Sukses

Donald Trump Tinjau Penanganan Bencana di Lokasi Badai Florence

Selama seharian penuh pada Rabu 19 September, Presiden AS Donald Trump datang meninjau seluruh lokasi terjangan Badai Florence.

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump berkunjung ke negara bagian yang terdampak Badai Florence di Negara Bagian North Carolina dan Negara Bagian South Carolina pada Rabu, 19 eptember 2018 waktu setempat.

Seperti dikutip dari CNN (20/9/2018), Trump datang untuk meninjau langsung proses distribusi dan pelakanaan bantuan yang dilakukan oleh pemerintah federal ke lokasi yang terdampak banjir bandang akibat terjangan Badai Florence sejak pekan lalu.

Di dalam hangar pesawat di Cherry Corps Air Station Cherry Point, yang terletak di sepanjang Sungai Neuse yang meluap, Trump memuji para pekerja darurat di North Carolina, bahkan ketika ia memperkirakan pembersihan yang akan memakan biaya mahal.

"Pekerjaan yang Anda lakukan luar biasa. Ini menjadi pembicaraan di seluruh dunia," kata Trump.

"Kami ingin tetap seperti itu, melakukan berbagai kerja keras mulai dari sekarang. Mseki situasi sekarang ini indah dan cerah, tapi ini tetap mengancam para warga Carolina," lanjutnya.

Jumlah korban tewas akibat Badai Florence yang menghantam pesisir timur Amerika Serikat sejak pekan lalu, telah meningkat menjadi setidaknya 36 orang, dengan 26 kematian dikonfirmasi di Negara Bagian North Carolina.

Merespons jumlah korban tewas, Trump mengatakan bahwa negara ikut berduka bersama mereka.

"Amerika berduka bersama Anda dan hati kami hacur untuk Anda. Tuhan memberkati. Kami tidak akan pernah lupa atas kehilangan yang Anda alami," jelas Trump.

"Untuk semua orang yang terkena dampak badai dahsyat ini, seluruh keluarga Amerika ada bersamamu dan siap membantu. Kalian akan pulih."

Setelah menerima presentasi dari pihak berwenang setempat, Presiden Donald Trump melakukan peninjauan langsung, menanyakan tentang kondisi di daerah sekitar Danau Norman, dekat Charlotte. The Trump National Golf Club terletak di tepi Danau Norman.

"Saya suka daerah itu. Saya tidak bisa memberi tahu Anda mengapa, tapi saya suka daerah itu," kata Trump. Danau Norman tidak terpengaruh secara besar-besaran oleh Badai Florence.

Trump juga melakukan perjalanan ke Conway, South Carolina, di mana banjir diperkirakan akan meningkat lagi pada hari Jumat. Dia mengamati banjir dan menerima pengarahan dari pejabat setempat.

"Ini akan menjadi sangat berat untuk South Carolina," ujar Trump kepada responden pertama di Pusat Operasi Kedaruratan Horry County, memperingatkan menjelang banjir susulan yang diperkirakan akan tiba.

"Anda akan memiliki proses pembangunan kembali dan kami berada di belakang Anda sejak hari pertama," tambahnya.

"Washington bersamamu, Trump bersamamu, kita semua bersamamu 100 persen dan kita akan melaluinya," kata Presiden, menambahkan, "Apa pun yang Anda butuhkan, Anda tahu cara memanggil saya."

Sehari sebelumnya, Presiden Donald Trump mengulangi kembali kekuatan tanggapan federal, meskipun pernyataannya ikut didasari dengan rasa keluhan politik.

"Saat ini, semua orang mengatakan betapa hebatnya pekerjaan yang kita lakukan dalam menanggapi Badai Florence - dan mereka 100 persen benar," ujar Trump dalam akun Twitter pribadinya, @realDonaldTrump.

"Tapi jangan terkecoh, di beberapa titik dalam waktu dekat, Partai Demokrat (oposisi) akan mulai mengoceh bahwa Badan Federal Manajemen Situasi Darurat (FEMA), Militer kita, dan Responden Pertama kita, yang semuanya luar biasa, adalah bencana dan tidak melakukan pekerjaan dengan baik. Ini akan menjadi kebohongan total, tapi itulah yang mereka lakukan, dan semua orang tahu itu!"

Sejumlah presiden AS telah lama berusaha untuk menggunakan bencana alam sebagai cara untuk memproyeksikan kepemimpinan mereka, termasuk dalam kondisi di mana seharusnya nuansa politik dikesampingkan.

 

Simak video pilihan berikut

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Nilai Kerugian Sangat Besar

Perkiraan awal dari lembaga analis Moody Analytics menyebut, nilai kerugian akibat Badai Florence mencapai antara US$ 17 miliar hingga US$ 22 miliar, menjadikannya sebagai satu dari 10 badai 'termahal' dalam sejarah Amerika Serikat, demikian seperti dikutip dari National Public Radio (NPR).

Sebagian besar kerugian disebabkan oleh kerusakan properti, dan menurut firma real estate, nominal itu bisa terus meningkat mengingat Badai Florence yang masih berlanjut.

Sebelum berkunjung ke dua negara bagian Carolina, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, telah menetapkan status bencana di beberapa county (setara kabupaten) di North Carolina.

Penetapan status dari pihak pemerintah federal memberikan kesempatan bagi kabupaten tersebut untuk menerima dana bantuan dari pemerintah pusat untuk penanganan Badai Florence.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.