Sukses

Bom Bunuh Diri Meledak di Restoran Somalia, 11 Orang Tewas

Serangan bom bunuh diri terjadi di salah satu restoran di pusat kota Baidoa, Somalia, menewaskan 11 orang dan melukai belasan lainnya.

Liputan6.com, Baidoa - Serangan bom bunuh diri meledak di tengah keramaian sebuah restoran di Kota Baidoa, Somalia pada Sabtu malam, 13 Oktober 2018. Sebuah granat juga dilaporkan memicu ledakan pada halaman hotel di dekatnya.

Polisi mengatakan bahwa serangan tersebut menewaskan 11 orang dan meluai belasan lainnya.

"Jumlah korban tewas mungkin bisa meningkat, kami akan terus memantau," ujar Kolonel Ahmed Muse mengatakan kepada kantor berita Associated Press, sebagaimana dikutip dari Time.com pada Minggu (14/10.2018).

Sebagian besar korban tewas disebabkan oleh pelaku bom bunuh diri yang berjalan ke tengah restoran dengan bahan peledak di pinggangnya, kata para pejabat.

"Setidaknya 10 orang terluka sedang dirawat di rumah sakit utama Baidoa. Sebagian besar mengalami luka mengerikan," kata perawat Mohamed Isaq.

Baidoa adalah pusat ekonomi utama Somalia, yang berjarak sekitar 250 kilometer barat ibu kota Mogadishu. Tidak ada klaim tanggung jawab atas ledakan itu.

Kelompok ekstrimis al-Shabab --terafiliasi al-Qaeda-- yang mengendalikan Baidoa antara 2009 dan 2012, disebut masih menguasai bagian selatan dan tengah Somalia.

Ledakan bom itu terjadi sehari sebelum Somalia menandai peringatan pertama serangan paling mematikan dalam sejarahnya, yakni pemboman truk yang menewaskan lebih dari 500 orang di Mogadishu.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Polemik Kepemimpinan

Perhatian dalam beberapa hari terakhir telah beralih ke Baidoa, ibukota sementara wilayah Barat Daya, ketika pembelot tingkat tinggi Al-Shabab, Mukhtar Robow, mengincar tampuk kepemimpinan regional.

Robow adalah pejabat tertinggi yang pernah keluar dari Al-Shabab, menyerah kepada pemerintah Somalia tahun lalu, setelah Amerika Serikat (AS) membatalkan hadiah US$ 5 juta yang ditawarkan untuk penangkapannya.

Pemerintah Somalia mengatakan pada awal bulan ini, bahwa Robow tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai pejabat regional, karena dia masih berada di bawah sanksi AS sejak 2008, ketika dia diidentifikasi sebagai "teroris global yang ditunjuk secara khusus."

Diketahui pula bahwa Robow merupakan salah seorang kandidat yang sangat berseberanagn dengan mantan juru bicara parlemen Somalia, sekaligus presiden regional Sharif Hassan Sheikh Aden.

Pemilu terkait dijadwalkan berlangsung pada 17 November mendatang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.