Sukses

10 Penjara Rahasia Ini Disembunyikan Pemerintah Lokal dari Publik?

Inikah penjara-penjara rahasia di dunia yang disembunyikan oleh pemerintah lokal dari publik?

Liputan6.com, Missouri - Sejumlah pemerintah dan badan intelijen di berbagai negara dilaporkan mengoperasikan penjara rahasia. Kenyataan bahwa fasilitas-fasilitas ini tidak secara resmi ada, menunjukkan bahwa penjara tersebut disembunyikan dengan baik dari mata-mata lembaga hak asasi manusia dan pengadilan.

Lantaran tak banyak yang mengetahui letak dan keberadaan tempat tahanan itu, konon penyiksaan di lingkungan penjara kerap terjadi. Selain itu, para penjahat yang dikurung juga tidak diperlakukan dengan tidak manusiawi.

Mengutip Listverse.com, Jumat (16/11/2018), beberapa otoritas berwenang di jagat ini tidak ingin khalayak umum tahu tentang 10 penjara rahasia berikut.

Banyak di antara penjara itu ditutup, sebelum atau setelah terekspos. Sedangkan yang lain, keberadaannya masih belum bisa dikonfirmasi, sejalan dengan pengakuan pemerintah setempat yang menyangkal keberadaan bui-bui itu.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 11 halaman

1. Salt Pit - Afghanistan

Salt Pit adalah penjara rahasia yang dikelola oleh CIA di Afghanistan. Ini adalah salah satu dari beberapa penjara yang didirikan oleh CIA setelah serangan 9/11. Pembangunannya dimaksudkan untuk menahan orang-orang yang dicurigai memiliki hubungan dengan teroris.

Penyiksaan adalah bagian dari kehidupan para tahanan di Salt Pit, dan mereka kerap dikenai hukuman serta perlakuan yang tidak manusiawi, termasuk eksekusi mati.

Salt Pit dulunya adalah pabrik batu bata, sebelum diubah menjadi situs gelap. Sel-selnya berukuran kecil, sempit, tanpa jendela atau toilet.

Apa yang disediakan oleh para sipir untuk seluruh tahanan adalah sebuah ember. Narapidana ditelanjangi dan disuruh tidur di lantai beton nan dingin. Petugas CIA juga selalu membunyikan musik keras yang bising, sebagai bentuk penyiksaan psikologis terhadap tahanan.

Ghairat Baheer, yang ditahan di penjara mengerikan ini selama enam bulan, mengungkapkan bahwa interogator CIA mengikatnya di kursi dan duduk di atas perutnya.

Sementara napi lain, Gul Rahman, dinyatakan tewas saat berada dalam tahanan dan menerima hukuman kejam. Ini adalah kasus kematian pertama yang diverifikasi terjadi di Salt Pit.

Gul ditelanjangi, tangannya dirantai di atas kepalanya, dan ia berulang kali dipukuli, disiram dengan air yang ditempatkan dalam satu ember. Ia meninggal karena hipotermia pada pagi hari, 20 November 2002.

Mirisnya, CIA tidak mengembalikan jasad Gul ke keluarganya atau memberi tahu sanak famili Gul tentang kematiannya.

3 dari 11 halaman

2. Camp 7 - Pangkalan Angkatan Laut AS di Guantanamo

Saat penjara di Teluk Guantanamo sudah terkenal dan memicu kontra, namun bui ini rupanya masih punya ruang rahasia yang bahkan lebih kontroversial. Salah satu tempat tersebut adalah Camp 7 (Camp Seven), yang dibangun di lokasi tersembunyi dan jauh dari penjara utamanya.

Camp 7 disembunyikan oleh pihak berwenang dengan saksama, sehingga tidak ada yang tahu keberadaannya selama dua tahun setelah dibuka pada tahun 2006. Beberapa orang yang tahu bahkan tutup mulut, tidak pernah membicarakannya jika ada yang bertanya.

