Sukses

Militan Targetkan Serangan Bom Dekat Hotel Popular Somalia, 53 Orang Tewas

Sebanyak 53 orang dilaporkan tewas dan seratusan lainnya terluka akibat serangan bom oleh kelompok militan di ibu kota Somalia, Mogadishu.

Liputan6.com, Mogadishu - Serangan bom terjadi di hotel populer di ibu kota Mogadishu, Somalia. Laporan dari rumah sakit dan polisi setempat mengatakan jumlah korban tewas akibat insiden itu meningkat menjadi 53 orang dengan lebih dari 100 lainnya terluka.

Kapten Mohamed Hussein, seorang perwira senior polisi Somalia, mengatakan banyak dari korban luka mengalami kondisi yang mengerikan, menimbulkan kekhawatiran bahwa jumlah korban tewas bisa terus meningkat.

Dikutip dari The Guardian pada Minggu (11/11/2018), kelompok ektremis Al-Shabaab dilaporkan menjadi dalang serangan tersebut. Mereka melakukan serangan bom sebanyak tiga unit di depan sebuah hotel terkemuka di ibu kota, dan satu sisa ledakan lainnya menyasar para petugas medis yang tengah berusaha menyelematkan korban.

"Sebagian besar korban adalah warga sipil yang tengah melintas di daerah itu ketika serangan bom terjadi," ujar Abdulahi Ahmed, seorang pejabat keamanan Somalia.

Mogadishu sering menghadapi pemboman oleh Al-Shabaab, sebuah kelompok afiliasi Al Qaeda yang terus berupaya menggulingkan pemerintah Somalia --yang didukung internasional-- lebih dari satu dekade.

Al-Shabaab telah mengaku bertanggung jawab terhadap serangan bom yang terjadi pada Sabtu, 10 November 2018.

Ledakan itu terjadi di dekat Hotel Sahafi dan markas polisi Divisi Investigasi Kriminal (CID).

"Sasaran serangan itu adalah Hotel Sahafi. Meskipun para penyerang menggunakan bom mobil untuk masuk ke tempat itu, pasukan keamanan berhasil menghentikan mereka," kata Ahmed.

"Semua dari empat penyerang Al-Shabaab tewas di luar bangunan hotel," lanjutnya mengonfirmasi.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemilik Hotel Jadi Korban

Menurut sumber, korban jiwa dalam serangan bom itu termasuk putra pemilik Hotel Sahafi, Abdirashid Ilqeyte, yang meninggal akibat kejadian hampir serupa pada 2015 lalu.

Sementara itu, kelompok Al-Shabaab sendiri telah dipaksa keluar dari ibu kota Mogadishu oleh pasukan Uni Afrika pada 2011 lalu.

Namun, hingga kini, kelompok militan itu masih mengendalikan sebagian wilayah pedesaan dan kerap menyerang berbagai target di pemerintahan, militer, dan sipil.

Pemerintah Somalia dan Uni Afrika memperkirakan bahwa Al-Shabaab akan terus menyerang Mogadsihu dan kota-kota padat penduduk di sekitarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.