Sukses

Positif Konsumsi Alkohol, Pilot Maskapai Singapura Dicegah Terbang

Tes alkohol dilakukan dengan cara meniup alat tes untuk mengetahui kadar alkohol dalam tubuh seseorang.

Liputan6.com, Melbourne - Saat naik pesawat, para penumpang tentunya tidak ingin menduga-duga apakah pilot yang akan menerbangkan pesawat itu dalam kondisi mabuk atau tidak.

Namun pada Sabtu pekan lalu, seorang pilot maskapai Singapore Airlinesh dicegah terbang dari Bandara Melbourne karena dia tak lolos saat dites alkohol secara acak.

Tes alkohol dilakukan dengan cara meniup alat tes untuk mengetahui kadar alkohol dalam tubuh seseorang, demikian dikutip dari laman ABC Indonesia, Rabu (19/9/2018).

Di Australia, tes alkohol tidaklah diwajibkan untuk setiap penerbangan, kecuali secara khusus telah diatur dalam kontrak pilot suatu maskapai.

Marcus Diamond, manajer keselamatan Federasi Pilot Australia, kepada ABC menjelaskan ribuan tes alkohol dilakukan Otoritas Keselamatan Penerbangan Sipil dan perusahaan penerbangan setiap tahun.

"Tes secara acak dimulai pada tahun 2008. Sekarang seorang pilot lebih mungkin dites daripada 10 tahun lalu," katanya.

"Hasil tes positif untuk para pilot kurang dari 0,001 persen dari keseluruhan tes yang dilakukan," tambah Diamond.

"Melakukan tes terhadap pilot untuk setiap penugasan akan membuang waktu dan tenaga dan hampir tak mungkin diterapkan," katanya.

"Pilot umumnya sangat profesional. Siapa pun yang terbang tahu hal ini. Tingkat kegagalannya sangat rendah. Tapi ketika terjadi, langsung jadi sebuah peristiwa," jelas Diamond.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tes Kesehatan Sebelum Terbang

Sementara itu, tes alkohol diwajibkan di China untuk beberapa perusahaan penerbangan. Para krunya diharuskan melakukan pemeriksaan medis lengkap sebelum masuk ke pesawat.

Menurut Diamond, tes tersebut mencakup masalah kelelahan fisik dan kondisi umum kru sebelum mereka terbang.

"Jadi mereka menjalani proses wawancara setiap kali mau terbang," tambahnya.

Efek kelelahan bagi seseorang seringkali dibandingkan dengan efek minum alkohol. Namun menurut Diamond, "tak ada tes untuk kelelahan" yang dilakukan.

"Kita tidak dapat mengambil sampel tubuh seseorang dan mengatakan bahwa mereka terbukti lelah. Pengujianya lebih subyektif," ujarnya.

Diamond percaya penyalahgunaan minuman keras dan narkoba di kalangan pilot lebih rendah daripada masyarakat pada umumnya.

Namun dia memperingatkan bahwa para pilot ini tidaklah kebal dari serangan alkohol dan narkoba.

Menurut dia, inilah salah satu alasan Federasi Australia Air Pilot bersama organisasi internasional mendukung program HIMS, yang menangani penyalahgunaan miras dan narkoba di kalangan pilot.

"Jika kami mengidentifikasi pilot bermasalah, kami akan menariknya dan memasukkan mereka dalam proses penenangan guna mendukung mereka kembali ke perannya," paparnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.