Ketika keberadaan Camp 7 terungkap, wartawan tidak diizinkan untuk berkunjung. Sedangkan untuk Palang Merah, diizinkan masuk dengan syarat mereka yang datang tidak diperkenankan untuk buka suara di hadapan umum tentang apa yang dilihatnya.

Kamp tersebut adalah rumah bagi 15 tahanan CIA yang dianggap sebagai "kepala bernilai tinggi". Salah satunya ialah Khalid Sheik Mohammed, yang menjadi dalang di balik serangan 11 September 2001.

Namun di satu sisi, CIA telah dituduh menyiksa seluruh tahanan yang dijebloskan ke Camp 7. Selama menjalani persidangan di pengadilan, salah satu narapidana bernama Ramzi Bin al Shibh, mengeluh bahwa selnya selalu bergetar dan kerap terdengar suara aneh.

Merespons komplain itu, militer Amerika Serikat membantah adanya penyiksaan psikologis dan mengklaim bahwa Shibh hanya mendengar hal-hal biasa.

Pada tahun 2014, Pentagon, mengakui bahwa Shibh memang mendengar suara-suara yang disebutnya aneh itu. Akan tetapi, markas Departemen Pertahanan AS tersebut menyebut bahwa bunyi berisik yang didengar Shibh adalah suara dari penjara yang runtuh.

Pentagon mengklaim bahwa Camp 7 pada awalnya dibangun menggunakan struktur sementara dan hanya diberi anggaran oleh Kongres sebesar US$ 49 juta untuk pembangunan dan US$ 69 juta untuk mengerjakan drainase beserta pondasinya.

Kendati demikian, Kongres menolak untuk mengalokasikan dananya.

4 dari 11 halaman

3. Penny Lane - Pangkalan Angkatan Laut AS di Guantanamo

Penny Lane adalah penjara rahasia lain yang terletak di Teluk Guantanamo. Dibuka pada tahun 2003, para tahanan yang dikurung di sana menikmati kehidupan mewah.

Mereka tinggal di pondok, lengkap dengan tempat tidur yang sangat nyaman, dapur, teras, pancuran, dan televisi. Mereka juga bisa meminta kemewahan tambahan, termasuk pornografi.

Fakta bahwa para tahanan yang dipenjara di Penny Lane bisa menikmati gemerlapnya fasilitas penjara, seharusnya tidak terlalu mengejutkan. Tempat itu secara khusus disediakan untuk teroris yang menjalani pelatihan sebagai agen ganda.

Usai pelatihan rampung, mereka dibebaskan dan diizinkan untuk kembali ke sel-sel teroris mereka, di mana mereka akan mendapatkan tugas sebagai informan CIA.

Informasi ini digunakan untuk menyiapkan serangan pesawat tanpa awak (drone) terhadap target yang diinginkan. Sebagai gantinya, CIA bakal memberi jutaan dolar kepada para teroris untuk bayaran mereka.

Akan tetapi, program itu tidak berjalan lancar. Konon, beberapa teroris kembali dengan sel mereka dan tidak pernah melaporkan apa pun ke CIA. Ada juga yang menjadi agen ganda secara terpaksa, karena CIA mengancam akan membahayakan anak-anak mereka.

Sedangkan kelompok militan Al-Qaeda tahu bahwa CIA mencoba untuk mengubah sebagian besar anggotanya, yang menjadi tahanan Penny Lane, untuk menjadi agen ganda dan sudah 'memesan' mereka yang dibebaskan dari Teluk Guantanamo untuk bekerja pada CIA.

Namun, program perekrutan tersebut berakhir pada tahun 2006.

5 dari 11 halaman

4. The Resort - Korea Utara

The Resort adalah Penny Lane-nya Korea Utara. Para narapidana yang dipenjarakan di sana bukan teroris, tetapi para kerabat dan pejabat yang masuk dalam 'daftar hitam' dari oligarki Korea Utara.

