Sukses

Dampak Kasus Hilangnya Jamal Khashoggi, Konferensi Investasi di Arab Saudi Terancam Sepi

Konferensi investasi di Arab Saudi terancam sepi partisipan akibat kasus menghilangnya Jamal Khashoggi.

Liputan6.com, Riyadh - Para pemimpin perusahaan Barat berangsur-angsur mengundurkan diri dari konfirmasi kehadiran pada konferensi investasi di Arab Saudi, yang digelar pekan depan.

Beberapa dari mereka memilih menjauhkan diri dari pertanyaan tentang keterlibatan Riyadh terhadap kasus hilangnya Jamal Khashoggi, ketika mengunjungi konsulat negaranya di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober lalu. 

Dikutip dari VOA Indonesia pada Jumat (19/10/2018), banyak pemimpin bisnis sebelumnya turut berkomentar mengenai kasus hilangnya Jamal Khashoggi. Namun ketika muncul laporan dari Turki tentang dugaan pembunuhan sadis terhadap sang jurnalis, para eksekutif secara bergiliran mengumumkan pembatalan partisipasinya.

Fakta tersebut membuat panitia Konferensi Inisiatif Investasi Masa Depan, yang berlangsung tiga hari di Riyadh mulai Selasa depan, dikabarkan "terserang panik".

Arab Saudi membantah telah membunuh Jamal Khashoggi, seorang kritikus Putra Mahkota Muhammad bin Salman. Riyadh mengatakan akan segera mengungkapkan hasil penyelidikab tentang hilangnya sang wartawan.

Sementara itu, CEO JP Morgan, Jamie Dimon dan kepala dua perusahaan investasi utama Amerika Serikat, BlackRock dan Blackstone, meutuskan tidak hadir di konferensi itu.

Para petinggi pabrik mobil Ford dan perusahaan kartu kredit MasterCard juga mengatakan hal serupa, yang disusul secara tiba-tiba di oleh perusahaan mesin pencari Google pada hari Selasa, yang merupakan verifikasi akhir panitia terhadap seluruh partisipan.

Sementara belum sepenuhnya menyatakan sikap, beberapa kepala bank Eropa, seperti BNP Paribas, Credit Suisse, HSBC, Standard Chartered, dan Societe Generale dikabarkan tengah mempertimbangkan pembatalan keikutsertaannya dalam konferensi terkait.

Membela Arab Saudi, Presiden AS Donald Trump menyerukan dunia internasional untuk tidak menghakimi Riyadh dalam kasus hilangnya Jamal Khashoggi.

Namun berbeda dengan atasannya, Menteri Keuangan Steven Mnuchin dikabarkan akan menyatakan keputusan finalnya --apakah hadir atau tidak-- pada hari Jumat. 

 

Simak video pilihan berikut: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Spekulasi Tentang Motif Kasus Hilangnya Khashoggi

Merespons desakan Turki, pihak konsulat Arab Saudi di Istanbul berargumen bahwa Khashoggi telah pergi lewat pintu belakang. Namun, mereka tak bisa menyediakan bukti kepada otoritas Turki. Akhirnya, Negeri Ottoman resmi membuka penyelidikan.

Media kemudian ramai memberitakan kasus hilangnya Khashoggi.

Usai menghimpun keterangan dari sejumlah sumber otoritas Turki yang anonim, situs berita seperti Reuters, The Washington Post, serta watchdog media Middle East Eye dan Middle East Monitor, laporan terkini menyebut bahwa sang jurnalis tewas di Konsulat Saudi di Istanbul.

Ia diduga dijagal oleh "tim pembunuh" beranggotakan 15 orang yang dikirim dari Arab Saudi khusus untuk operasi itu, demikian menurut laporan Middle East Eye. 

Media Turki, TRT, juga melaporkan bukti visual gerak-gerik ke-15 orang itu di dalam dan sekitar Konsulat Saudi di Istanbul saat Khashoggi telah masuk ke dalamnya.

Sementara itu, Middle East Monitor melaporkan, satu sumber polisi anonim mengklaim bahwa "jasad Khashoggi dimutilasi dan diam-diam dipindahkan dari konsulat" oleh kelima belas orang itu dan semua ini "direkam untuk membuktikan misi telah selesai. Lalu, rekaman itu dibawa keluar dari Turki."

Kendati demikian, keberadaan rekaman tersebut juga dipertanyakan.

Di sisi lain, dua sumber di Turki yang memahami nuansa penyelidikan kasus itu, mengatakan kepada CNN bahwa Arab Saudi akan segera merilis laporan yang mengakui tewasnya Khashoggi.

"Dua sumber itu melaporkan bahwa Khashoggi tewas akibat hasil dari interogasi yang berjalan keliru. Interogasi itu pun semula dimaksudkan untuk menculik Khashoggi keluar dari Turki."

Namun, sumber lain yang dikutip oleh Middle East Eye mengatakan, "Tidak ada upaya untuk menginterogasi Khashoggi. Mereka datang untuk membunuhnya."

Berbagai simpang siur kabar itu belum dapat diverifikasi dan diklarifikasi secara resmi oleh pejabat atau otoritas publik. Saudi pun membantah berbagai tuduhan itu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.