Sukses

Dituduh Merencanakan Serangan ke Presiden Prancis, Enam Orang Ditahan

Polisi Prancis menangkap enam orang yang diduga tengah melakukan rencana serangan terhadap Presiden Emmanuel Macron.

Liputan6.com, Paris - Enam orang telah ditangkap di Prancis karena dicurigai berencana melakukan serangan "kekerasan" terhadap Presiden Emmanuel Macron, kata para pejabat setempat.

Keenam terduga, yang dilaporkan terdiri dari lima orang pria dan seorang wanita, dijemput paksa oleh dinas keamanan Prancis di wilayah Brittany, yang terletak di timur laut dan tenggara negara tersebut.

Dikutip dari BBC pada Rabu (7/11/2018), penyelidikan kini sedang berlangsung mengarah pada "asosiasi teroris kriminal", kata seorang sumber peradilan Prancis.

Rincian tersangka dan dugaan plot belum dirilis.

"Investigasi ini sedang mencari plot yang melibatkan aksi kekerasan terhadap presiden republik (Prancis)," kata jaksa pada Selasa, 6 November 2018.

Para tersangka dilaporkan berada di bawah pengawasan oleh badan keamanan domestik Prancis, Générale de la Sécurité Intérieure (DGSI).

Terungkapnya rencana serangan kekerasan itu muncul ketika Emmanuel Macron tengah melakukan kunjungan ke bekas medan perang di Prancis utara, sebagai bagian dari peringatan 100 tahun Gencatan Senjata Perang Dunia I.

Tahun lalu, seorang pria berusia 23 dituduh berkomplot untuk membunuh Presiden Macron pada parade Bastille Day pada 14 Juli. Penangkapan tersebut dilakukan oleh polisi setelah mendapat informasi dari pengguna ruang obrolan video game online.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Meradang Karena Ulah Remaja

Di lain pihak, pada pertengahan tahun ini, Presiden Emmanuel Macron dilaporkan sempat meradang dan menegur seorang remaja, setelah pemuda itu memanggilnya dengan sebutan "Manu", yang merupakan nama kecilnya.

Kala itu, Senin pagi 18 Juni 2018, Macron tengah menghadiri sebuah upacara di Prancis utara untuk memperingati gugurnya Charles De Gaulle, seorang jenderal dan negarawan yang memimpin Perlawanan Prancis (French Resistance) melawan Nazi dalam Perang Dunia II.

Di lokasi, hadir pula rombongan remaja dari sebuah sekolah yang turut mengikuti upacara. Usai menyapa mereka, Macron pun melakukan swafoto bersama anak-anak itu. Pemuda tersebut, yang berada di pertengahan kerumunan, berdiri di dekat pagar pembatas ketika menyapa Macron.

Pemuda itu kemudian menyapa Macron dengan mengatakan, "Ca va Manu?" -- yang artinya "Apa kabar, Manu?"

Mendengarnya, Macron pun meradang dan merespons tingkah remaja itu dengan tegas.

"Tidak, tidak, kamu di sini untuk mengikuti upacara resmi," ujar Presiden Prancis itu, seperti dikutip dari ABC News.

"Kamu tidak bisa bersikap seperti itu. Kamu bisa melucu seperti badut, tapi hari ini adalah 'Marseillaise' dan kita menyanyikan 'Partisan Song'," lanjutnya.

Sebelumnya, remaja itu tertangkap kamera wartawan televisi LCI ketika menyanyikan lagu kebangsaan sosialis, sebelum menyapa Macron.

"Kamu harus memanggilku Pak Presiden Republik atau Pak, oke?" kata sang presiden.

Anak laki-laki itu lalu tertunduk malu dan mengatakan, "Maaf, pak presiden."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.