Meski letak bui ini tidak berada di pulau terpencil, tapi keberadaannya dekat dengan sebuah kota bernama Hyanghari --hanya 50 kilometer (30 mil) dari perbatasan China.

The Resort diyakini memiliki tahanan sekitar 1.000 orang. Tempat ini punya begitu banyak napi karena mereka sering pindah bersama keluarga mereka.

Meski dijaga ketat, namun penjara tersebut tidak tampak seperti selayaknya penjara pada umumnya, lebih mirip kota kecil. Narapidana di sana pun tidak berusaha melarikan diri, karena kondisi hidup mereka tidak buruk.

Mereka juga tidak melakukan kerja keras atau menanggung hukuman tambahan, serta mendapatkan makanan matang gratis setiap hari. Kim Song-ae adalah salah satu wanita yang dicurigai menjadi tahanan di The Resort. Dia dulunya adalah istri kedua dari mendiang mantan presiden Kim Il Sung.

Tahanan lain yang dicurigai berada The Resort adalah bibi dari pemimpin Korea Utara saat ini, Kim Jong Un. Perempuan yang dimaksud adalah istri dari Jang Song-taek. Dia dibawa ke The Resort setelah suaminya dieksekusi pada Desember 2013.

6 dari 11 halaman

5. Cat’s Eye - Thailand

Selain mendapat julukan sebagai Detention Site Green, Cat's Eye adalah penjara rahasia CIA yang berada di Thailand. Sejauh yang diketahui, penjara mengerikan ini masih beroperasi hingga kini, karena tidak ada yang tahu lokasi tepatnya.

Ada yang mengatakan bahwa Cat's Eye terletak di luar Bangkok, sementara yang lain menyebut kalau Cat's Eye ada di Udon Thani. Namun, sebagian besar orang setuju bahwa ini bertempat di Thailand, meskipun CIA dan pemerintah Thailand menyangkal keberadaannya.

Cat's Eye terekspos dalam laporan Senat Amerika Serikat tahun 2014, di mana lokasinya terdaftar sebagai "Country [REDACTED]." Penjara itu baru dibentuk pada tahun 2002 untuk menahan Abu Zubaydah, seorang pejuang mujahidin yang dicurigai menjadi salah satu antek Osama bin Laden.

Abu dijemput di Pakistan pada Maret 2002 dan CIA bingung di mana harus menahannya. Agen pemerintah AS ini menginginkan tempat yang jauh dari yurisdiksi Negeri Paman Sam dan Palang Merah.

Abu dilaporkan sangat disiksa selama berada di dalam penjara. Selama beberapa bulan, ia adalah satu-satunya narapidana yang ditahan di sana, dan para penyiksanya memiliki banyak waktu untuk bersamanya.

Ia tinggal di dalam kotak yang tidak lebih besar dari peti mati dan terus-menerus di-waterboarding (teknik interogasi yang dikenakan kepada tahanan dengan cara mengikat tangan dan wajah, menggantung tubuhnya dengan posisi kepala di bawah, menutup kepalanya dan memasukkan badannya ke dalam air) sampai ia pingsan.

CIA menggunakan dia untuk menguji beberapa "teknik interogasi yang sedang disempurnakan".

Tahanan kedua Cat's Eye adalah Abd al Rahim al-Nashiri, yang dijebloskan ke sana pada November 2002. Ia sering ditampar, ditelanjangi, dan dilarang tidur. Ia juga beberapa kali dihantam ke dinding, hukuman yang disebut "walling".

Cat's Eye dilaporkan ditutup pada Desember 2002, setelah CIA memindahkan seluruh tahanan ke situs gelap lain di Polandia.

7 dari 11 halaman

6. Temara Interrogation Center - Maroko

Temara Interrogation Center adalah penjara rahasia yang dioperasikan oleh CIA dan pemerintah Maroko. Terletak di Temara, dekat Rabat, fasilitas ini awalnya dibuka sebagai pusat interogasi rahasia yang dikelola CIA setelah serangan 11 September 2001.

