Sukses

1.200 Peserta Siap Hadiri Muktamar Muslim Indonesia - Malaysia di AS

23 - 27 Desember 2018 mendatang, Indonesian Muslim Society in America (IMSA) dan Malaysian Islamic Student Group (MISG) di negara bagian New Jersey, Amerika Serikat menggelar muktamar tahunan.

Liputan6.com, New Jersey - Sekitar 1.200 peserta dari Amerika dan Kanada dipastikan hadir dalam Muktamar tahunan yang digelar oleh Indonesian Muslim Society in America (IMSA) dan Malaysian Islamic Student Group (MISG) di negara bagian New Jersey, Amerika Serikat pada 23 - 27 Desember 2018 mendatang.

Chairman Muktamar, Eko Prasetiawan, mengatakan bahwa pertemuan tahunan muslim asal Indonesia dan Malaysia yang kini berada di Amerika Serikat ini mengangkat tema "Muslim di Amerika Menjaga Identitas dan Memberdayakan Pemuda". Sebanyak 1.200 peserta dari seluruh Amerika dan Kanada dari berbagai kalangan.

"Muktamar ini adalah konvensi tahunan yang sudah selenggarakan sejak tahun 1976. Pada 2017 lalu, kita berhasil mengumpulkan 1.000 orang peserta dan mendatangkan beberapa pembicara dari dalam negeri juga seperti Mantan Gubernur NTB, Tgk. M. Zainul Majdi atau yang lebih akrab dengan panggilan TGB. Tahun ini, Aa Gym, sudah confirm hadir," kata Eko, alumnus North Carolina State University ini, seperti dikutip dari rilis yang Liputan6.com muat Senin (17/12/2018).

Selain akan diisi dengan serangkaian seminar berbagai tema seperti Pendidikan keluarga, anak-anak, dan pemuda, Muktamar yang dijadwalkan berlangsung di salah hotel bintang lima ini nantinya dirangkai dengan berbagai kegiatan menarik lainnya seperti field trip.

Acara ini akan diakhiri dengan kegiatan Field Trip ke situs bersejarah di Kota New York dan persembahan budaya pada malam harinya.

Dalam muktamar ini pihak panitia juga menghadirkan nara sumber lainnya seperti perwakilan KJRI New York dan KBRI Washington DC.

Selanjutnya, Aula Andika selaku humas Muktamar menyebutkan bahwa kegiatan ini juga berfokus pada berbagai permasalahan yang dihadapi oleh generasi muda yang tumbuh di negara dengan mayoritas non-muslim, seperti Amerika dan Kanada.

"Pemuda saat ini terjebak di antara dua realitas: Budaya Barat yang mengelilingi anak-anak di sekolah, tempat kerja, dan budaya muslim di rumah dan pengaturan keluarga. Karenanya tahun ini kami memilih lebih fokus pada persoalan berbasis kepemudaan dan solusi yang dapat ditempuh dan dijalankan oleh semua lapisan, terutama keluarga," ujar Aula, mahasiswa pascasarjana Lehigh University ini.

 

Simak video pilihan berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.