Sukses

Piknik ke Sri Lanka, Turis Jerman Tewas Gara-Gara Selfie di Tebing

Perempuan asal Jerman jatuh dari tebing saat hendak foto selfie di Sri Lanka.

Colombo - Seorang turis berkewarganegaraan Jerman meninggal pada hari Minggu, 11 November 2018, setelah dia tersandung di tebing terjal di Sri Lanka. Ia tewas terjatuh saat hendak swafoto atau selfie.

Perempuan berusia 35 tahun itu berfoto dengan temannya, ketika dia terjun bebas dari World's End --tebing terjal setinggi 1.200 meter di distrik Nuwara Eliya. Demikian seperti dilaporkan DW Indonesia, Senin 12 November 2018.

Tentara dan relawan Sri Lanka menemukan jasad turis tersebut setelah pencarian selama 6 jam.

World's End terletak di Taman Nasional Horton Plains di Sri Lanka dan merupakan salah satu atraksi turis terbesar di negara itu.

Pada tahun 2015, seorang pria Belanda yang sedang berbulan madu dengan istrinya, jatuh dari World's End saat mengambil selfie. Dewi Fortuna masih berpihak padanya. Ia selamat karena tertahan pohon yang berada 50 meter di bawah tebing.

Menurut sebuah studi yang diterbitkan tahun ini, antara tahun 2011 dan 2017, di seluruh dunia ada 259 kasus kematian yang terkait dengan selfie.

Para peneliti kemudian merekomendasikan untuk menciptakan "zona larangan selfie" di tempat-tempat wisata populer, terutama di puncak gunung dan gedung-gedung tinggi.

Tahun 2017, pihak berwenang Sri Lanka mengumumkan bahwa mereka akan mulai menahan orang yang berswafoto di rel kereta api, usai terjadi beberapa kematian karena banyak yang mencoba mengambil foto di dekat kereta yang berjalan.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Demi Selfie Ciamik, Turis China Rusak Padang Rumput Merah Muda Langka

Sementara itu, demi gambar selfie yang paripurna, sekelompok wisatawan China nekat menginjak kebun rumput berwarna merah muda yang langka dan amat indah.

Lokasi swafoto nan unik di taman tepi sungai Binjiang di Kota Hangzhou itu pun rusak akibat ulah para turis tersebut.

Seperti dikutip dari Asia One, Rabu 17 Oktober 2018, pemandangan indah taman itu sepertinya telah memicu para wisatawan untuk selfie ,meski ada tali penghalang sebagai pembatas. Mereka mengabaikan larangan untuk tak masuk tanpa izin.

Thepaper.cn melalui South China Morning Post pada 15 Oktober melaporkan bahwa pelancong memasuki area rumput seluas 10 hektar untuk berfoto, merusaknya saat menginjaknya untuk menuju posisi potret.

China Daily melaporkan, padang rumput dari biji rumput merah muda itu ditanam pada 2016, ketika Hangzhou menjadi tuan rumah KTT G20.

Satu turis bahkan datang pada tengah malam, hanya untuk berswafoto dengan sebidang lahan rumput pink itu.

Juru kunci taman, Zhang, mengatakan bahwa butuh tiga tahun untuk merawat tanaman yang diimpor dari Australia itu. Suaranya terdengar serak akibat meneriaki para turis yang keras kepala menginjak rumput dan melewati batas yang telah ditentukan hanya demi selfie.

"Benih-benih tanaman diimpor dari Australia, dan saya sudah merawat pertumbuhannya, tetapi saya tidak pernah membayangkan mereka akan dihancurkan hanya dalam dua atau tiga hari," tutur Zheng dengan air mata menggenang di pelupuk matanya.

"Bagi saya, mereka seperti putra dan putri saya. Ini seperti menyaksikan mereka dipukuli oleh orang barbar, tetapi saya tidak bisa berbuat apa pun untuk membantu."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.