Sukses

Ancaman Kekerasan Meningkat, Para Capres Brasil Imbau Rakyat Tetap Tenang

Para capres Brasil mengimbau rakyat tetap tenang terkait meningkatnya kekerasan yang bermotif politik.

Liputan6.com, Brasilia - Dua calon presiden (capres) yang akan bersaing di putaran akhir pemilu Brasil bulan ini, bersama-sama menyerukan rakyat untuk bersikap tenang, dan mengakhiri eskalasi kekerasan bermotif politik.

Banyak kasus kekerasan dilaporkan terjadi seminggu sebelum putaran pertama pemungutan suara pada 7 Oktober, dan sejak itu terus bereskalasi hingga menjadi sorotan nasional.

Adapun putaran kedua pemungutan suara, sebagaimana dikutip dari Fox News pada Jumat (12/10/2018), dijadwalkan berlangsung pada 28 Oktober nanti.

Persaingan antar kubu pendukung masing-masing capres telah memicu perpecahan, yang dinilai terburuk di Amerika Latin. Saling adu otot itu utamanya disebabkan oleh visi dan janji kampanye yang jauh berseberangan satu sama lain.

Di sayap kanan adalah pemimpin massa terbesar Jair Bolsonaro, seorang mantan panglima tentara yang mengakui kediktatoran pemerintah Brasil pada 1964-1985. Ia juga disukai karena berjanji akan menindak tegas geng narkoba dan penjahat lainnya.

Adapun di sisi kiri adalah Fernando Haddad, mantan walikota Sao Paulo dengan janji mengembalikan Negeri Samba ke pemerintah pro rakyat, yang pernah diterapkan oleh Partai Buruh antara 2003 dan 2016.

Sejauh ini, sebagian besar kekerasan yang terjadi di Brasil disebabkan oleh pendukung Bolsonaro. Namun, pengecualian terjadi pada 6 September lalu, ketika sang capres ditikam oleh seorang pria, yang mengatakan kepada polisi, bahwa Tuhan menyuruhnya untuk menyerang.

Bolsonaro sendiri keluar dari perawatan intensif di rumah sakit, lebih dari tiga minggu setelahnya, yakni pada 29 September.

Dalam twit yang diunggah pada Rabu malam, Bolsonaro mengatakan dia tidak ingin ada sumbangan suara dari mereka yang melakukan kekerasan atas nama politik.

Pernyataan itu muncul setelah kritik berhari-hari dari pendukung Partai Buruh, yang mengatakan bahwa Bolsonaro menutup mata terhadap serangan dari pengikutnya.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berbagai Pihak Harus Menghadapi Bersama

Di lain pihak, capres Fernando Haddad juga menyerukan diakhirinya kebrutalan, mengatakan berbagai pihak harus menghadapi masalah bersama.

"Peningkatan kekerasan ini harus dihentikan," twit Hadad pada Rabu malam.

Publica, organisasi nirlaba untuk jurnalisme investigatif, menemukan 50 insiden serangan oleh pendukung Bolsonaro sejak awal Oktober hingga Rabu.

Serangan itu, diverifikasi oleh laporan polisi, terjadi di seluruh Brasil, di mana termasuk pemukulan, penikaman, dan ancaman pembunuhan.

Salah satu kasus yang paling ekstrem adalah di kota Salvador di timur laut, di mana seorang pelatih capoeira, dan pendukung Partai Pekerja berhaluan kiri, ditikam hingga tewas saat berdebat dengan seorang pendukung Bolsonaro.

Polisi mengatakan bahwa pelaku penikaman telah ditangkap, dan juga memverfiikasi bahwa hal itu bermuatan politik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.