Sukses

Pemilu Paruh Waktu AS 2018 Catat Rekor Jumlah Pemilih Terbanyak

Jumlah pemilih pada pemilu paruh waktu AS 2018 catat rekor terbanyak dalam satu abad terakhir.

Liputan6.com, Washington DC - Muncul sebuah guyonan di tengah para pengamat politik Amerika Serikat tentang apa prestasi Presiden Donald Trump sejauh memerintah saat ini. Jika ada, menurut mereka, itu adalah bahwa dia berhasil meningkatkan keterlibatan politik dari sebagian besar publik Negeri Paman Sam.

Dikutip dari Time.com pada Jumat (16/11/2018), jumlah pemilih nasional dalam pemilu paruh waktu AS 2018 mencapai rekor terbaru lebih dari satu abad terakhir.

Di seluruh wilayah Amerika Serikat, jumlah pemilih yang berpartisipasi pada pemilu paruh waktu 2018 dilaporkan berjumlah 49,2 persen. Pada 2014, jumlah itu hanya berkisar 37 persen, dan rata-rata selama beberapa dekade terakhir mengambang di angka 40 persen.

Terakhir kali jumlah pemilih dalam pemilu paruh waktu yang mencapai 50 persen terjadi pada 1914, sebelum wanita memiliki hak suara di AS.

Di beberapa negara bagian, jumlahnya bahkan lebih tinggi. Washington dan Colorado, yang sangat memanfaatkan voting melalui surat suara, menduduki puncak dengan partisipasi sebesar 69,4 persen dan 65,5 persen.

Sementara itu, Minnesota, negara bagian yang selalu memiliki partisipasi tinggi dalam pemilu paruh waktu, melaporkan jumlah aktif 64,3 persen tahun ini.

Bahkan beberapa negara bagian dengan angka partisipasi rendah menunjukan kenaikan signifikan pada pemilu paruh waktu AS 2018.

Di Texas, antusiasme yang dihasilkan oleh kandidat Demokrat Beto O'Rourke (yang kalah tipis) membantu meningkatkan jumlah pemilih menjadi 46,1 persen, dibandingkan dengan 28,3 persen pada 2014.

Georgia, yang kerap menghadirkan kandidat gubernur kontroversial terkait isu ras, mengalami peningkatan dari 38,6 persen menjadi 55 persen.

Secara keseluruhan, lebih dari 103 juta suara disalurkan di seluruh Amerika Serikat dalam pemilu untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

Beberapa negara bagian, seperti California, masih memproses surat suara, tetapi pada akhirnya mengumumkan Demokrat unggul 51,8 persen dari keseluruhan suara, sementara Partai Republik menyumbang 46,5 persen.

Dengan tujuh penghitungan suara masih berlangsung, Demokrat telah membukukan perolehan bersih sebanyak 35 kursi, memberi mereka kendali atas DPR untuk pertama kalinya sejak 2010.

Sebanyak 33 negara bagian juga menggelar pemilu Senat, di mana total setidaknya 84 juta suara telah disampaikan.

 

Simak video pilihan berikut: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Referendum Pemerintah Trump?

Sementara itu, muncul anggapan bahwa meningkatnya partisipasi pada pemilu paruh waktu 2018, adalah referendum terhadap pemerintahan Donald Trump. Namun, hal itu tidak sepenuhnya benar, setidaknya oleh hasil jajak pendapat terbaru dari Pew Research Center.

Menurut analisisnya, sebesar 35 persen orang Amerika mengatakan presiden bukan faktor keikutsertaan mereka pada pemilu paruh waktu. Sementara 39 persen lainnya mengatakan mereka datang ke TPS untuk melawan Trump.

Adapun kelompok yang mendukung kepemimpinan Trump tampil sekitar 25 persen dalam partisipasi pemilu paruh waktu.

Ditambahkan oleh Pew, 57 persen orang Amerika "senang" tentang hasil pemilu paruh waktu, meskipun ada pembagian partisan yang tajam atas apa yang mereka sukai.

Ketika berbicara tentang peluang untuk kemajuan legislatif bipartisan nyata dalam dua tahun ke depan, pandangan publik Amerika menjadi lebih gelap. Sebanyak 63 persen responden mengatakan Trump tidak akan berhasil dengan program-programnya.

Hampir setengah dari semua orang Amerika berpikir bahwa hubungan antara Partai Republik dan Demokrat akan bertambah buruk, sementara hanya 9 persen yang melihat keduanya menjadi lebih baik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.