Namun, CIA segera mengubahnya menjadi penjara. Sedangkan pemerintah Maroko lebih tertarik untuk mengurung tahanan politik.

Zakaria Moumni, seorang warga Prancis-Maroko yang ditahan di sana selama empat hari karena alasan politik, menceritakan bahwa para interogator mengatakan kepadanya bahwa ia berada di rumah jagal dan akan dicincang.

Tahanan lainnya, Oussama Boutahar, yang merupakan anggota kelompok militan Islam berbasis di Bosnia pada 1990-an dan 2003, mengaku bahwa otoritas Maroko menyiksanya karena pemerintah AS yang menyuruh.

Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Senat AS mengungkapkan bahwa CIA tahu bahwa Maroko menyiksa tahanan di fasilitas itu. CIA mengeluh kepada agen intelijen Maroko, tetapi keluhan itu hanya menghancurkan hubungan antara CIA dan pemerintah Maroko.

CIA juga berencana meninggalkan situs Temara, memindahkan para tahanan ke penjara lain. Tetapi kemudian mereka berubah pikiran. Meski demikian, Maroko menyangkal semua tuduhan penyiksaan.

8 dari 11 halaman

7. Camp Lemonnier - Djibouti

Djibouti adalah negara kecil yang terletak di Horn of Africa atau Tanduk Afrika bersama beberapa negara lain, termasuk Al-Shabbab dan Somalia. Negara ini juga dekat dengan Yaman, yang saat ini sedang dirundung perang saudara.

Lokasi strategis Djibouti sebagai negara kecil adalah alasan AS mendirikan pangkalan militer di sana. Dari tempat itu, yang disebut Camp Lemonnier, AS meluncurkan serangan pesawat tak berawak (drone) terhadap target di Somalia dan Yaman.

Ada juga klaim yang belum dikonfirmasi bahwa CIA mengoperasikan penjara rahasia di pangkalan.

Sementar itu, Kongres AS dilaporkan memiliki informasi tentang keberadaan fasilitas ini, tetapi menolak untuk mempublikasikannya. Kongres juga dikabarkan tahu betul bahwa beberapa tahanan yang ditahan di sana tidak bersalah.

Muhammad Abdullah Saleh Asad adalah salah satu narapidana yang seharusnya ditahan di Camp Lemonnier. Ia mengklaim telah disiksa di sana, sebelum dipindahkan ke situs gelap lain di Afghanistan, di mana ia juga menerima siksaan.

Mahdi Hashi, mantan tahanan lain, mengatakan bahwa ia dijebloskan ke penjara itu setelah diculik oleh agen CIA di Mogadishu, Somalia. Dia mengklaim bahwa dia ditangkap karena dia menolak memata-matai intelijen Inggris.

9 dari 11 halaman

8. Penjara Gay Tidak Bernama - Chechnya

Chechnya adalah wilayah otonomi mayoritas Muslim di Rusia. Negara ini telah terlibat dalam serangkaian perang dengan Rusia, demi menjadi bangsa yang merdeka.

Untuk mengakhiri perang yang berulang, Rusia memberikannya pemerintahan tersendiri. Kini, Chechnya telah memiliki kepala negara, yaitu Ramzan Kadyrov.

Namun, Kadyrov dituduh menjalankan penjara rahasia di mana pria gay disiksa sampai mati

Rusia dan Chechnya tidak mentoleransi kaum gay. Ketika Negeri Beruang Merah telah memperkenalkan undang-undang untuk mengawasi kelompok gay, Chechnya justru lebih suka menculik mereka dan menahannya di pusat-pusat penahanan rahasia, di mana mereka disiksa berulang kali. Bahkan terkadang sampai mati.

Beberapa wartawan yang melaporkan keberadaan penjara rahasia di Chechnya telah dibunuh.

Novaya Gazeta, koran pertama yang berani melaporkan penculikan, penahanan, dan pembunuhan di penjara tak beranama itu, telah menyebabkan setidaknya enam jurnalisnya tewas.

