Sukses

Presiden Prancis Imbau Pemimpin Dunia untuk Tolak Nasionalisme Berlebihan

Presiden Prancis mengimbau para pemimpin dunia untuk tidak berlebihan dalam menyatakan nasionalisme. Ini alasannya.

Liputan6.com, Paris - Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak para pemimpin dunia untuk menandai seratus tahun Gencatan Senjata Perang Dunia I dengan menolak nasionalisme berlebihan.

Imbauan tersebut disampaikan langsung di hadapa beberapa pemimpin dunia yang datang ke Paris pada Minggu 11 November 2018, termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dikutip dari BBC pada Senin (12/11/2018), presiden Prancis menyebut nasionalisme sebagai "pengkhianatan patriotisme", yang berisiko menghambat perdamaian dunia.

"Dengan mengatakan 'kepentingan kami terlebih dahulu dan tidak pernah memikirkan yang lain', Anda mencap hal paling berharga yang dimiliki suatu bangsa, nilai-nilai moralnya," kata Macron.

Selain memperingati satu abad berakhirnya Perang Dunia I, beberapa pemimpin dunia juga mengadakan pertemuan bilateral di sela-selanya. Tidak terkecualia Putin, yang mengatakan kepada wartawan, bahwa dia melakukan percakapan singkat dengan Trump, dan hal itu berjalan dengan baik.

Namun, panitia acara mendadak mengubah pengaturan tempat duduk di menit-menit terakhir menjelang jamuan makan siang, di mana Trump dan Putin tidak duduk berdampingan satu sama lain.

Setelahnya, Macron mengawal para pemimpin dunia untuk berjalan menuju Tomb of the Unknown Soldier, sebuah monumen untuk mengenang jasa para pahlawan Prancis, yang terletak di dalam area Arc de Triomphe.

Dalam sebuah pidato yang berlangsung hampir 20 menit, Macron meminta para pemimpin dunia untuk "berjuang demi perdamaian".

"Merusak harapan (perdamaian) ini dengan penarikan (merujuk pada kebijakan AS), kekerasan atau dominasi (nasionalisme) akan menjadi kesalahan yang membuat generasi mendatang menuntut kita bertanggung jawab," katanya.

Upacara peringatan ini diakhiri dengan tiupan terompet pada pukul 11:00 waktu setempat, yang menyiratkan pada momen berakhirnya Perang Dunia I pada 11 November 1918 silam.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kunjungan Bersejarah Jerman

Sementara itu pada Minggu sore, Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel menghadiri konferensi perdamaian, Paris Peace Forum, dengan para pemimpin dunia lainnya, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan Recep Tayyip Erdogan dari Turki.

Kedatangan Merkel dalam upacara terkait merupakan sebuah penanda sejarah, sebab selama ini Jerman hampir tidak pernah mengambil sikap terkait peringatan perdamaian pasca-permusuhan pada Perang Dunia I dan II.

Dalam kesemmpatan tersebut, Merkel memperingatakan bahwa nasionalisme berlebihan mulai tumbu hdengan "tersipu-sipu" di Eropa dan beberapa tempat lainnya di dunia.

Sehari sebelumnya, pada Sabtu 9 November, Macron dan Merkel mengunjungi Kota Compiègne, sebelah utara Paris. Keduanya menandatangani buku peringatan di dalam replika gerbong kereta, yang dibuat identik sesuai dengan lokasi penandatanganan gencatan senjata Perang Dunia I pada tahun 1918.

Di lain pihak, Presiden AS Donald Trump sempat menimbulkan kontroversi ketika dirinya tidak mengahadiri konferensi perdamaian pada Minggu 11 Novemver, dan membatalkan kunjungan ke sebuah kompleks makam pahlawan karena alasan cuaca buruk.

Padahal sehari sebelumnya, Trump pergi ke pemakaman Suresnes di barat Kota Paris, untuk "menghormati orang-orang Amerika pemberani" yang tewas dalam Perang Dunia I.

Perang Dunia I berlangsung pada tahun 1914 hingga 1918, yang menewaskan sekitar 9,7 juta tentara dan lebih dari 10 juta warga sipil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.