Sukses

Serangan Udara AS Paling Mematikan Sejak 2017 di Somalia, 62 Militan Tewas

Sebanyak 62 orang dilaporkan tewas dalam serangan udara AS terhadap militan Al- Shabaab di Somalia.

Liputan6.com, Mogadishu - Militer Amerika Serikat (AS) mengatakan telah melakukan enam serangan udara terhadap pertahanan kelompok militan Al-Shabaab di Somalia, pada akhir pekan lalu. Total sebanyak 62 orang dilaporkan tewas.

Empat serangan udara pada Sabtu 15 Desember menewaskan 34 orang, dan dua serangan lainnya pada Minggu 16 Desember menelan 28 korban jiwa, kata militer AS dalam sebuah pernyataan resmi.

Dikutip dari BBC pada Selasa (18/12/2018), serangan tersebut disebut paling mematikan di Somalia sejak November 2017, ketika militer AS mengatakan telah menewaskan lebih dari 100 orang militan Al-Shabaab.

Somalia sendiri disebut mengalami peningkatan tajam dalam jumlah serangan udara dan korban tewas sejak Donald Trump berkuasa di Amerika Serikat pada Januari 2017.

Penghitungan oleh Biro Investigasi Jurnalisme mengungkapkan bahwa setidaknya 400 orang telah tewas dalam serangan udara sejak awal 2017, jauh lebih banyak dari 10 tahun gabungan sebelumnya.

Sementara itu, AS memiliki pangkalan militer yang sangat besar di negara tetangga Djibouti, di mana menjadi lokasi peluncuran serangan terhadap militan Al-Shabaab.

Bahkan, pada Maret 2017, Donald Trump memberi otoritas militer yang lebih besar untuk menyerang militan di Somalia.

Para presiden AS telah mewaspadai campur tangan di Somalia sejak 18 orang pasukan khusus tewas saat memerangi kelompok militan di ibukota Mogadishu pada 1993 silam.

Kisah pertempuran berdarah itu diabadikan secara dramatis dalam film Black Hawk Down.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Al-Shabaab Terpaksa Mengubah Taktik

Tidak ada warga sipil tewas dalam serangan udara terakhir, yang dilakukan dalam koordinasi dengan pemerintah Somalia, kata militer AS.

"Bersamaan dengan mitra Somalia dan internasional, kami berkomitmen untuk mencegah al-Shabab mengambil keuntungan membangun kapasitas pertahanan mereka, dan menyerang rakyat Somalia," kata Komando Afrika AS.

Al-Shabaab, yang terkait dengan al-Qaeda, belum mengomentari serangan udara tersebut.

Kelompok pemerhati isu keamanan yang bermarkas di Somalia, Hiraal Institute, mengatakan dalam sebuah laporan pada November bahwa al-Shabab telah dipaksa untuk mengubah taktik menyusul meningkatnya serangan udara.

Lembaga itu mengatakan kelompok militan tersebut sekarang melakukan lebih sedikit serangan massal terhadap pangkalan militer, tetapi sebaliknya, meningkatkan teror ke kantor-kantor pemerintah dan bisnis yang menolak membayar pajak.

Kementerian luar negeri AS, dalam laporan terbaru tentang terorisme, menggambarkan Somalia sebagai "surga terorisme" dan mengatakan al-Shabab tetap menjadi ancaman, meski mengalami kemunduran.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.