Sukses

Pakai Lumba-Lumba untuk Percobaan Olimpiade 2020, Jepang Minta Maaf

Pelayar asal Inggris, Luke Patience, menyebut bahwa tindakan panitia Olimpiade 2020 di Jepang sebagai sesuatu yang memalukan untuk dunia olahraga.

Liputan6.com, Tokyo - Japan Sailing Federation atau Federasi Pelayaran Jepang melayangkan permintaan maaf setelah menggelar pertunjukan lumba-lumba untuk para pelaut yang berlaga di World Cup Series. Acara ini juga merupakan salah satu rangkaian uji coba untuk Olimpiade 2020 di Tokyo.

Kompetisi, yang diselenggarakan oleh panitia setempat di Enoshima, dimaksudkan agar penyelenggara Olimpiade bisa mengukur tingkat kesiapan mereka dan memungkinkan para peserta untuk beradaptasi dengan medan sekitar.

Namun upacara pembukaan tersebut berakhir dengan sorak sorai yang mengejek usai panitia menampilkan atraksi beberapa ekor lumba-lumba. Kejadian ini memicu kecaman dari sebagian besar pelaut, salah satunya atlet asal Inggris, Luke Patience.

"Apa yang saya saksikan adalah sesuatu yang sangat memalukan. Kami adalah pelaut dan olahraga kami adalah bagian dari 'penghijauan' @worldsailing," tulis Luke dalam akun Twitter pribadinya @patience_luke diiringi dengan hashtag #sorrynature.

Dalam postingan selanjutnya, ia menambahkan, "Saya minta maaf atas perkataan saya, dan setiap pelanggaran yang saya buat tadi malam. Saya terkejut ketika world sailing membawa kami ke akuarium yang berisi lumba-lumba untuk melihat upacara pembukaan. Sebagai bagian dari olahraga, saya harap kita bisa menunjukkan lebih banyak moralitas kepada alam."

World Sailing mengatakan, upacara pembukaan itu "mengecewakan" karena menyertakan lumba-lumba hidup. Organisasi ini menambahkan bahwa panitia penyelenggara tidak meminta izin terlebih dahulu untuk menggunakan mamalia tersebut.

Asosiasi olahraga pelayaran resmi tersebut, yang juga bertanggung jawab untuk melindungi kehidupan laut, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya tidak mentolerir pertunjukan seperti itu dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan oleh panitia di Jepang.

"Sebagai bagian dari agenda terusan World Sailing 2030, ada target khusus yang harus dicapai terkait dengan kehidupan laut. Salah satunya adalah untuk mengurangi dampak negatif dari olahraga berlayar pada Olimpiade 2020 nanti. Kami akan memberikan pencerahan, bila diperlukan, yang ditujukan kepada mitra kami untuk memastikan hal ini tidak terjadi lagi."

Hirobumi Kawano, kepala Federasi Pelayaran Jepang, mengakui keputusannya untuk menyertakan lumba-lumba dalam upacara pembukaan tersebut. Ia mengaku kurang mempertimbangkan langkah tersebut sebelum sadar bahwa lumba-lumba adalah hewan laut yang dilindungi.

Akan tetapi, ia bersikeras bahwa sikap dan perlakuan terhadap lumba-lumba yang ditempatkan dalam penagkaran berbeda-beda di tiap negara.

"Namun kami tetap meminta maaf jika kami membuat orang-orang merasa tidak nyaman," ungkap Kawano, seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (12/9/2018).

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jepang Beberapa Kali Dikritik

Sebelumnya, Jepang pernah dikecam oleh masyarakat internasional karena melakukan perburuan tahunan terhadap lumba-lumba di Taiji. Daerah ini dikenal sebagai tempat 'pembantaian' lumba-lumba untuk diambil dagingnya atau dijual ke akuarium dan taman laut.

Pada tahun 2015, Japan Association of Zoos and Aquariums setuju untuk berhenti membeli lumba-lumba dari Taiji setelah terancam diusir dari World Association of Zoos and Aquariums.

Akuarium di Enoshima adalah salah satu dari dua fasilitas hiburan publik yang diultimatum oleh asosiasi tersebut. Pihak akuarium di Enoshima mengklaim ingin melanjutkan keterlibatannya dalam program pemuliaan lumba-lumba di Taiji.

Selain itu, Jepang juga pernah dikritik pada bulan lalu setelah lumba-lumba, puluhan pinguin dan ratusan ikan ditelantarkan selama berbulan-bulan di sebuah akuarium tak berpenghuni.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.