Sukses

Bentrok di Jalur Gaza, 7 Orang Palestina Tewas Tertembak

Sebanyak 252 orang terluka. 154 di antaranya terkena tembakan langsung, kata Kementerian Kesehatan Palestina.

Liputan6.com, Gaza - Tujuh warga Palestina tewas pada Jumat 12 Oktober 2018, setelah ditembak oleh tentara Israel di sepanjang pagar keamanan antara Gaza dan Israel. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, korban tewas dalam aksi protes mingguan yang berujung bentrok.

Menurut laporan CNN dari kementerian itu, yang dikutip Sabtu (13/10/2018), sebanyak 252 orang terluka. 154 di antaranya terkena tembakan langsung.

Kematian kerap terjadi selama protes yang selalu digelar tiap Jumat, dan sering berujung pada aksi kekerasan di sepanjang pagar yang memisahkan Israel dan Jalur Gaza.

Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi para korban sebagai Ahmed Ibrahim Al-Taweel (27), Mohamed Abdelhafez Ismail (29), Tamer Riad Armaneh (27), Afifi Mahmoud Afifi (32), Ahmed Abdullah Abu Naim (17), Abdullah Suleiman Al-Daghma (25) dan Mohamed Esam Abas (21).

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan sekitar 15.000 warga Palestina berkumpul di sepanjang pagar perbatasan itu saat bentrokan terjadi.

"Para perusuh membakar ban dan melemparkan batu, alat peledak, bom dan granat ke arah pasukan IDF dan pagar keamanan," demikian menurut pernyataan IDF.

"Sebuah bom diledakkan di sepanjang pagar dan sejumlah warga Gaza yang masuk ke perbatasan Israel," menurut juru bicara IDF, Letnan Kolonel Jonathan Conricus melalui Twitter. "Sekitar 20 teroris menyeberang melalui lubang yang dibuat oleh improvised explosive device (IED) atau bom rakitan, sekitar 5 orang menyerang IDF dan berhasil dipukul mundur."

Sebagai tanggapan, IDF mengatakan, tentara menggunakan sarana pembubar kerusuhan dan menyalakan api sesuai dengan prosedur operasi standar.

Para awak CNN menyaksikan orang-orang Palestina melemparkan granat dan membakar ban, dan membakar pagar perbatasan. Hingga akhirnya pasukan Israel menanggapi balik dengan serangan gas air mata, tembakan api dan meriam air.

Di tengah bentrokan tersebut, Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Liberman, mengumumkan bahwa pasokan bahan bakar diesel ke Gaza akan segera dihentikan.

Tanker bahan bakar diesel yang didanai oleh Qatar, telah memasuki Gaza selama beberapa hari terakhir, sebagai bagian dari upaya untuk memperbaiki kondisi kemanusiaan di Gaza, yang hanya bisa mendapat aliran listrik dalam beberapa jam sehari.

Protes Lanjutan

Protes itu adalah kelanjutan dari apa yang disebut oleh warga Gaza sebagai March of Return, serangkaian protes yang dimulai pada akhir Maret.

Para demonstran menuntut Israel dan Mesir mencabut blokade terhadap Jalur Gaza yang berpenduduk dua juta orang. Mereka juga menuntut hak untuk bisa pulang ke tanah (kampung halaman) yang mengusir mereka ketika negara Israel berdiri pada tahun 1948.

Protes itu digelar setiap Jumat, melibatkan puluhan ribu orang Palestina yang berkumpul di beberapa lokasi di sepanjang pagar Gaza.

Dalam beberapa pekan terakhir, protes juga mulai terjadi pada hari-hari lain, sehingga meningkatkan ketegangan antara Israel dan faksi militan di Gaza yang dipimpin oleh Hamas.

 

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Korban Tentara Israel

Sejauh ini, menurut Kementerian Kesehatan Palestina, tentara Israel telah menewaskan lebih dari 200 warga Palestina dalam bentrokan. Sementara ribuan orang lainnya dilaporkan terluka.

Israel menegaskan aksinya itu guna melindungi kedaulatan dari aksi kekerasan para perusuh. Selama satu protes di bulan Juli, seorang sniper Gaza menembak dan membunuh seorang tentara Israel.

Beberapa bulan terakhir militan Gaza dilaporkan menembakkan lebih dari 100 roket dan mortir ke Israel, yang direspons balik dengan lusinan serangan udara.

Sejauh ini, Mesir dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mampu menghentikan peningkatan aksi lebih lanjut dari kedua kubu dengan melakukan pembicaraan gencatan senjata.

Bahkan dilakukan impor bahan bakar ke Gaza dengan maksud meringankan situasi kemanusiaan di sana dan mengurangi ketegangan di wilayah coastal enclave, agar memungkinkan kemungkinan perjanjian berskala lebih luas antara Israel dan Hamas.

Laporan VOA Indonesia menyebut, Israel menuduh Hamas yang berkuasa di Gaza yang mengorganisir demonstrasi di perbatasan untuk melindungi serangan terhadap Israel dan mengalihkan perhatian dari masalah ekonomi yang menimpa Gaza.

Kendati demikian sejauh ini Hamas membantah tuduhan tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.