Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Ngeri, Ini 5 Kisah Nyata Pasien yang Bunuh Dokternya Sendiri

Sejumlah pasien ini tega membunuh dokter mereka sendiri karena beberapa alasan. Salah satu dari mereka bahkan ada yang dihukum mati.

Liputan6.com, Boston - Kasus pembunuhan ini sungguh menyeramkan. Di mana, ada sejumlah pasien yang tega membunuh dokternya sendiri. Berbagai motif pembunuhan kemudian berhasil diungkap.

Ada yang berasal dari rasa kecewa, gangguan mental hingga hasutan. Padahal, para dokter ini telah merawat mereka selama beberapa tahun.

Kasus ini sangat disayangkan lantaran para dokter masih memiliki kemampuan untuk menyembuhkan banyak jiwa. Namun, nasib berkata lain. Mereka harus tewas di tangan pasien sendiri.

Seperti dikutip dari laman Listverse.com, Jumat (19/10/2018), berikut 5 kasus pembunuhan yang dilakukan pasien kepada dokternya sendiri:

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Hans Peterson

Pada Oktober 2006, dokter kulit bernama David Cornbleet tewas dibunuh. Menurut keluarganya, Cornbleet adalah sosok yang baik, dermawan dan murah hati.

Cornbleet juga pernah menangani kasus korban luka bakar pada insiden mematikan 9/11 di New York, Amerika Serikat. Pada hari kematiannya, putrinya, Jocelyn menjadi orang pertama yang menemukan jasad Cornbleet.

Saat ditemukan, Cornbleet tewas dengan 20 luka tusukan dan rekaman pengawas CCTV di ruangannya menunjukkan aksi keji si pelaku.

Dua bulan setelah kejadian, polisi belum mampu menemukan siapa pembunuh Cornbleet. Oleh sebabnya, pihak keluarga meminta bantuan dari pihak lain yaitu Marinir AS.

Saat diselediki, pelaku diketahui sebagai seorang pasien bernama Hans Peterson. Pria itu telah menjalani perawatan dengan Cornbleet selama lima tahun.

Alasan pria itu membunuh sang dokter sangat sepela, karena merasa depresi jerawatnya yang kembali muncul.

Saat Peterson hendak menyiksa dokter berusia 64 tahun tersebut, terjadi perlawanan sehingga mengakibatkan pelaku marah dan menusuknya sebanyak 20 kali hingga tewas.

3 dari 6 halaman

2. Barbara Newman

Psikiater Mark Lawrence ditemukan meninggal hanya sehari setelah dia menyuarakan kekhawatiran terhadap salah satu pasiennya kepada Melvin Stern, teman dekat dan koleganya.

Lawrence mengatakan bahwa pasiennya menjadi paranoid dan baru-baru ini mulai menyalahkan semua masalah pada dirinya.

Melvin Stern kemudian menyarankan Lawrence untuk meminta pasiennya berkonsultasi dengan dokter dari praktik lain. Lawrence setuju, tetapi dia tidak pernah mendapat kesempatan untuk melaksanakan rencana tersebut.

Pelaku yang bernama Barbara Newman kemudian datang ke rumah Lawrence dan menembak dokternya tanpa alasan yang jelas. Namun, itu semua diduga akibat tingkat gangguan kewarasannya yang sedang kambuh.

Setelah menembak Lawrence, wanita itu kemudian menembak dirinya sendiri hingga tewas. Kematian Lawrence lalu membuat pihak keluarga begitu terpukul.

4 dari 6 halaman

3. Stephen Pasceri

Dengan gelar sarjana dari Yale dan Princeton, Dr. Michael Davidson (44) memegang posisi staf di Brigham and Women's Hospital Boston, Amerika Serikat.

Ia adalah seorang ahli bedah kardiovaskular -- perawatan penyakit yang mempengaruhi organ di dalam toraks (dada), terutama paru-paru serta jantung.

Pada Januari 2015, ia ditembak dua kali di luar kantornya dan meninggal selama operasi penyelamatan. Pembunuhnya adalah Stephen Pasceri yang berusia 55 tahun, yang bunuh diri di ruang pemeriksaan setelah pembunuhan.

Pasceri frustrasi dengan sistem perawatan kesehatan AS. Sebab sang ayah meninggal pada tahun 2011 setelah kunjungan singkat di rumah sakit, tempat Davidson bekerja.

5 dari 6 halaman

4. Vitali Davydov

Pada tahun 2006, Vitali Davydov didakwa atas kematian Wayne Fenton, psikiaternya selama ini. Davydov baru berusia 19 tahun ketika ia memukul sang dokter hingga tewas.

Wayne Fenton adalah seorang psikiater terkemuka yang bekerja sebagai direktur asosiasi dari Institut Kesehatan Mental Nasional.

Kala itu, Davydov bertemu dengan sang dokter dengan tergesa-gesa untuk membahas pengobatan schizophrenia-nya. 

Pembunuhan diduga terjadi akibat sang dokter yang memarahi Davydov akibat terlalu kecanduan obat penenang. Pelaku kemudian gelisah dan memaksa dokter memberinya obat.

Karena tak kunjung diberi, pelaku lalu membunuh dokternya sendiri.

6 dari 6 halaman

5. Lian Enqing

Pada Maret 2013, Lian Enqing menjalani operasi hidung. Setelah itu, dia mengeluh masalah pernapasan.

Meskipun perwakilan rumah sakit mengklaim bahwa operasi itu berhasil, saudara perempuan Lian mengatakan bahwa Lian merasa tertipu. Pada 25 Oktober 2013, Lian menikam tiga dokter di rumah sakit di Kota Wenling, China akibat mengklaim tidak sembuh.

Dia membunuh seorang spesialis THT (telinga, hidung, dan tenggorokan) dan melukai sejumlah orang.

Lian dijatuhi hukuman mati meskipun saudara perempuannya mengatakan bahwa dia sedang menjalani perawatan untuk gangguan delusi yang persisten di Pusat Kesehatan Mental Shanghai.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.