Sukses

4 Fakta Mengejutkan Sirkus, termasuk Pembunuh Presiden AS Abraham Lincoln

Inilah beberapa fakta mengejutkan terkait sirkus di dunia.

Liputan6.com, New York - Sirkus masih menjadi lahan bisnis yang sangat populer dan menjanjikan. Namun bukan rahasia umum lagi bahwa pementasannya juga dikecam oleh masyarakat luas, karena kerap melibatkan hewan.

Para aktivis menilai, satwa yang diikutsertakan adalah bentuk eksploitasi dan penganiayaan binatang, sebab mereka dipaksa untuk menuruti perintah manusia, yang bertolak belakang dengan naluri keliaran mereka.

Selain itu, banyak publik juga beranggapan bahwa sirkus adalah hiburan yang aneh dan menyimpan banyak kejanggalan, karena kerap menampilkan atraksi-atraksi yang tak masuk akal dan tak biasa.

Lalu, apa saja keanehan lain yang dihadirkan oleh sirkus? Berikut 4 di antaranya, seperti dilansir dari entertainment.howstuffworks.com, Selasa (9/10/2018).

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Pertunjukan Perdana Hewan di Sirkus

Pada tahun 1829, sebuah pertunjukan yang berjudul "The Elephant of Siam"dibuka di Adelphi, Inggris dan melakukan tur ke sejumlah wilayah di negara tersebut.

Pementasan ini menampilkan gajah yang bernama Mademoiselle D'Jeck. satwa ini dilatih untuk menyelesaikan sejumlah atraksi, seperti membunyikan lonceng dan mencuri mahkota dengan belalainya, lalu meletakkan di kepala seseorang.

Penampilan D'Jeck menjadi cukup populer kala itu dan promotor sirkus lainnya mulai mengiklankan si gajah yang melakukan trik di arena pertunjukan.

Gajah bukan hewan pertama yang dilatih untuk diterjunkan dalam panggung sirkus.

Singa menjadi binatang selanjutnya yang dididik untuk bisa menghibur orang.

Bahkan, Ratu Victoria pernah menontonnya langsung dan memicu kontroversi di kalangan publik.

3 dari 5 halaman

2. Atraksi Berjalan di Atas Seutas Tali

Banyak penonton mengaku bahwa ketika mereka melihat orang berjalan di atas seutas tali di ketinggian tertentu, jantung mereka menjadi berdegup cepat dan perasaan takut seketika muncul.

Tapi hal itu hanya berlaku untuk audiens di era modern, seperti sekarang ini. Beda halnya dengan sirkus pada zaman dahulu.

Penonton justru bersorak saat melihat penampil wanita yang berjalan di atas kawat dengan mengenakan rok mini dan celana ketat.

Pemandangan ini membuat mereka, terutama kaum Adam, bergairah. Tak ada rasa was-was sedikit pun di benak mereka.

4 dari 5 halaman

3. Pembunuh Presiden Abraham Lincoln

John Wilkes Booth, pembunuh Presiden Abraham Lincoln, merupakan keturunan pemain sirkus.

Ia lahir di Amerika Serikat. Ayahnya, Junius Brutus (J. B.) Booth, merupakan seorang aktor Inggris yang dihormati.

Saat berada di Liverpool pada 1821, J.B. Booth terlibat dalam perkelahian dengan pemain sirkus Portugal dan penari tali Il Diavolo Antonio. Usai pertarungan itu, Antonio terluka parah akibat serangan Booth.

J. B. Booth lalu memutuskan untuk kabur dan pergi ke Negeri Paman Sam agar terhindar dari proses hukum. Ia juga meninggalkan istrinya kala itu.

Untuk menghilangkan jejak, ia akhirnya menikahi seorang gadis penjual bunga. Dari hubungan ini, lahirlah John Wilkes Booth pada tahun 1838.

5 dari 5 halaman

4. Sirkus Adalah Mesin Publisitas

Anda mungki mengira bahwa sirkus mempromosikan dirinya sendiri, dengan atraksi-atraksi menantang maut dan kemampuan luar biasa para pemain akrobat.

Namun sirkus sebenarnya adalah mesin publisitas masyarakat.

Pada zaman dahulu kala, panitia sirkus melakukan promosi dengan menggunakan begitu banyak kertas. Poster menjadi bisnis sirkus yang berkembang pesat, sehingga muncul istilah "Perang Poster".

Dulu, usaha ini dipelopori oleh Strobridge Litographing, sebuah perusahaan percetakan di Cincinnati yang selalu memenuhi permintaan tinggi.

The Forepaugh Circus, misalnya, memiliki lebih dari seratus poster berbeda untuk satu kali promosi.

Sedangkan pada 1915, Ringling Bros memposting 10.000 poster sehari dengan mempekerjakan 70 orang di kota-kota tempat mereka menggelar pertunjukan dan tur.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.