Sukses

Demo Kenaikan Harga BBM di Prancis Berujung Rusuh, 400 Orang Terluka

Ratusan orang dilaporkan terluka dalam aksi protes lanjutan menentang kenaikan harga BBM di Prancis pada akhir pekan lalu.

Liputan6.com, Paris - Aksi protes terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Prancis, menyebabkan lebih dari 400 orang terluka, kata pejabat setempat pada hari kedua.

Kementerian Dalam Negeri Perancis mengatakan bahwa hampir 300 orang demonstran diinterogasi, dan 157 di antaranya ditahan.

Sekitar 288.000 orang ikut ambil bagian dalam unjuk rasa pada Sabtu 17 November, kata kementerian itu, yang terus berlanjut hingga keesokannya harinya.

Para demonstran, yang dikenal sebagai "rompi kuning", mendirikan blokade beberapa ruas jalan di kota-kota besar Prancis, demikian sebagaimana dikutip dari BBC pada Senin (19/11/2018).

Banyak dari demonstran mengubah sasaran kemarahan mereka ke Presiden Emmanuel Macron, yang dituding tidak tahu menahu tentang dampak kenaikan harga BBM.

Macron belum mengomentari protes tersebut, meski telah melihat popularitasnya merosot dalam jajak pendapat publik terbaru.

Di lain pihak, presiden berkuasa tahun lalu bersumpah untuk merombak ekonomi Prancis, dan berpendapat bahwa kenaikan BBM diperlukan untuk mendorong masyarakat keluar dari ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.

Pemerintah telah mengumumkan sejumlah langkah untuk membantu keluarga miskin membayar kebutuhan energi dan tagihan transportasi mereka.

Tetapi dukungan terhadap aksi protes tampak meluas. Hampir tiga perempat responden dalam jajak pendapat oleh lembaga Elabe mendukung Rompi Kuning, dan 70 persen di antaranya menginginkan pemerintah untuk memangkas kenaikan pajak bahan bakar.

Amarah Meletus di Beberapa Tempat

Demonstran turun ke jalan di lebih dari 2.000 lokasi di seluruh Prancis pada hari Sabtu, menurut Kementerian Dalam Negeri.

Sebagian besar protes berlalu dengan damai, tetapi di beberapa tempat, amarah meletus dan para pengemudi berusaha menerobos rintangan jalan.

Dalam insiden terburuk, seorang wanita pengunjuk rasa meninggal setelah seorang sopir yang dikelilingi oleh demonstran panik dan mempercepat laju kendaraannya.

Sopir telah dituduh melakukan pembunuhan dan dibebaskan dengan jaminan, kata jaksa.

Sekitar 3.500 orang turun ke jalan pada akhir pekan, dalam apa yang Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner sebut sebagai malam penuh kegelisahan.

"Ada serangan, perkelahian, penikaman," katanya. "Ada perkelahian di antara 'pengunjuk rasa' rompi kuning. Ada banyak alkohol di tempat-tempat tertentu, yang menyebabkan perilaku bodoh ini."

Dia mengatakan lebih dari 400 orang terluka, 14 di antaranya dalam kategori serius.

Stasiun televisi BFMTV melaporkan bahwa masih pengunjuk rasa yang berkerumun di sekitar 150 titik hingga hari Minggu petang.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Belum Memberikan Solusi

Harga solar, bahan bakar yang paling umum digunakan di mobil Prancis, telah meningkat sekitar 23 persen selama 12 bulan terakhir menjadi rata-rata 1,51 euro (setara Rp 28/420) per liter, titik tertinggi sejak awal 2000-an, lapor kantor berita AFP.

Harga minyak dunia memang naik sebelum jatuh kembali, tetapi pemerintahan Macron menaikkan pajak hidrokarbonnya tahun ini sebesar 7,6 sen per liter pada solar, dan 3,9 sen pada bensin, sebagai bagian dari kampanye untuk bahan bakar yang lebih bersih.

Keputusan untuk memaksakan peningkatan lebih lanjut 6,5 sen pada solar dan 2,9 sen pada bensin pada 1 Januari 2019 dianggap sebagai jerami terakhir.

Awal pekan ini, Macron berada di Jerman untuk hari berkabung nasional yang mengenang korban perang, dan kantornya mengatakan momen tersebut tidak pantas untuk membahas tanggapan terhadap aksi protes.

Di sisi lain, Perdana Menteri Prancis Edouard Philippe telah berbicara tentang aksi protes terkait di televisi Prancis pada Minggu malam, namun pengamat menilai jawabannya belum memberikan solusi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.