Sukses

Meski Disambut Protes, Melania Trump Sumbang 1,4 Juta Buku ke Malawi

Dalam rangkaian kunjungan ke Afrika, Melania Trump dikabarkan menyumbang 1,4 juta buku untuk sekolah-sekolah di Malawi.

Liputan6.com, Lilongwe - Melania Trump mendapat gambaran yang berbeda dalam mendidik anak-anak di sekolah, ketika ia berkunjung ke sebuah sekolah dasar di Malawi. Ini merupakan bagian dari perjalanan amalnya sebagai Ibu Negara Amerika Serikat (AS) di Afrika.

Sekolah Dasar Chipala --nama sekolah tersebut-- memiliki lebih dari 8.500 orang siswa, di mana banyak di antaranya terpaksa belajar di luar ruang sambil duduk bersila di bawah tenda, yang digelar di sebuah lapangan tanah merah tandus.

Berlokasi di pinggiran ibu kota Malawi, Lilongwe, sekolah tersebut merupakan pemberhetian kedua dalam rangkaian kunjungan yang didukung oleh Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), sebagaimana dikutip dari Time.com pada Jumat (5/10/2018).

Dalam kesempatan itu, Melania Trump menyerahkan lebih dari 1,4 juta buku melalui program membaca nasional yang didanai AS. Sekolah Malawi telah menerima sekitar 9,6 juta buku di bawah program ini dalam beberapa tahun terakhir.

"Saya ingin berada di sini untuk melihat program sukses yang (Amerika Serikat) berikan kepada anak-anak, dan terima kasih atas semua yang telah Anda lakukan," kata sang ibu negara.

"Bertemu dengan anak-anak dan memahami cara hidup mereka yang berbeda adalah mengapa saya ingin bepergian ke sini," kata Melania kemudian. "Saya sangat bersemangat untuk menghabiskan waktu dengan para siswa, dan merasa terhormat menyumbangkan perlengkapan sekolah dan bola sepak."

Bola sepak dan juga tas jinjing yang disumbangkan untuk para guru memiliki logo "Be Best", yang merupakan program kesejahteraan anak yang diluncurkan oleh Melania Trump pada awal tahun ini.

Sementara itu di Washington DC, Presiden Donald Trump men-twit: "Ibu Negara kami yang luar biasa, Melania, melakukannya dengan sangat baik di Afrika. Orang-orang mencintainya, dan dia mencintai mereka! Ini adalah hal yang indah untuk dilihat."

Namun, di saat ibu negara tengah menjalankan program USAID di Afrika, pemerintahan Presiden Trump justru tengah mengkaji pemotongan dana lembaga terkait.

Dalam dua proposal anggaran pertamanya, pemerintah berusaha memangkas pendanaan untuk Kementerian Luar Negeri dan USAID sekitar 30 persen. Namun, rencana itu digagalkan oleh pihak oposisi, yang mendesak penyelesaian terlebih dahulu proposal anggaran dasar negara.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kunjungi Melania Menuai Pro dan Kontra

Melania Trump melakukan kunjungan ke kelas dua dan tiga di sekolah terkait, seraya menyaksikan guru melakukan pengajaran kepada siswa, membantu mereka belajar bahasa Inggris dan bahasa nasional Chichewa.

Menteri Pendidikan dan IPTEK Malawi, Bright Masaka, mengatakan bahwa Chipala merupakan salah satu sekolah terbaik di negaranya.

Menteri Masaka memuji kemitraan antara AS dan Malawi dengan "meningkatkan secara signifikan" kemampuan bahasa Inggris siswa, dan keterampilan membaca aksara Chichewa.

Ketika pertama kali tiba di Malawi, Melania Trump disambut dengan semarak di Bandara Internasional Kamuzu, termasuk nyanyian dan tarian oleh kelompok wanita, yang diikuti oleh sejumlah siswa sekolah melambaikan bendera AS, Malawi, dan Uni Afrika.

Meski begitu, kedatangan Melania juga disambut oleh protes di luar bandara, di mana banyak spanduk menuliskan bahwa Presiden Donald Trump bukanlah teman yang baik bagi Afrika.

Tidak hanya warga lokal, beberapa aktivis global --beberapa di antaranya berkulit putih-- berdiri di sepanjang jalan dari bandara menuju kediaman duta besar AS di pusat Kota Lilongwe. Mereka memegang papan bertuliskan #MELANIATOO, dengan tulisan "ME" berwarna hitam tebal.

Sepasang pengunjuk rasa juga terlihat memegang sebuah tanda yang bertuliskan "Selamat datang di Malawi. #NOTASHITHOLE!" - referensi untuk laporan awal tahun ini, bahwa Presiden Trump menggunakan istilah vulgar untuk menggambarkan negara-negara Afrika.

Tanda lain mengatakan "69 Hari Melewati Batas Akhir untuk Menyatukan Kembali Keluarga." Itu adalah referensi terhadap kebijakan imigrasi "tanpa toleransi" (zero tolerance), yang menyebabkan pemisahan ribuan anak dari keluarga mereka saat mencoba menyeberang secara ilegal dari Meksiko ke AS.

Melania Trump membuka tur internasional pertamanya sebagai ibu negara pada Selasa 5 Oktober, di negara Afrika Barat, Ghana. Dia telah merencanakan untuk melanjutkan perjalanannya ke Kenya dan Mesir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.