Sukses

Warga Malaysia Desak Penyelesaian Konflik Maritim dengan Singapura

Warga Malaysia mendesak penyelesaian tuntas konflik maritim dengan Singapura.

Liputan6.com, Johor Bahru - Warga Malaysia dan pelaku bisnis di negara itu mendesak perselisihan batas maritim dan wilayah udara dengan Singapura diselesaikan secara damai sesegera mungkin, karena terdapat banyak kepentingan yang menungganginya.

Dengan ekonomi mereka yang terkait aktif satu sama lain --Singapura adalah mitra dagang terbesar kedua Malaysia, serta banyak warga Johor pulang-pergi setiap harinya ke Negeri Singa untuk bekerja dan belajar-- setiap pertikaian yang berlarut panjang kemungkinan akan mempengaruhi hubungan kedua negara.

Di Malaysia, sektor bisnis menyerukan agar sengketa diselesaikan secara damai segera untuk menjaga hubungan bilateral dan perdagangan antara kedua negara.

Dikutip dari The Straits Times pada Senin (10/12/2018), Presiden Asosiasi UKM Malaysia Michael Kang mengatakan, hubungan yang kuat antara Malaysia dan negara-negara ASEAN lainnya sangat penting bagi kelangsungan hidup dan relevansi kawasan itu dalam jangka panjang.

"Jika perselisihan tersebut tetap tidak terselesaikan, masalahnya bisa meluas dan mungkin dieksploitasi oleh negara-negara non-ASEAN di dekatnya. Masyarakat sipil dan pelaku bisnis setempat akan menderita di kemudian hari," ujar Kang pada Minggu 9 Desember.

Dia juga mencatat bahwa baik Malaysia dan Singapura harus terlibat lebih sedikit dalam perang kata-kata.

"Baik itu terlibat dalam diskusi aktif atau memulai prosedur hukum, kedua negara harus bekerja sama memecahkan masalah ini," tambahnya.

Kamar Dagang dan Industri China yang berkantor di Sekjen Malaysia, Low Kian Chuan, juga menggemakan sentimen Kang, mengatakan tidak perlu dua negara bertetangga itu saling bertempur.

"Masalahnya mungkin tidak terlalu mempengaruhi sektor bisnis sekarang, tetapi tidak berarti bahwa itu harus dianggap enteng," kata Low.

Analis politik Aruna Gopinath, yang fokus pada tinjauan keamanan maritim kawasan ASEAN, menyerukan agar negosiasi segera dilakukan oleh Malaysia dan Singapura.

"Negosiasi harus segera dilakukan dan tidak boleh ada provokasi. Ini adalah sengketa perbatasan dan tidak ada kekuatan militer yang harus dikerahkan oleh kedua negara," katanya.

"Kedua negara harus menghormati integritas teritorial masing-masing dan kembali ke meja perundingan." Dia menambahkan bahwa masalah ini juga tidak boleh dilanggar di luar proporsi oleh media atau politisi.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keprihatinan Warga Kedua Negara

Warga Johor, tetangga terdekat Singapura, juga merasa bahwa kedua negara harus bertemu di meja perundingan sesegera mungkin.

Andes Wong (32) seorang warga negara Malaysia yang sering mengunjungi Singapura, mengatakan kedua negara memiliki sejarah panjang hubungan baik, yang seharusnya tidak dirusak oleh sengketa maritim atau ruang udara.

"Saya yakin kita bisa mencapai situasi yang akan menguntungkan semua pihak," katanya.

Dia mengatakan banyak orang Malaysia dan Singapura menyeberang ke kedua negara setiap hari dan kedua pemerintah telah memperoleh pendapatan dari aktivitas tersebut.

Keprihatinan serupa disampaikan oleh Saiful Ahmad (47) yang melakukan perjalanan setiap hari ke Singapura untuk bekerja, mengatakan solusi damai adalah cara terbaik.

"Saya khawatir tentang mata pencaharian saya. Saya tidak bisa kehilangan pekerjaan saya jika situasinya memburuk dan kedua negara membatasi pergerakan orang," katanya.

Di lain pihak, Khairina Mohamad dari Singapura mengatakan kedua pemerintah harus datang dengan solusi impas yang akan menguntungkan Malaysia dan Singapura, terutama warganya.

"Saya merasa bahwa memperpanjang pertikaian hanya akan mempengaruhi bisnis di kedua negara," katanya.

Khairina, yang menghabiskan setiap akhir pekan di Johor, juga berbagi apa yang dia sukai tentang Malaysia, yaknni makanan, budaya, dan pakaian.

"Saya menemukan kegembiraan dalam mengeksplorasi keunikan (Malaysia) dan saya pikir banyak orang Singapura juga melakukannya," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.