Sukses

Bom Bunuh Diri Hantam Peringatan Maulid Nabi di Afghanistan, 50 Orang Tewas

Serangan bom bunuh diri di ibu kota Afghanistan, Kabul, pada 20 November 2018 telah menewaskan sedikitnya 50 orang.

Liputan6.com, Kabul - Serangan bom bunuh diri terhadap sekelompok ulama di ibu kota Afghanistan, Kabul, pada 20 November 2018 telah menewaskan sedikitnya 50 orang.

Sekitar 83 orang juga terluka ketika para ulama bertemu di aula pernikahan Uranus, sebuah kompleks perjamuan besar dekat bandara, untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad, demikian seperti dikutip dari BBC, Rabu (21/11/2018).

Ini adalah salah satu serangan paling mematikan di Kabul dalam beberapa bulan terakhir.

Belum ada yang mengklaim dalang di balik ledakan itu. Namun, Kelompok ISIS di Afghanistan dan Taliban telah melakukan serangkaian serangan serupa dalam beberapa tahun terakhir.

Akan tetapi, Taliban membantah keterlibatan dan mengutuk serangan itu.

Sekitar 1.000 orang dikatakan berada di lokasi kejadian pada saat ledakan.

Basir Mujahid, seorang juru bicara untuk polisi Kabul, mengatakan bahwa "Ulama Islam dan pengikut mereka telah berkumpul untuk membaca ayat-ayat Alquran dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad".

Pengebom bunuh diri itu berhasil masuk dan menuju pusat pertemuan, di mana dia meledakkan bahan peledaknya, kata Mujahid.

Saksi mata, yang merupakan pakar studi agama Mohammad Hanif mengatakan ada ledakan memekakkan telinga dan "semua orang di aula berteriak minta tolong".

Gambar-gambar dari tempat kejadian yang beredar menunjukkan pakaian robek dan bernoda darah, pecahan kaca dan perabotan yang terbalik.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengutuk serangan itu sebagai "kejahatan yang tak termaafkan" dan menyatakan hari Rabu 21 November sebagai hari berkabung nasional.

ISIS di Afghanistan, atau dikenal sebagai Islamic State Khorasan, telah mengaku bertanggung jawab atas sebagian besar serangan mematikan semacam itu baru-baru ini.

Mereka mengaku sebagai dalang di balik dua serangan di Kabul pada Agustus yang menewaskan puluhan orang.

Puluhan orang juga tewas di seluruh negeri saat pemilih memberikan suara dalam pemilihan parlemen negara pada bulan Oktober.

Taliban juga melanjutkan serangan, meskipun banyak dari mereka menargetkan pasukan keamanan Afghanistan yang didukung oleh koalisi Amerika Serikat dan NATO.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Upaya untuk Mengakhiri Konflik Menahun

Bulan ini, militan Taliban untuk pertama kalinya menghadiri pertemuan internasional, yang diselenggarakan oleh Rusia, untuk membahas upaya mengakhiri konflik selama puluhan tahun.

Utusan khusus AS untuk Afghanistan juga telah bertemu dengan pejabat Taliban di Qatar, tetapi belum ada kesepakatan sejauh ini.

Kekuatan dan jangkauan Taliban telah meningkat sejak pasukan tempur asing meninggalkan Afghanistan pada tahun 2014.

Masalah Taliban belum tuntas, Kelompok ISIS di Afghanistan telah menjadi momok lain. Ditentang oleh Taliban dan dianggap sebagai ancaman besar oleh kekuatan Barat, kelompok itu bertujuan untuk mengubah konflik di Afghanistan menjadi perang sektarian Sunni vs Syiah --yang mana mereka anggap murtad.

Kekerasan tidak berkurang. Kematian dan korban luka sipil telah mencapai rekor tertinggi. Korban angka untuk konflik, yang dimulai pada tahun 2001, adalah yang tertinggi sejak PBB mulai melakukan pencatatan pada tahun 2009.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.