Beberapa wartawan yang selamat, hidupnya terancam. Sedangkan yang lain, melarikan diri dari negara itu.

10 dari 11 halaman

9. Penjara Misterius di Ukraina

Antara 2014 dan 2016, Security Service of Ukraine atau Dinas Keamanan Ukraina (SBU) mengoperasikan sebuah penjara rahasia di Kharkiv. Situs ini digunakan untuk menahan orang-orang yang dicurigai mendukung atau bersimpati dengan Rusia selama intervensi militer negara itu di Ukraina dan pencaplokan Krimea.

Pada saat itu, SBU menolak untuk mengakui keberadaan penjara rahasia tersebut kepada publik dan menyebut bahwa tuduhan itu sebagai propaganda Rusia. SBU dan militer Ukraina meluncurkan penyelidikan independen terhadap keberadaan fasilitas terkait, tetapi keduanya menutup penyelidikan mereka tanpa mendapatkan kesimpulan apa pun.

Murasaki Vakaruk ditahan di penjara misterius ini selama sekitar 600 hari. Ia mengaku berulang kali disiksa. Ketika tiba di sana, salah satu interogatornya mengatakan kepadanya bahwa ia akan menerima pukulan yang diarahkan ke dada, bila memberikan jawaban salah.

Vakaruk menerima pukulan berulang dan ditahan dalam sel seluas 2 meter persegi. Suhunya pun dibuat menjadi sangat dingin, sehingga air pun membeku. Kisah tragis yang dialaminya memuncak, saat dirinya harus kehilangan ginjal.

Vakaruk sempat dilarikan ke rumah sakit militer setempat, di mana dia menjalani operasi untuk mengangkat ginjal yang rusak sebelum dikembalikan ke penjara.

Vakaruk juga mengatakan bahwa dia dipaksa mengaku sebagai pendukung pasukan Rusia. Namun ia dibebaskan ketika Ukraina memulai pembebasan massal para tahanan, karena tekanan oleh kelompok hak asasi manusia.

Sebagai ganti rugi, Vakaruk menerima 100 hryvias (US$ 3,80). Setelah keluar penjara, ia dan tahanan lainnya diancam agar tidak pernah mengungkapkan pengalaman mereka kepada siapa pun selama ditahan.

Penjara rahasia di Kharkiv adalah salah satu dari beberapa fasilitas rahasia yang dioperasikan oleh SBU. Amnesty International dan Human Rights Watch menuduh lembaga pemerintah itu memelihara penjara rahasia lainnya di Kramatorsk, Izium, dan Mariupol. 

11 dari 11 halaman

10. Black Jails - China

Black jail atau penjara hitam adalah penjara rahasia independen yang dioperasikan secara ilegal oleh banyak pemerintah provinsi di China dan otoritas setempat.

Atas izin pemerintahan pusat, seluruh warga diminta untuk melaporkan setiap keluhan kepada pemerintah lokal dan pemerintah provinsi.

Jika mereka tidak mendapatkan keadilan, mereka diizinkan untuk melapor ke pemerintah pusat di Beijing. Pemerintah pusat sendiri menggunakan jumlah laporan yang diterimanya untuk menentukan keefektifan pemerintah lokal dan provinsi.

Agar terhindar dari daftar hitam pemerintah pusat, pemerintah lokal dan provinsi mempekerjakan lebih dari 10.000 orang untuk memburu, menculik, menahan, dan menyiksa penduduk yang melakukan perjalanan ke Beijing untuk membuat laporan ke pusat.

Penjara ini biasanya berupa rumah kosong, bangsal psikiatri, dan wisma. Pada tahun 2009, banyak provinsi di Tiongkok yang mengoperasikan 73 Black Jail di Beijing.

Pemerintah pusat awalnya menampik keberadaan penjara hitam ini, tetapi kemudian mereka menegaskan bahwa bui ini benar-benar ada.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.