Sukses

Wanita Tak Perlu Sering Cuci Bra, tapi...

Ahli mengungkap seberapa sering para wanita harus membersihkan bra atau pakaian dalam mereka. Ini ulasan lengkapnya.

Liputan6.com, Jakarta - Seberapa sering wanita harus mencuci dan mengganti bra mereka? Ini adalah pertanyaan yang sering dilontarkan oleh kaum Hawa dan diklaim sebagai pertanyaan yang membingungkan selama berabad-abad.

Persoalan semacam ini kerap menghasilkan banyak tanggapan, jauh lebih banyak daripada pertanyaan terkait "seberapa sering seseorang harus mencuci pakaian dalamnya".

Bila Anda adalah tipe perempuan yang mencuci satu bra setiap seminggu atau sebulan, menurut salah satu ahli pakaian dalam, Anda mungkin bisa membuat bra tersebut dipenuhi daki.

Berbicara kepada Apartment Therapy, Jen Luciani penulis The Bra Book, mengungkapkan bahwa bra sebenarnya harus dicuci setelah digunakan.

"Anda harus mencuci bra setelah setiap kali dipakai. Ini jarang sekali diterapkan oleh para perempuan di dunia, hanya segelintir dari mereka yang melakukannya," ucap Luciani, seperti dikutip dari The Independent, Jumat (26/10/2018).

Wanita yang juga menjadi pakar gaya hidup Australia itu menambahkan, ini bukan hanya karena didasarkan pada kebersihan, tetapi juga untuk merawat bra tersebut.

"Bra Anda mengumpulkan cukup banyak keringat, kotoran, dan elemen dari udara, yang benar-benar dapat mengikis keawetan pakaian dalam, mempengaruhi elastisitas dan bahannya," ucapnya lagi.

Dia melanjutkan dengan menjelaskan bahwa kotoran dan minyak yang keluar dari kulit, secara bertahap dapat mengikis elastisitas bahan bra ketika Anda terlalu memaksakan penggunaannya.

Pada akhirnya, jika Anda ingin bra Anda benar-benar kencang, Anda harus mencucinya setiap hari.

Namun, Lexie Sachs yang merupakan analis produk senior di Textiles Lab di Good Housekeeping Institute, menjelaskan bahwa mencuci bra secara konstan mungkin tidak sepenuhnya harus dilakukan.

"Seberapa sering Anda mencuci bra? Itu tergantung pada tingkat aktivitas Anda dan seberapa banyak Anda berkeringat ketika Anda memakainya," papar Sachs.

"Jika Anda tidak mengeluarkan banyak keringat dan memakainya untuk penggunaan biasa, Anda dapat mencucinya beberapa hari kemudian," pungkasnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bra Ramah Lingkungan yang Dapat Memberikan Kenyamanan Sehari-Hari

Wanita selalu membutuhkan bra tak hanya untuk menunjang penampilan, namun juga kesehatannya. Pilihan bra yang beragam tak hanya terbatas pada bentuk dan ukuran, melainkan dengan bahan pembuatnya.

Jika biasanya Anda menggunakan bra dengan bahan katun, kini sebuah rumah produksi Reformation melansir bra yang dinilai menggunakan bahan yang ramah lingkungan.

Seperti apa bra ramah lingkungan ini? Reformation sendiri merupakan sebuah merek pakaian dalam yang memang memilih menggunakan bahan ramah lingkungan.

Banyak bralet dan celana dalamnya yang terbuat dari kain ramah lingkungan, seperti lenzing tencel, renda daur ulang, dan kain berserat yang ramah lingkungan.

 
 
 
View this post on Instagram

Daisy is a postdoctoral research fellow in Beth Stevens’ lab at Boston Children’s Hospital and Harvard Medical School, focusing on neurodevelopment, cellular identity and the cell-to-cell interactions that contribute to neurodegenerative diseases. You know, just simple, basic stuff. - Reformation is a female-founded company with a leadership team consisting of 80% women, who are on a mission to make the world more sustainable. So for our new lingerie collection we wanted to highlight some like-minded women who we look up to. In today’s culture, our self worth is too often based on appearance, and lingerie campaigns tend to focus only on our bodies. While it’s arguably hard to show lingerie without getting half-naked, today we wanted to hone in on other qualities as well. Like, you know, brains and accomplishments. Because that’s hot. #reflingerie

A post shared by Reformation (@reformation) on

Braletnya sendiri dijual dengan harga Ro 455 ribu hingga Rp 585 ribu, dari XS hingga L. Sementara celana dalamnya dijual dengan harga Rp 156 ribu hingga Rp 234 ribu, tersedia dalam ukuran S hingga L.

Seri pakaian dalam dari Reformation ini selalu mengenakan kain penghubung dengan warna hitam dan beige.

Pakaian dalam tersebut dilengkapi renda yang sesuai dengan uber femme. Semua koleksi ini dibuat dan terinspirasi dari nilai bagaimana terlihat baik, berbuat baik, dan merasa baik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.