Sukses

Topan Kong-Rey Diprediksi Menghantam Jepang pada Akhir Pekan

Topan Kong-rey diprediksi melintas pada akhir pekan nanti, menjadikannya topan dahsyat kesembilan yang melanda Jepang.

Liputan6.com, Tokyo - Topan Kong-rey diprediksi akan menjadi badai tropis kesembilan yang melanda Jepang pada tahun ini, di mana pendaratannya diprediksi terjadi pada akhir pekan nanti, antara Jumat malam atau Sabtu pagi.

Badan meteorologi setempat mengatakan bahwa Topan Khong-rey memiliki kecepatan angin berkelanjutan hingga 120 kilometer per jam, yang menjadikannya setara dengan badai kategori 1, alias badai sangat berbahaya.

Dikutip dari CNN pada Kamis (4/10/2018), badai ini disebut akan mendarat di sekitar jalur yang telah dilalui Topan Trami beberapa waktu lalu. Wilayah yang diprediksi mengalami dampak terburuk adalah di Prefektur Wakayama di barat daya Jepang.

"Delapan badai datang dalam jangka waktu berdekatan, memicu dampak langsung pada masyarakat, dan itu benar-benar mengerikan," ujar salah seorang pejabat Prefektur Wakayama kepada media.

Disebutkan bahwa Kong-rey akan menjadi topan super terburuk ketiga di Jepang tahun ini, setelah sebelumnya, Jebi dan Trami, meninggalkan kerusakan di banyak tempat, meski sistem peringatan dini cukup manjur mengurangi risiko korban jiwa.

Pada hari-hari pertama bulan September, Jebi --topan terkuat yang menghantam daratan Jepang dalam 25 tahun terakhir-- membawa hembusan angin lebih dari 200 kilometer per jam, yang sebagian besar menghantam Prefektur Kochi.

 

Simak video pilihan beirkut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tetap Berisiko Memicu Kerusakan

Ketika Topan Kong-rey mendekati daratan Jepang, ilmuwan memperkirakan tidak sekuat Jebi atau bahkan Trami, yang membuat pendaratan dengan kecepatan angin 157 kilometer per jam.

Namun, Kong-rey diperkirakan akan mengikuti jejak Topan Prapiroo yang merusak pada awal Juli lalu, melintasi wilayah Jepang Barat dan Semenanjung Korea.

Topan Prapiroon menyebabkan salah satu kerusakan terbesar setelah gempa dan tsunami pada 2011 silam, di mana ratusan orang dilaporkan mengalami luka, dan puluhan tewas, karena dampak pasca-bencana yang berjarak sekitar 10 hari setelahnya.

Catatan otoritas setempat menyebut bahwa beberapa lokasi di Jepang diguyur hujan dua hingga empat kali lebih deras dibanding yang umum terjadi di bulan Juli.

Curah hujan tinggi itu menyebabkan banjir dan longsor di beberapa titik, yang berdampak pada terhambatnya proses evakuasi dan rekonstruksi pasca-terjangan topan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.