Sukses

Pejabat Militer Inggris: Rusia Lebih Mengancam dari ISIS

Rusia kini dianggap sebagai ancaman bagi keamanan nasional Inggris, bahkan jauh lebih besar dibanding ISIS dan organisasi teror lain.

Liputan6.com, London - Rusia kini dianggap sebagai ancaman bagi keamanan nasional Inggris, bahkan jauh lebih besar dibanding ISIS, demikian diungkapkan Kepala Staf Angkatan Darat (Army Chief) Britania Raya, Jenderal Mark Carleton-Smith.

Dalam wawancara dengan Daily Telegraph, ia menyebut, negaranya tak boleh lengah soal itu.

"Rusia berusaha untuk mengeksploitasi kerentanan dan kelemahan di mana pun mereka bisa mendeteksinya," kata dia, seperti dikutip dari BBC News, Sabtu (24/11/2018).

Hubungan London dan Moskow belakangan memang jauh dari rukun. Inggris menuding Rusia terkait kasus peracunan Salisbury dan sejumlah serangan siber.

Pada Maret 2018, mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal, yang menjual sejumlah rahasia ke pihak MI6, juga putrinya Yulia lolos dari maut dalam sebuah upaya pembunuhan menggunakan racun.

Mereka diserang dengan bahan kimia yang merupakan bagian dari racun saraf yang dikenal dengan nama Novichok.

Perempuan Inggris bernama Dawn Sturgess (44) juga terekspose racun syaraf yang sama dan meninggal di rumah sakit.

Sementara, pada bulan Oktober lalu, Pemerintah Inggris menuding layanan intelijen militer Rusia atau GRU berada di balik empat serangan siber terhadap sejumlah target penting di Amerika Serikat, termasuk Partai Demokrat. Juga ke sebuah stasiun televisi kecil di Britania Raya.

Di sisi lain, pihak Rusia membantah terkait dengan peracunan Skripal dan menyebut bahwa tudingan serangan siber sebagai 'fantasi belaka'.

Dalam wawancara pertama sejak ditunjuk sebagai Kepala Staf Umum (Chief of the General Staff) pada bulan Juni, Jenderal Carleton-Smith mengatakan, 'tak keraguan' bahwa Rusia menghadirkan ancaman daripada kelompok teroris, seperti Al Qaeda dan IS.

"Rusia telah memulai upaya sistematis untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi kerentanan Barat, khususnya di beberapa wilayah non-tradisional seperti siber, ruang angkasa, peperangan bawah laut," kata dia.

"Kita tak boleh lengah atas ancaman yang dihadirkan Rusia atau membiarkannya tidak tertandingi," kata pejabat militer Inggris itu.

 

Saksikan video terkait Inggris berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bantahan Rusia

Jenderal Carleton-Smith adalah mantan komandan SAS. Pria berusia 54 tahun itu lulus dari akademi militer Sandhurst pada tahun-tahun terakhir Perang Dingin.

Ia memimpin misi perburuan Osama bin Laden pasca-serangan 9/11 dan berada di garis depan pasukan Inggris dalam kampanye melawan ISIS di Irak dan Suriah.

Rusia sebelumnya jadi target kecaman para pemimpin dunia atas aneksasi Krimea dan perannya dalam konflik di Ukraina.

Moskow juga dituduh ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2016. Presiden Vladimir Putin dan pejabat level atas Rusia berulang kali membantah tudingan itu. 

Putin juga membantah tuduhan Inggris bahwa dua tersangka dalam kasus peracunan Skripal terkait GRU.

Rusia menuduh pemerintah Inggris mengalami 'Russophobia', menyesatkan komunitas internasional dan warga Inggris dengan "histeria anti-Rusia yang menjijikkan".

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.