unit rumah rusak, 73 penginapan rusak, 60 warung rusak, 434 perahu dan kapal rusak, 24 kendaraan roda empat rusak, 41 kendaraan roda 2 rusak, 1 dermaga rusak, dan 1 shelter rusak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.