Sukses

Peneliti Temukan Pencegahan Kelahiran Bayi Prematur Lewat Kandungan Ini

Peneliti di Adelaide telah mengonfirmasi cara sederhana dan hemat biaya untuk membantu mencegah kelahiran prematur dan komplikasi kesehatan bayi.

Liputan6.com, Adelaide - Ketika seorang ibu asal Adelaide, Jo Slade, melahirkan putranya yang bernama Ari, ia tak yakin apakah buah hatinya itu akan bertahan hidup.

"Ia lahir di minggu ke-30 dan ia dirawat di unit perawatan intensif (NICU) selama 10 minggu," tuturnya.

"Saya selalu berasumsi bahwa memiliki bayi prematur hanyalah memiliki bayi kecil, tetapi Anda tak memahami komplikasi di baliknya sampai Anda bertanya-tanya setiap hari: 'Apakah kita akan berhasil melewati hari ini?'," ujarnya, demikian dikutip dari laman ABC Indonesia, Sabtu (16/11/2018).

Ari kini berusia delapan tahun dan seringkali dalam kondisi sehat dan kuat, tetapi ia memiliki masalah dengan kondisi penglihatannya dan jantungnya.

Kini para peneliti di Adelaide telah mengonfirmasi cara "sederhana dan hemat biaya" untuk membantu mencegah kelahiran bayi prematur dan komplikasi kesehatan yang terkait.

Para peneliti dari Universitas Adelaide, Dinas Kesehatan Australia Selatan and Institut Penelitian Medis (SAHMRI) dan Rumah Sakit Perempuan dan Anak-anak meninjau hasil 70 penelitian dari seluruh dunia, yang melibatkan 20.000 perempuan.

Peneliti SAHMRI, Maria Makrides, mengatakan data menunjukkan suplementasi omega-3 setiap hari mengurangi risiko kelahiran sebelum 37 minggu sebesar 11 persen, dan mengurangi risiko kelahiran sebelum 34 minggu sebesar 42 persen.

"Temuan ini sangat signifikan dan penting karena ada sangat sedikit intervensi yang bisa mengurangi risiko kondisi prematur," kata Profesor Makrides.

"Nasehat untuk ibu hamil yang mengandung bayi tunggal adalah konsumsilah suplemen dengan asam lemak omega-3 dari minggu ke-12 kehamilan."

"Suplemen ini seharusnya mencakup setidaknya 500 miligram asam lemak omega-3 yang disebut DHA."

Profesor Makrides mengatakan sementara hasil dari penelitian itu definitif, para peneliti tak sepenuhnya yakin mengapa omega-3 mengurangi risiko persalinan dini.

"Kami tak tahu persis mekanisme tentang bagaimana cara kerja omega-3 tetapi kemungkinan itu mengurangi potensi hormon yang sangat kuat yang sering memulai kelahiran prematur untuk memperpanjang durasi kehamilan," katanya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penelitian Diharapkan Bantu Bayi Sehat

Dokter spesialis bayi baru lahir (neonatalogi) di Rumah Sakit Perempuan dan Anak-Anak, Andy McPhee, mengatakan hasil dari tinjauan penelitian ini adalah "luar biasa".

"Bayi-bayi berusia kurang dari 34 minggu-lah yang kami lihat mendapat manfaat terbesar dan mereka adalah bayi yang paling berisiko," kata Dr McPhee.

"Pada kondisi prematur ekstrim, pada 23 atau 24 minggu, ada kemungkinan besar bahwa bayi tak akan bertahan hidup [atau] bayi itu bisa bertahan hidup, tetapi dengan sistem organ yang rusak."

"Hal yang luar biasa tentang data ini adalah bahwa di Australia Selatan kami mungkin memiliki 500 hingga 600 bayi di bawah 34 minggu dalam setahun, dan saya menghitung bahwa kami akan mengurangi 150 bayi dari jumlah itu karena kami memindahkan mereka ke periode kehamilan yang lebih menyenangkan."

"Jadi itu masalah besar ... dan di seluruh Australia hal itu akan diterjemahkan menjadi 1.000 atau 2.000 bayi, dan di seluruh dunia itu jumlahnya ratusan ribu."

Slade mengatakan hal yang "sangat baik untuk mengetahui" ada strategi sederhana bagi perempuan untuk mengurangi risiko kelahiran prematur.

"Tak ada risiko dengan suplemen dan tak ada komplikasi - itu adalah dosis yang jika Anda melebihinya, itu hanya dicerna tubuh Anda," katanya.

"Saya benar-benar mendukung keterlibatan jenis pesan seperti ini untuk masyarakat karena ini adalah sesuatu yang bisa berdampak sangat lama bagi kesehatan anak Anda."

Menteri Kesehatan Stephen Wade mengatakan Pemerintah Negara Bagian berencana untuk segera meluncurkan informasi tentang penelitian ini kepada ibu-ibu hamil dan dokter mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.