Sukses

Aksi Heroik Petugas Airnav yang Meninggal Saat Gempa Palu Disorot Dunia

Saat gempa menggoyang Palu, Anthonius tengah berada di menara kontrol Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu untuk memastikan Batik Air terbang dengan selamat.

Liputan6.com, Palu - Seorang petugas pelayanan navigasi penerbangan bernama Anthonius Gunawan Agung meninggal dunia sesaat setelah menjalankan tugasnya di tengah gempa di Palu, Sulawesi Tengah.

Saat gempa Palu, Anthonius tengah berada di menara kontrol Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu untuk memastikan Batik Air terbang dengan selamat. Namun, tiba-tiba atap ambruk akibat gempa dan Anthonius langsung melompat dari menara.

Peristiwa ini dikabarkan oleh pengamat penerbangan dan investigator swasta khusus kasus-kasus kecelakaan pesawat, Gerry Soejatman dalam akun twitternya.

Dalam akun twitternya, Gerry menulis bahwa Anthonius adalah seorang petugas ATC yang melompat dari menara saat gempa Palu setelah dia memastikan Batik Air terbang dengan selamat.

Namun, beberapa saat kemudian, akun twitter resmi AirNav mengabarkan bahwa Anthonius telah meninggal dunia.

Aksi heroik Anthonius lantas viral dan disorot oleh media mancanegara. Situs CNN misalnya, yang memuat kisah Anthonius dalam artikel bertajuk "Indonesia salutes air traffic controller who gave his life for others".

Pria yang masih berusia 21 tahun itu segera dievakusi usai tubuhnya jatuh ke tanah. Saat diselamatkan, kondisi pria itu masih bernyawa.

Namun, Anthonius meninggal dunia saat perjalanan menuju rumah sakit menggunakan helikopter. CNN juga menambahkan, pria itu akan genap berusia 22 tahun pada bulan Oktober ini.

Sementara itu, situs berita Australia ABC.net mengutip pernyataan dari juru bicara badan navigasi udara Indonesia atau Airnav, Yohannes Sirait yang menyatakan bahwa Anthonius telah merelakan nyawanya demi menyelamatkan ratusan orang yang ada di dalam pesawat.

"Anthonius telah memantau lepas landasnya pesawat. Jika ia meninggalkan pos-nya sebelum pesawat lepas landas, maka saya tidak tahu bagaimana nasib ratusan orang di dalam armada itu," ujar Yohannes Sirait, seperti dimuat dalam artikel berjudul "Indonesian earthquake: Air traffic controller dies ensuring flight gets off the ground".

Tak mau ketinggalan, media Australia lainnya turun memuat aksi Anthonius. Laman News.com.au menulis, alasan mengapa pria tersebut nekat melompat dari atas menara.

Anthonius yang panik memutuskan untuk melompat dari atas menara karena takut bangunan yang ia injak akan roboh. Dengan beraninya ia melompat dari jendela lantai empat dan mengakibatkan patah kaki, demikian ditulis dalam artikel berjudul "Indonesian tsunami: Heroic air traffic controller dies after guiding plane to safety".

Situs berita internasional yang turut menyorot kasus ini adalah South China Morning Post. Dalam artikel "Indonesia quake: air traffic controller died after staying in tower to guide plane", media China tersebut juga menulis hal serupa tentang gempa Palu dan Donggala seperti media lainnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jokowi Izinkan Bantuan Internasional Masuk

Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Tom Lembong, menyatakan bahwa Presiden RI Joko Widodo telah memberikan izin kepada BKPM untuk mengkoordinasi masuknya bantuan internasional ke Indonesia, demi meringankan derita korban bencana gempa-tsunami di Sulawesi.

Lewat kicauan di akun Twitter resmi pribadinya, Tom Lembong menuturkan:

"Semalam, Presiden @Jokowi memberikan izin kepada kami untuk menerima bantuan internasional untuk merespons dan meringankan darurat bencana," tulis @Tomlembong pada 30 September pukul 18.37.

"Saya membantu mengkoordinasikan bantuan dari sektor swasta dari seluruh dunia," lanjut Lembong.

Menurut undang-undang dan peraturan pemerintah, bantuan internasional baru bisa masuk setelah menerima izin dari Presiden RI, plus, berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga atau badan lain yang terkait.

Hal itu merujuk pada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana; dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 dan 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga internasional dan Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana.

Sebelumnya, berbagai pemerintah negara internasional dan entitas di luar negeri telah mengumumkan kesediaannya untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada pemerintah Indonesia dalam hal penanggulangan bencana gempa-tsunami yang melanda Palu, Donggala, dan sejumlah daerah lain di Sulawesi Tengah.

Palang Merah China mengumumkan akan memberikan bantuan senilai US$ 200.000 (Rp 2,9 miliar) melalui Palang Merah Indonesia untuk bantuan kemanusiaan.

Sementara itu, pemerintah Korea Selatan mengutarakan akan memberikan bantuan senilai US$ 1 juta untuk hal yang sama.

Pemerintah Australia, Amerika Serikat, Jepang, Singapura, dan sejumlah pemerintah asing serta entitas di luar negeri juga telah mengumumkan siap memberikan bantuan kepada korban gempa-tsunami di Sulawesi Tengah, jika sekiranya pemerintah Indonesia mengizinkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.