Sukses

12-9-1988: Seperti Bom Atom, Terjangan Badai Gilbert Porak-Poranda Jamaika

Sebagian besar pulau di Jamaika dihantam oleh badai Gilbert, yang memicu kerugian hingga RP 54 triliun.

Liputan6.com, Kinhgston - Hari ini menandai peringatan 30 tahun terjangan Badai Gilbert yang memporak-porandakan Jamaika pada 1988 silam.

Badai yang terbentuk di utara khatulistiwa Atlantik itu menewaskan lebih dari 40 orang dan menimbulkan kerugian hingga triliunan rupiah, nilai yang sangat besar untuk sebuah negara dunia ketiga kala itu.

Peristiwa itu bermula pada Minggu malam, 11 September 1988. Kota New Kingston tampak semarak dengan aktivitas kelompok usia muda yang bersenang-senang di The Club, salah satu lokasi paling populer di ibu kota pada saat itu, demikian Today in History sebagaimana dikutip dari Jamaica Observer pada Selasa (11/9/2018).

Sebagian besar dari mereka, seperti banyak kelompok muda Jamaika lainnya, mengabaikan ramalan cuaca televisi, yang menyebut bahwa Badai Tropis Gilbert mengalami peningkatan kekuatan menjadi topan kategori 3, dan diprediksi akan segera mencapai daratan Pulau Jamaika dalam waktu dekat.

Keesokan paginya, para kelompok anak-anak muda (dan juga seluruh warga), terbangun dengan kenyataan bahwa Jamaika akan diterjang oleh badai monster yang bergerak dari lepas pantai Afrika Barat dan berkembang menjadi depresi tropis ke-12. Itu artinya tak hanya mengancam Jamaika, namun juga negara-negara pulau lain di sekitarnya.

Yakin bahwa Jamaika akan diterpa Badai Gilbert dengan kekuatan penuh, pihak berwenang memperingatkan warganya untuk tinggal di dalam rumah.

Instruksi mengenai apa yang diharapkan ketika mata badai melewati pulau Jamaika juga dikeluarkan: "Angin dan hujan akan berhenti, tetapi itu tidak akan menjadi akhir dari badai, jadi berhati-hatilah".

Kemudian, menjelang pagi, aliran listrik terputus dan penduduk pun menunggu dengan ketakutan.

Mendarat di ujung timur Jamaika sekitar pukul 09.00 pagi waktu setempat, Badai Gilbert memicu tiupan angin kencang hingga 130 mil per jam (setara 202 kilometer pe jam) yang menghancurkan seluruh pulau.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Memicu Kerugian Senilai Rp 54 Triliun

Data resmi dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menunjukkan bahwa Badai Gilbert merenggut 45 nyawa di Jamaika. Topan raksasa juga menghancurkan ratusan rumah dan infrastruktur, menumbangkan tiang listrik, dan menyapu bersih tanaman dan ternak.

Banjir besar juga dilaporkan terjadi di negara pulau itu ketika Badai Gilbert memicu gelombang tinggi hingga 19 kaki (setara hampir 6 meter), dan mendorong jatuhnya curah hujan lebih dari 32 inci, atau 82 cm.

Kerusakan itu disebut sangat menghancurkan, sehingga Perdana Menteri Edward Seaga, yang memimpin Jamaika kala itu, mengatakan bahwa negaranya tampak seperti ditimpa bom atom, seperti yang menimpa Hiroshima pada Perang Dunia II.

Kerusakan total diperkirakan mencapai US$ 4 miliar, atau setara Rp 59 triliun dengan nilai RP 14.835 per satu rupiahnya.

Setelah mengamuk di Jamaika, Badai Gilbert diketahi meningkat menjadi badai kategori 4 pada 13 September, dan menghantam Kepulauan Grand Cayman sebelum mencapai kategori 5, beberapa saat dari lepas pantai timur laut semenanjung Yucatan Meksiko pada 14 September.

Di tanggal yang sama, 12 September, beberapa peristiwa penting bersejarah lainnya juga terjadi, seperti terpilihnya Khruschev sebagai pemimpin Uni Soviet pada 1953, bersamaan dengan tahun ketika mendiang Presiden AS John F. Kennedy menikahi Jacqueline.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.