Sukses

Infeksi Jamur... Ini 7 Efek Antibiotik yang Tak Dibeberkan Dokter ke Pasien

Berikut efek samping dari obat antibiotik yang jarang sekali disampaikan oleh dokter kepada pasiennya.

Liputan6.com, New York - Efek samping yang paling sering muncul akibat meminum obat antibiotik adalah mual dan diare. Hampir sebagian besar orang berkata demikian, baik dari dokter atau dari pengalaman sejumlah orang yang sakit.

Tetapi para ilmuwan Amerika menemukan, setidaknya 20% orang yang mengonsumsi obat antibiotik dalam hidup mereka, telah mengalami efek samping yang lain, yang tidak pernah dijabarkan oleh dokter.

Lalu, apa saja efek samping tersebut?

Berikut 7 di antaranya berdasarkan fakta tiap orang yang pernah menelan obat antibiotik, seperti dilansir dari Bright Side, Kamis (1/11/2018).

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

1. Sakit Kepala dan Pusing

Sakit kepala dan pusing merupakan efek samping yang sangat sering dialami oleh seseorang ketika mengonsumsi antibiotik. Tetapi biasanya, sakit kepala dan pusing ini akan menghilang setelah Anda berhenti mengonsumsi obat-obatan.

Jika sakit kepala tidak terlalu hebat, Anda bisa minum obat penghilang rasa sakit. Namun jika rasa sakitnya tak tertahankan, Anda harus berhenti mengonsumsi antibiotik dan segera menemui dokter. Biasanya, dokter akan mengganti obat Anda.

3 dari 8 halaman

2. Masalah Jantung

Masalah jantung terkadang menjadi keluhan para pasien setelah mereka mengonsumsi antibiotik. Meski tidak sering terjadi, tetapi obat jenis ini dapat menyebabkan aritmia atau tekanan darah rendah.

Sebagian besar, orang yang meminum eritromisin dan fluoroquinolones dapat merasakan efek samping seperti itu.

Jika demikian, maka segera temui dokter untuk mengubah antibiotik.

4 dari 8 halaman

3. Sensitivitas Kulit

Beberapa antibiotik (tetrasiklin, fluoroquinolone, dan sulfon) dapat memiliki pengaruh pada kepekaan kulit Anda terhadap sinar ultraviolet. Jika Anda terpapar sinar matahari terlalu banyak saat mengonsumsi obat-obatan itu, kemungkinan Anda lebih gampang terkena sengatan matahari.

Antibiotik itu juga dapat menyebabkan ruam, bahkan jika seseorang berada di bawah terik matahari selama 15 menit.

Jika Anda sedang dalam proses penyembuhan dan dokter menganjurkan untuk meminum obat-obat tersebut, maka sebaiknya Anda perlu menghindari sinar matahari langsung, dari jam 10.00 hingga 14.00, atau gunakan tabir surya, atau kenakan pakaian yang tertutup.

5 dari 8 halaman

4. Reaksi Alergi

Salah satu efek antibiotik yang paling berbahaya adalah reaksi alergi berupa ruam yang gatal, kelopak mata yang membengkak, bibir, lidah, dan bahkan tenggorokan yang dapat menyebabkan anafilaksis.

Biasanya, efek seperti ini terjadi pada mereka yang mengonsumsi amoksilin.

Terkadang, bila menghadapi situasi seperti ini, dokter akan memberikan dosis adrenalin dalam jumlah tertentu.

6 dari 8 halaman

5. Demam

Demam bisa disebabkan oleh banyak hal, termasuk minum antibiotik. Demam dapat terjadi akibat hampir semua antibiotik, tetapi sebagian besar karena β-laktam, cephalexin, minocycline, dan sulfonamide.

Umumnya, demam akan hilang dengan sendirinya. Tetapi jika demamnya terlalu kuat, Anda harus mencoba meredakannya dan menemui dokter untuk mengubah antibiotik.

7 dari 8 halaman

6. Warna Gigi Berubah

Tetracycline dapat menyebabkan plak pada gigi, terutama anak-anak yang usianya belum menginjak 8 tahun. Jika seorang wanita hamil mengonsumsi obat-obatan ini, ada kemungkinan bahwa bayi mereka akan mengalami masalah dengan email gigi.

Para ilmuwan baru-baru ini menemukan bahwa antibiotik modern doxycycline tidak menyebabkan warna gigi menguning, sehingga dapat diminum tanpa konsekuensi. Tetapi tentu saja, obat ini hanya bisa didapatkan jika dokter memberikannya kepada Anda.

8 dari 8 halaman

7. Infeksi Jamur

Pada dasarnya, antibiotik dapat mengubah habitat bakteri pada tubuh kita, sehingga kita bisa menjadi rentan terhadap infeksi jamur. Biasanya, jamur muncul di mulut, di kulit, atau di bawah kuku.

Jika resep dokter tertulis bahwa Anda diminta untuk mengonsumsi antibiotik sampai habis, maka Anda harus menceritakan keluhan tersebut dan meminta obat antijamur.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.