Sukses

China Dituduh Melakukan Spionase terhadap Industri Penerbangan AS

Pemerintah AS telah menangkap seorang perwira intelijen China atas dugaan spionase terhadap industri penerbangan Negeri Paman Sam.

Liputan6.com, Washington DC - Kementerian Kehakiman Amerika Serikat (AS) menyampaikan tuduhan kepada seorang mata-mata untuk Kementerian Keamanan China, yang ditangkap atas dugaan spionase ekonomi, berupaya upaya pencurian rahasia dagang dari beberapa perusahaan penerbangan dan kedirgantaraan Negeri Paman Sam.

Yanjun Xu, seorang Wakil Direktur Divisi untuk Kementerian Keamanan Nasional China, Jiangsu, dituduh menargetkan beberapa perusahaan pesawat, termasuk GE Aviation, anak perusahaan General Electric Co, tulis Kementerian Kehakiman AS dalam sebuah pernyataan.

Dokumen pengadilan mencatat bagaimana Xu, dan operasi intelijen lainnya, berencana untuk mendapatkan "informasi yang sangat sensitif" dari para ahli, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian, Kamis (11/10/2018).

Dalam surat dakwaannya, Xu telah dipantau sejak 2013 hingga penangkapanya pada April. Ia diketahui merekrut karyawan dari perusahaan-perusahaan kedirgantaraan utama, dan meyakinkan mereka untuk melakukan perjalanan ke China dengan dalih memberikan presentasi di universitas setempat.

"Dakwaan ini menuduh seorang perwira intelijen China, berusaha mencuri rahasia dagang dan informasi sensitif lainnya dari perusahaan Amerika yang memimpin jalan di luar angkasa," kata John Demers, asisten jaksa agung AS untuk keamanan nasional.

Dakwaan itu muncul ketika Amerika Serikat meningkatkan tekanan terhadap China atas kebijakan perdagangannya.

Pekan lalu, Wakil Presiden AS Mike Pence menggambarkan China sebagai saingan AS di semua lini, mengulang tuduhan Presiden Donald Trump bahwa Beijing telah berusaha ikut campur dalam ujian pemilu paruh waktu mendatang.

"Kasus ini bukan insiden yang terisolasi. Ini adalah bagian dari kebijakan ekonomi keseluruhan mengembangkan China dengan biaya Amerika," kata asisten jaksa Demers.

"Kami tidak bisa menoleransi bangsa yang mencuri senjata hasil dari kekuatan otak kita. Kami tidak akan menoleransi bangsa yang menuai apa yang tidak ditabur," tegas Demers.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dalih Berbagi Ilmu Teknologi

Menurut surat dakwaan, Xu merekrut karyawan GE Aviation, dan mengiriminya untuk melakukan presentasi di China pada bulan Februari, yang berisi informasi kepemilikan teknologi perusahaan.

Xu kemudian menindaklanjuti dengan yang meminta informasi teknis spesifik, dan kemudian meminta karyawan itu untuk bertemu di Eropa, di mana ia dapat menarik informasi tambahan lainnya dari GE, menurut dokumen pengadilan.

GE Aviation adalah produsen mesin jet dan turboprop terpopuler, serta komponen untuk pesawat komersial, militer, bisnis dan penerbangan umum. Perusahaan ini telah memasok mesin untuk pesawat Boeing dan Airbus berbadan besar.

Xu ditangkap saat bepergian ke Belgia pada April. Setelah bandingnya gagal, dia diekstradisi ke Amerika Serikat pada hari Selasa, dan menjalanni sidang petama pertama, sehari setelahnya.

Demers mengatakan kasus itu adalah "masalah spionase ekonomi yang signifikan", dan merupakan bukti terbaru bahwa China berusaha mencuri informasi dari perusahaan-perusahaan AS.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.