Sukses

Gunung Fuego Kembali Erupsi di Guatemala, 4.000 Orang Mengungsi

Gunung Fuego di Guatemala dilaporkan erupsi pada Senin.

Liputan6.com, Guetamala City - Sekitar 4.000 orang telah dievakuasi dari ancaman erupsi Gunung Fuego di Guatemala, menyusul laporan tentang muntahan materi dan abu vulkanik yang menuruni lereng dengan cepat.

Dikutip dari The Guardian pada Selasa (20/11/2018), erupsi pada hari Senin itu merupakan ketiga kalinya, setelah sebelumnya terjadi pada awal tahun dan Juni lalu.

Unit vulkanologi Guatemala mengatakan bahwa ledakan dari gunung setinggi 3.763 meter itu mengguncang rumah dengan "suara konstan mirip lokomotif kereta".

Material pijar meledak setinggi 3,200 kaki (setara 975 meter) di atas kawah, yang diikuti oleh aliran batu panas dan abu sejauh sekitar 1,5 mil (setara 2,4 kilometer) di beberapa sisi gunung berapi.

Ledakan panas dari material piroklastik terdorong hingga ke lembah di lereng, sementara abu melayang menuju Guatemala City di arah timur.

Ratusan keluarga dikabarkan bergegas mematuhi perintah otoritas koordinasi bencana Guatemala untuk menaiki sekumpulan bus sekolah, yang telah disiapkan untuk perjalanan ke tempat penampungan. Komisi bencana nasional mengatakan 3.925 orang telah dievakuasi pada Senin pagi.

Gunung Fuego adalah salah satu gunung berapi yang paling aktif di Amerika Tengah, di mana letusan terakhirnya pada bulan Juni menewaskan 194 orang, dan 234 lainnya secara resmi hilang.

Sebelumnya, Gunung Fuego sempat memuntahkan abu dan batu panas pada Oktober lalu, mendorong peringatan waspada untuk masyarakat di sekitarnya. Tidak ada laporan kerusakan berarti dan korban jiwa kala itu.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Membuat Warga Khawatir

Bahaya terbesar dari gunung api adalah lahar, campuran abu, batu, lumpur dan puing-puing, yang dapat mengubur sebuah kota di dekatnya.

Namun, pada hari Senin, tidak ada laporan tentang aliran tersebut mencapai daerah-daerah padat penduduk.

Meski begitu, pihak berwenang tidak mau mengambil risiko, mereka tetap memerintahkan warga untuk segera mengungsi. Imbauan keras ini dilakukan guna memperbaiki kinerja, setelah sebelumnya dikritik kurang tanggap saat bencana erupsi pada Juni lalu.

Empat tempat penampungan telah disiapkan untuk pengungsi, yang tersebar di seluruh penjuru mata angin.

"Tadi malam kami mendengar gunung api bergemuruh, Anda bisa melihat api, kami tidak bisa tidur," kata Dora Caal (26) dari kota El Rodeonya, yang sebagian besar penduduknya telah dievakuasi.

"Saat mataahri terbit, kami berpikir untuk segera keluar, kami takut," lanjutnya.

Orang-orang seperti Caal masih belum pulih dari dampak letusan Juni.

"Saat itu saya kehilangan pekerjaan di sebuah peternakan yang berada di lereng gunung berapi. Mereka menutupnya dan kami tidak dapat bekerja di sana lagi," ujar Caal lirih.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.