Sukses

Gedung Putih Menghalangi Direktur CIA Menguak Kasus Jamal Khashoggi?

Gedung Putih dituduh menghalangi Direktur CIA untuk memaparkan kasus pembunuhan Jamal Khashoggi di hadapan Senat AS.

Liputan6.com, Washington DC - Gedung Putih dituduh menghalangi Direktur Badan Intelijen AS (CIA) Gina Haspel untuk memaparkan kasus pembunuhan kolumnis surat kabar The Washington Post Jamal Khashoggi di hadapan Senat AS.

Haspel dikabarkan tidak akan menghadiri rapat dengar pendapat tertutup dengan Senat AS, dalam sebuah sesi pemaparan laporan intelijen Amerika atas pembunuhan pria warga negara Arab Saudi itu, demikian seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (28/11/2018).

Pejabat yang akan hadir dalam rapat itu hanya Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan Menteri Pertahanan AS James Mattis. Keduanya akan memberikan penjelasan tentang hubungan AS dengan Arab Saudi.

Rapat itu juga digelar jelang proses pemungutan suara di internal Senat, yang bertujuan untuk menentukan nasib kelanjutan bantuan militer udara AS kepada koalisi Arab Saudi yang tengah melakukan kampanye militer menahun di Yaman.

Telah menjadi kebiasaan bagi pejabat intelijen senior untuk ambil bagian dalam rapat mengenai masalah keamanan nasional yang sangat penting, kata staf Senat.

Namun pada kesempatan ini, ketiadaan komunitas intelijen menjadi hal yang sangat mencolok, karena, Haspel melakukan perjalanan ke Istanbul untuk mendengarkan rekaman audio dari pembunuhan Khashoggi yang disediakan oleh intelijen Turki, dan kemudian memberi pengarahan tentang hal itu kepada Donald Trump.

Para senator senior --termasuk ketua komite hubungan luar negeri Senat AS, Bob Corker-- telah meminta agar Haspel muncul, tetapi tidak ada tanda pada Selasa malam bahwa ia akan ambil bagian.

Para pejabat mengatakan bahwa pihak yang memutuskan agar Haspel tidak muncul di depan hadapan Senat AS adalah Gedung Putih, tetapi penasihat kepresidenan bidang keamanan nasional, John Bolton, membantahnya. "Tentu saja tidak," katanya kepada wartawan, tetapi ia tidak menjelaskan mengapa tidak akan ada kehadiran kepala intelijen itu.

Ketidakhadiran Haspel terjadi ketika Presiden Donald Trump membantah laporan CIA yang menyebut bahwa Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, memberikan perintah membunuh Khashoggi.

Menurut berbagai laporan, Haspel, yang terbang ke Istanbul dan mendengarkan rekaman audio pembunuhan Jamal Khashoggi, diyakini mendengar suara Pangeran Salman yang memerintahkan pembunuhan itu. Hal tersebut kemudian dimasukkan dalam laporan CIA.

Tapi, Trump telah menegaskan bahwa laporan CIA tidak meyakinkan.

Menanggapi tentang ketidakhadiran Haspel, anggota Senat AS yang anonim meyakini bahwa perempuan itu sengaja diminta oleh Gedung Putih untuk tidak hadir dalam pertemuan dengan Senat.

"Selalu ada orang intel di sana untuk briefing seperti ini. Hal ini benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya dan harus ditafsirkan sebagai upaya dari pemerintahan Trump yang mencoba membungkam komunitas intelijen."

Bruce Riedel, seorang pejabat veteran CIA dan seorang ahli hubungan AS-Saudi di Brookings Institution, mengatakan: "Gina Haspel telah menjadi petugas kasus pembunuhan Jamal Khashoggi. Dia pergi ke Turki dan dia adalah orang yang mendengarkan kaset dan dilaporkan telah memberi pengarahan kepada presiden Trump beberapa kali."

"Ini adalah bukti lebih lanjut bahwa Gedung Putih mencoba untuk membantu Saudi dalam melakukan upaya penutupan terburuk dalam sejarah modern," tambah Riedel.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Oposisi Tuduh Donald Trump Palsukan Laporan CIA tentang Khashoggi

Senior Partai Demokrat di Kongres Amerika Serikat (AS) menuduh Donald Trump berbohong tentang temuan CIA, terkait keterlibatan putra mahkota Arab Saudi dalam pembunuhan Jamal Khashoggi.

Adam Schiff, anggota komisi intelijen Partai Demokrat di DPR AS, mengatakan pada Minggu 25 November, bahwa adalah pernyataan palsu yang mengklaim CIA "tidak sampai pada kesimpulan" tentang apakah Mohammed bin Salman memerintahkan pembunuhan Khashoggi.

"Saya pikir presiden tidak jujur ​​dengan rakyat Amerika," kata Schiff kepada CNN State of the Union, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Senin 26 November 2018.

Dia mengatakan dia telah diberi penjelasan oleh CIA tentang penilaian agensi atas pembunuhan Khashoggi, yang dilaporkan menyimpulkan bahwa MBS --julukan populer Mohammed bin Salman-- terlibat langsung.

Pernyataan Schiff mengikuti komentar serupa dari Senator Jack Reed dari Rhode Island, yang mengatakan pada Jumat 23 November, bahwa Donald Trump berbohong tentang temuan CIA.

Pada hari Minggu, Senator Mike Lee, seorang pendukung Partai Republik dari negara bagian Utah, juga menentang komentar presiden.

Khashoggi, seorang kritikus MBS, tewas setelah memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober. Riyadh telah memberikan penjelasan yang kontradiktif tetapi secara konsisten membantah keterlibatan tingkat tinggi.

Bersamaan dengannya, Donald Trump telah dikritik tajam karena respons pasifnya. Dia mengatakan berulang kali pada hari Kamis bahwa, bertentangan dengan laporan media yang mengutip para pejabat intelijen senior, CIA tidak menemukan Pangeran Muhammad bertanggung jawab.

"Mereka (CIA) tidak menyimpulkan," kata Trump kepada wartawan di Florida.

"Tidak, tidak, mereka tidak menyimpulkan. Maafkan saya. Tidak, mereka tidak menyimpulkan. Mereka tidak sampai pada suatu kesimpulan. Mereka memiliki dugaan dengan cara tertentu. Saya punya laporan... mereka belum selesai, saya tidak tahu apakah ada yang bisa menyimpulkan putra mahkota melakukannya," lanjutnya cepat.

Reed, senior Demokrat di Senat komite layanan bersenjata, menjawab "ya" pada hari Jumat ketika ditanya oleh CNN jika Trump berbohong.

"CIA menyimpulkan bahwa putra mahkota Arab Saudi terlibat langsung dalam pembunuhan Khashoggi," katanya.

Reed mengatakan CIA memiliki "kepercayaan diri yang tinggi" dalam penilaiannya.

"Ini berdasarkan fakta, itu berdasarkan analisis," kata Reed.

"Gagasan bahwa mereka tidak mencapai kesimpulan hanyalah tidak berdasar. CIA telah menjelaskannya," lanjutnya tidak percaya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.