Sukses

Kotoran Burung... Menguak 4 Takhayul tentang Uang dari Seluruh Dunia

Ada banyak takhayul yang berkaitan dengan uang masih diyakini oleh sebagian masyarakat dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari sekadar alat transaksi perdagangan, uang ternyata juga memiliki andil dalam banyak cerita rakyat, dongeng, dan kadang-kadang mitos yang membingungkan.

Beberapa takhayul tentang uang bahkan melintasi batas-batas budaya dan perbedaan benua, yang beberapa di antaranya masih memiliki banyak pendukung hingga saat ini.

 

Ada yang mengaitkan keberadaan suatu hewan dengan harapan bertambahnya pemasukan. Ada pula yang mempertaruhkan peruntungan melalui keyakinan terhadap suatu hal yang mustahil.

Apapun itu, uang selalu mengiringi dinamika kehidupan manusia dari dulu hingga sekarang, termasuk tentang keyakinan semu yang berkaitan dengan kekayaan.

Berikut adalah empat takhayul tentang uang yang masih diyakini oleh banyak orang hingga saat ini, sebagaimana dikutip dari Gobankingrates.com pada Kamis (15/11/2018).

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Laba-Laba di Saku Pertanda Uang Tunai Bertambah

Takhayul uang ini memiliki banyak variasi dan diyakini di banyak area, mulai dari Inggris hingga ke pulau-pulau Karibia seperti Trinidad and Tobago, dan lainnya.

Dalam satu contoh, "The Encyclopedia of Superstitions" mencatat bahwa laba-laba yang yang berlari di atas pakaian yang dikenakan menandakan bahwa pakaian itu akan diganti dengan yang baru.

Lebih dari itu, jika hewan berkaki delapan ini ditangkap dan dikantongi, maka seseorang diyakini tak akan pernah kehabisan uang tunai.

3 dari 5 halaman

2. Mengubur Patung Santo Yosef untuk Mempercepat Penjualan Rumah

Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa orang Katolik dan non-Katolik menggunakan bantuan dari replika patung kayu untuk mempercepat penjualan sebuah rumah. Caranya adalah dengan mengubur patung kecil sosok suci Santo Yosef, dalam posisi terbalik di bawah papan tanda "Dijual".

Bagaimana Santo Yosef mengambil peran ini tidak diketahui pasti, beberapa cerita menyebutkan praktik itu berasal dari tahun 1500-an, ketika ordo biarawati Karmelit ingin membangun biara guna memulai babak baru kehidupan mereka.

Awalnya, para biarawati kesulitan menemukan tanah. Pemimpin mereka, Santo Teresa, menyarankan untuk berdoa kepada Santo Yosef yang merupakan pelindung rumah dan menguburkan medali replika sosok suci itu yang telah diberkati.

Tak lama setelahnya, muncul pembeli yang sepakat membeli properti mereka dengan harga menguntungkan.

4 dari 5 halaman

3. Setiap Kotoran Burung Sama dengan Nominal Uang

Di Rusia, banyak orang meyakini bahwa kotoran burung yang jatuh menimpa seseorang, berarti tanda keberuntungan. Semakin banyak tertimpa kotoran, maka semakin baik hari seseorang, di mana hal itu melambangkan kemudahan dalam meraih rezeki dalam waktu dekat.

Orang-orang Rusia bukan satu-satunya yang percaya bahwa "kejutan dari langit" itu dapat membawa keberuntungan. Banyak orang di seluruh dunia melihat kotoran burung sebagai tanda uang yang datang dari surga, atau sebagai pembayaran atas ketidaknyamanan yang diterima.

Hal tersebut di antara diyakini oleh sebagian masyarakat India, Afrika Timur, dan beberapa di Asia Tenggara.

5 dari 5 halaman

4. Menancapkan Koin di Pohon untuk Raih Keberuntungan

Ketika mengambil jalan hutan di Inggris, pencinta alam mungkin melihat pemandangan aneh yang tampaknya bertentangan dengan idiom lama, bahwa uang tidak tumbuh di pohon. Di sebagian besar Pulau Britania, beberapa pohon yang tumbang ditanamkan dengan ribuan koin sehingga para pengunjung yang berpikiran takhayul sengaja menabraknya, untuk mengharapkan keberuntungan, kekayaan finansial atau bahkan kekuatan penyembuhan.

Menurut beberapa sejarawan, pohon-pohon bertakhtahkan koin adalah tradisi yang sudah lama diyakini oleh bangsa Celtic, di mana mereka memegang kepercayaan bahwa roh atau dewa akan lebih mendengar harapan para manusia.

Pohon sendiri kerap dianggap sebagai jalur komunikasi antara dewa dan para pemujanya di Bumi. Adapun koin, sebagaimana fungsinya saat ini, adalah nilai tawar yang dibawakan oleh manusia kepada para penguasa di langit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.