Sukses

AS Kirim Bos CIA ke Turki untuk Selidiki Pembunuhan Jamal Khashoggi

Secara tiba-tiba, Donald Trump mengirim bos CIA untuk bantu selidiki pembunuhan Jamal Khashoggi. Berubah pikiran?

Liputan6.com, Istanbul - Setelah bersikap abu-abu dalam menanggapi kematian Jamal Khashoggi, mulai dari membela hingga berubah menuding Arab Saudi, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengirimkan Direktur CIA, Gina Haspel, untuk membantu menyelidiki pembunuhan kontroversial itu di Turki.

Arab Saudi mengatakan pada Jumat 19 Oktober, bahwa Khashoggi --yang terakhir terlihat pada 2 Oktober-- terbunuh di konsulatnya di Istanbul, yang disebutnya sebagai hasil "baku hantam".

Setelahnya, pada hari Senin, Presiden Trump mengatakan kepada wartawan, "kami punya orang-orang intelijen papan atas di Turki," tetapi dia tidak menyebutkan siapa yang dimaksud.

"Kami akan melihat apa yang kami miliki. Saya akan tahu banyak segera, mereka akan kembali malam ini atau besok pagi," lanjut Trump, sebagaimana dikutip dari CBS News pada Selaa (23/10/2018).

CIA tidak memberikan komentar sedikit pun tentang perjalanan yang dilaporkan Haspel. Kunjungan oang nomor satu di intelijen AS itu dilakukan saat Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, bersiap merilis laporan tentang pembunuhan Jamal Khashogi pada hari Selasa waktu setempat, di mana akan mengungkap "kebenaran utuh" tentang apa yang terjadi pada sang jurnalis.

Selain sebagai seorang wartawan untuk harian Washington Post, Khashoggi adalah seorang kritikus terkemuka terhadap kebijakan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang merupakan putra penguasa Kerajaan Arab Saudi saat ini.

Pejabat Turki mengklaim mereka memiliki bukti video dan audio yang menunjukkan Khashoggi dimutilasi. Para pejabat AS telah meningkatkan tekanan pada Turki untuk berbagi bukti yang diduga memberatkan, namun tidak sepenuhnya digubris.

Sementara itu, dua pejabat Saudi mengklaim kepad CBS News, bahwa orang-orang di konsulat ingin bernegosiasi dengan Jamal Khashoggi dan meyakinkan dia untuk kembali ke Riyadh. Namun, diskusi menjadi kian panas, dan sang jurnalis sempat dicekik hingga nyawanya melayang.

"Tidak ada perintah yang jelas untuk membunuh atau menculiknya," kata salah seorang pejabat.

Sumber Turki menambahkan bahwa jasad Khashoggi kemudian digulung di dalam karpet, dan diserahkan ke oknum lokal untuk disembunyikan. Tidak dsebutkan apakah jenazah dimutilasi, seperti yang dispekulasikan beberapa pemberitaan sejauh ini.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kembaran Palsu Khashoggi

Pada hari Senin, Presiden Donald Trump mengaku "tidak puas" dengan informasi yang dia dengar sejauh ini dari Arab Saudi.

Tetapi pada hari Jumat, Trump mengatakan bahwa penjelasan terbaru oleh Saudi, tentang apa yang terjadi pada Khashoggi, dapat diterima oleh akal sehat.

Menantu dan penasihat senior Trump, Jared Kushner, mengatakan di hari yang sama, bahwa penyelidikan atas kematian Khashoggi masih dalam "tahap pencarian fakta."

"Kami berupaya mendapatkan sebanyak mungkin fakta dari berbagai tempat, dan kemudian kami akan menentukan fakta mana yang kredibel," kata Kushner.

Awal pekan ini, stasiun televisi CNN menayangkan sebuah rekaman CCTV yang menunjukkan seorang pria menyeruapi Khashoggi, berjalan keluar dari konsulat Saudi di Istanbul, dua jam setelah sang jurnalis masuk ke dalam gedung.

Belakangan, setelah diamati dengan seksama, pria tersebut ternyata mengenakan pakaian dan sepatu milik Khashoggi, yang oleh beberapa pihak, diduga kuat sebagai upaya menutupi pembunuhan jurnalis The Post, dengan berpura-pura meninggalkan gedung konsulat Saudi tanpa cedera.

CNN mengatakan memperoleh rekaman dari seorang pejabat senior Turki, dan itu adalah bagian dari investigasi penegakan hukum terhadap kematian Khashoggi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.