Sukses

Bos CIA Lapor Hasil Analisis Dugaan Suara Saat Khashoggi Dibunuh ke Trump, Isinya?

Setelah mendengarkan langsung rekaman audio tentang dugaan pembunuhan Jamal Khashoggi, Bos CIA melapor ke Presiden Donald Trump.

Liputan6.com, Washington DC - Direktur CIA Gina Haspel dikabarkan telah menjelaskan secara langsung kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Kamis 25 Oktober, mengenai apa yang telah dia pelajari tentang pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, lapor juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders dalam sebuah pernyataan resmi.

Haspel mengunjungi Turki untuk menyelidiki kematian Khashoggi, dan Washington Post melaporkan pada Rabu 24 Oktober malam, bahwa Haspel --saat berada di Turki-- mendengar audio yang diduga direkam saat proses interogasi dan pembunuhan Khashoggi.

Dikutip dari CBS News pada Jumat (26/10/2018), Trump menyebut tindakan menutup-nutupi kematian Khashoggi sebagai salah satu 'kongkalikong terburuk dalam sejarah", dan mengatakan dia akan berkonsultasi dengan Kongres tentang apa yang harus dilakukan terhadap Saudi sebagai tanggapannya.

Di saat bersamaan, Kementerian Luar Negeri AS telah mengumumkan akan mencabut visa 21 warga Arab Saudi yang diduga terkait dengan kematian Jamal Khashoggi.

Sanders mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih pada Kamis pagi, bahwa Haspel bertemu dengan presiden di agenda briefing intelijen rutinnya pada pukul 11.30 waktu setempat. Di tempat dan waktu yang sama, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo juga dilaporan turut hadir, namun informasi mengenai apa yang dibicarakan, belum disampaikan ke publik hingga saat ini.

Menurut sumber yang dekat dengan Gedung Putih, sebagaimana dikutip dari BBC pada hari Jumat, Presiden Trump secara umum mengambil pendekatan observasi dalam menanggapi kasus pembunuhan Jamal Khashoggi.

Di sisi lain, Trump juga diketahui enggan menghentikan penjualan senjata ke Arab Saudi, meski Gedung Putih telah mengancam konsekuensi berat bagi mereka yang bertanggung jawab atas kematian Khashoggi.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hubungan yang Kian Menegang

Kasus pembunuhan Jamal Khashoggi telah menekan hubungan Arab Saudi dengan AS dan sekutu lainnya.

Pada Selasa 23 Oktober, Presiden Trump menyuarakan kritik terkuatnya sejauh ini terhadap pemerintah Arab Saudi, dan mendesak Putra Mahkota Mohammed bin Salman harus tahu apa yang sedang terjadi dalam skandal pembunuhan Khashoggi.

Trump mengatakan kepada Wall Street Journal: "Ya, pangeran (Mohammed bin Salman) melakukan banyak hal di tahapan (penyelidikan) ini. Tapi dia harus berpegang pada komitmennya untuk menyelesaikan kasus ini."

Sementara itu, Kantor berita Turki Anadolu mengatakan pada hari Kamis bahwa 38 anggota staf di konsulat Saudi di Istanbul telah diperiksa sebagai saksi.

Namun, hingga kini, masih belum ditemukan tanda-tanda keberadaan jasada Jamal Khashoggi.

Fokus penyelidikan terbaru kini menyasar pada sebuah sumur di taman tengah Gedung Kosnulat Saudi, dan sumur serupa di kediaman resmi konsul jenderal Negeri Petrodolar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.