Sukses

Bos CIA Analisis Suara Diduga Jamal Khashoggi Saat Dibunuh

Jamal Khashoggi, yang dikenal kritis terhadap kebijakan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, dikabarkan dibunuh oleh para algojo yang dikirim dari Riyadh.

Liputan6.com, Riyadh - Direktur CIA Gina Haspel telah mendengar rekaman audio yang diduga kuat sebagai jejak suara dari Jamal Khassoghi saat terjadi pembunuhan.

Media Turki menyebut jika Haspel diizinkan untuk mendengar rekaman suara itu selama kunjungannya ke negara tersebut.

Khashoggi, yang dikenal kritis terhadap kebijakan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, dikabarkan dibunuh oleh para algojo yang dikirim dari Riyadh. Jasadnya lalu dimutilasi.

Sejumlah laporan bahkan menyebut, sang penulis dimutilasi hidup-hidup dengan barbar. Aparat Turki kemudian mencari jasad Jamal Khashoggi hingga ke hutan.

Dunia pun geger. Hingga akhirnya, pada Sabtu pagi 20 Oktober 2018, Riyadh mengakui bahwa Jamal Khashoggi tewas.

Pernyataan kejaksaan Arab Saudi, yang disiarkan stasiun televisi negara, menyebut, perkelahian pecah antara Jamal Khashoggi dan sejumlah orang di konsulat, yang berakhir dengan kematian korban.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pandangan Jamal Khashoggi soal Putra Mahkota Arab Saudi

Setelah dua hari terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat, Jamal Khashoggi kembali ke Jeddah dari Washington.

Dia sebelumnya menjadi pembicara di acara bertema kebijakan luar negeri, yang membahas soal Donald Trump. Saat itu, Khashoggi menerima telepon dari seorang konsultan media bagi Pangeran Muhammad bin Salman, atau lebih dikenal sebagai MBS.

Gabriel Sherman, koresponden Vaniy Fair, mengingat komentar Khashoggi tentang MBS yang disampaikan kepadanya.

"Dia bilang, 'Anda dilarang menulis di Twitter atau di kolom atau memberi komentar kepada wartawan asing,'" ujar Khashoggi kepada Sherman.

"Saya disuruh bungkam."

Sebagai bagian dari elite Saudi selama beberapa dekade, Jamal Khashoggi paham betul soal larangan berekspresi politik di Kerajaan Arab Saudi. Namun, titah MBS yang melarang kritik sekecil apa pun di luar negeri, membuat Khashoggi tersentak.

Sepuluh bulan kemudian, pada September 2017, Khashoggi mengasingkan diri ke Washington.

"Saya mulai merasa ruang sempit di Arab Saudi kian menyempit. Saya pikir lebih baik saya keluar dan menyelamatkan diri," kata dia kepada Sherman.

Ketika baru meninggalkan Saudi, Khashoggi mengaku dia bukan seorang yang aslinya pembangkang. Dia pernah menjadi pemimpin redaksi surat kabar al Watan dan konsultan media bagi Pangeran Turki al-Faisal, Duta Besar Saudi untuk Inggris. Khashoggi justru ingin MBS sukses memimpin.

"Dia benar-benar ingin membuat Arab Saudi hebat lagi. Tapi dia melakukannya dengan cara yang salah," kata Khashoggi kepada Sherman, seperti dikutip dari laman Vanity Fair.

Sebulan setelah meninggalkan Saudi, Khashoggi mulai merasa ada perubahan drastis dari MBS. Aparat keamanan Saudi menangkap sejumlah pengusaha dan menahan mereka di Hotel Ritz Carlton atas tuduhan korupsi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.