Sukses

Didera Isu Demo Besar-besaran, Donald Trump Batalkan Kunjungan ke Irlandia

Meski membatalkan kunjungan kerjanya ke Irlandia, Donald Trump tetap mengahdiri perayaan Armistice Day di Prancis.

Liputan6.com, Dublin - Donald Trump dikabarkan membatalkan rencana kunjungan resminya ke Irlandia karena mendengar isu demo besar-besaran yang digelar untuk menyambutnya.

Presiden Amerika Serikat itu dijadwalkan mengunjungi negara tersebut setelah merayakan Armistice Day atau Hari Gencatan Senjata di Prancis pada 11 November nanti.

Diberitakan oleh The Independent, Rabu (12/9/2018), sejumlah aktivis sudah mulai merencanakan aksi turun ke jalan di beberapa titik di Irlandia saat Trump tiba. Di samping itu, partai-partai oposisi juga melayangkan protes terhadap rencana kedatangan Trump yang diumumkan awal tahun ini.

Irish Independent adalah pihak pertama yang melaporkan pembatalan kunjungan Donald Trump kepada awak media setempat. Organisasi nirbala ini mengklaim, aksi unjuk rasa yang dijuruskan kepada Trump adalah langkah jelas dari warga Irlandia untuk menggambarkan bentuk ketidaksenangan mereka terhadap Orang Nomor Satu di Negeri Paman Sam.

Selain itu, Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar terkejut dan tidak menyangka bahwa Trump memutuskan untuk tidak jadi berkunjung ke negaranya.

"Ada undangan terbuka yang diberikan kepada presiden AS untuk mengunjungi Irlandia kapan saja. Kami belum tahu, sampai beberapa hari yang lalu, bahwa ia (Trump) akan datang ke Paris untuk menghadiri peringatan Gencatan Senjata, memperingati seratus tahun akhir Perang Dunia Pertama, mengunjungi Dublin, dan juga pergi ke Doonbeg," kata Varadkar.

Donald Trump dilaporkan merencanakan kunjungan kenegaraan ke Dublin bersama rekan-rekan bisnisnya di Irlandia, sebelum nanti melanjutkan perjalanan ke Doonbeg, Co Clare, di mana ia memiliki lapangan golf.

Kendati demikian, masih belum jelas alasan pembatalan Trump. Gedung Putih pun belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait hal tersebut. Di satu sisi, laporan sementara menyebut Trump akan datang ke Irlandia pada Selasa sore, 11 September waktu setempat.

"Presiden akan melakukan perjalanan ke Paris pada bulan November, sebagaimana diumumkan sebelumnya," kata juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders dalam sebuah pernyataan. "Kami masih belum tahu apakah Irlandia akan menajdi tempat pemberhentian terakhir presiden setelah kunjungan itu."

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Meski Didemo Ribuan Orang, Donald Trump Tetap Main Golf di Skotlandia

Sebelumnya, Donald Trump sedang berada di resor golf Trump Turnberry miliknya saat ribuan orang turun ke jalanan kota Edinburgh, Skotlandia untuk memprotes kunjungannya pada Sabtu 14 Juli 2018 waktu setempat. 

Tak ragu, ia pun mengayunkan tongkat golf miliknya meski mengalami penolakan. Bermain golf adalah aktivitas yang sudah ia rencanakan. 

Sang miliarder nyentrik bersama sang istri, Melania Trump dan sejumlah anggota keluarganya kini berada di Skotlandia, tepatnya di kawasan Pantai Ayrshire, dalam rangka kunjungan pribadi, untuk menikmati akhir pekan.

Kepergiannya ke Skotlandia, tanah kelahiran sang ibu Mary Anne Trump, dilakukan pasca-pertemuan dengan Perdana Inggris Theresa May dan Ratu Elizabeth, juga jelang konferensi tingkat tinggi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki pada Senin 16 Juli 2018. Ia tinggal di sebuah hotel yang dibelinya pada 2014 lalu.

Seperti halnya di Inggris, kunjungan Donald Trump ke Skotlandia juga disambut aksi demo. Sekitar 10 ribu demonstran diperkirakan akan berkumpul di Edinburgh sepanjang Sabtu.

Para pengunjuk rasa berjalan dari kompleks parlemen Skotlandia ke Taman Meadows untuk melakukan apa yang disebut sebagai 'Karnaval Perlawanan' (Carnival of Resistance). Aksi tersebut digagas oleh kelompok Scotland United Against Trump.

Sementara, ratusan demonstran berada di titik terdekat dengan Turnberry yang bisa dicapai. Mereka berhadapan dengan polisi yang berdiri membentuk pagar betis untuk menjaga resor tempat Donald Trump berada.

Kunjungan orang nomor satu di Negeri Paman Sam tersebut disertai operasi pengamanan dalam skala besar.

Penembak jitu atau sniper disiagakan di bangunan bertingkat yang didirikan sementara, untuk mengawasi lapangan golf tempat Donald Trump mengayunkan tongkatnya.

Sementara, sejumlah besar polisi berpatroli di kawasan sekitarnya. Sebelumnya, sesaat setelah Donald Trump memasuki resor pada Jumat malam, seorang demonstran melakukan paralayang dekat dengan lokasi hotel.

Sang demonstran menerobos zona larangan terbang dengan membawa baner bertuliskan, "Trump: well below par #resist". Polisi kini sedang melacak pihak-pihak yang terkait dengan aksi tersebut.

Oranisasi Greenpeace mengaku berada di balik aksi paralayang tersebut. "Itu bukan tindakan yang berbahaya. Kami memberitahu polisi sekitar 10-15 menit sebelumnya," kata juru bicara Greenpeace, Ben Stewart.

Stewart menambahkan, pihaknya berpendapat, penting bagi Donald Trump untuk melihat langsung demonstran.

"Ada puluhan, mungkin ratusan ribu orang yang turun ke jalan di Inggris," kata dia.

Namun, tak semua sepakat dengan demonstrasi tersebut. Menteri Perdagangan Inggris Liam Fox mengatakan kepada BBC, para demonstran anti-Trump sedang "mempermalukan dirinya sendiri".

"Tidak merefleksikan sikap baik dan keramahan orang Inggris," kata dia.

Donald Trump yang mendarat di Bandara Prestwick disambut Menteri Luar Negeri Skotlandia, David Mundell, yang mengatakan bahwa kunjungan sang presiden ke Skotlandia adalah "kesempatan untuk memperkuat ikatan penting antara AS dan Inggris."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.