Sukses

Inggris Latih Pasukan Nigeria untuk Melawan Kelompok Ekstremis Boko Haram

Pemerintah Inggris menyepakati komitmen untuk melatih pasukan Nigeri dalam melawan ancaman kelompok ekstremisme Boko Haram.

Liputan6.com, Abuja - Pemerintah Inggris baru saja menandatangani kemitraan keamanan dengan Nigeria, di mana salah satunya melatih pasukan kontraterorisme setempat untuk berperang melawan kelompok ekstremis di negara Afrika barat itu.

Pelatihan tersebut bertujuan meningkatkan kekutauan unit tempur dalam menangani berbagai kelompok sempalam Boko Haram, yang tidak hanya mengancam keamanan Nigeri, dan beberapa negara di sekitarnya.

Dikutip dari Independent.co.uk pada Kamis (30/8/2018), pemerintah Inggris juga meluncurkan inisiatif bantuan senilai 13 juta poundsterling (setara Rp 248 miliar) untuk melatih anak-anak sekolah yang dibebaskan dari zona konflik Boko Haram, agar bisa berpartisipasi melawan propaganda kelompok ekstremis tersebut.

Pengumuman di atas disampaikan pada hari kedua kenjungan PM Theresa May ke Afrika, termasuk menyambangi Afrika Selatan dan Kenya.

"Tidak ada yang boleh hidup dalam ketakutan menjadi sasaran oleh militan atau dipaksa keluar dari rumah mereka, dan tidak ada anak yang harus kehilangan pendidikan karena ancaman teror," ujar PM May dalam kata sambutannya.

"Ketidakamanan, kekerasan, dan ekstremisme melemahkan pertumbuhan, menghambat seluruh generasi untuk mencapai potensi mereka," lanjutnya prihatin. "Hanya ketika orang-orang aman dan masyarakat stabil, negara memiliki kesempatan untuk berkembang."

Boko Haram dan ISIS Afrika Barat bertanggung jawab atas kematian lebih dari 20.000 orang, dengan hampir dua juta lainnya dipaksa untuk tinggal jauh dari rumah mereka di timur laut negara itu.

Awal tahun ini, kedua kelompok tersebut menculik lebih dari 100 orang gadis muda dari pedesaan, setelah berpura-pura menjadi tentara pemerintah.

Di bawah kemitraan baru, Inggris akan memperluas penyediaan peralatan dan pelatihan bagi tentara Nigeria, untuk menangani perangkat peledak rakitan yang digunakan oleh kelompok-kelompok tersebut.

Boko Haram telah mengadopsi bom dan taktik gaya pemberontakan yang dihadapi Inggris di Irak dan Afghanistan.

Sampai sekarang, Inggris hanya melatih tentara Nigeria secara individual --tidak dalam tim tempur penuh mereka-- membantu meningkatkan keterampilan sekitar 30.000 pasukan sejak 2015, tetapi langkah baru untuk melatih unit penuh mewakili intensifikasi kerja sama.

PM May menandatangani kemitraan terkait di ibu kota Abuja setelah terbang dari Cape Town pada hari Rabu pagi.

Pada saat kedatangan, ia menghadiahi presiden negara itu, Muhammadu Buhari, sebuh sarung pedang miniatur infateri yang dirancang secara personal, dan sekitar 10 buah gelas khas Downing Street.

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Melawan Propaganda Boko Haram

Di bawah kemitraan baru, Inggris akan menyampaikan mekanisme penanggulangan krisis Nigeria yang baru, di mana serupa dengan sistem Cobra yang diterapkan oleh Negeri Ratu Elizabeth ketika membantu operasi militer AS di Irak dan Afghanistan.

Mekanisme Cobra sendiri dirancang sebagai tindakan segera dalam menghadapi beragam tantangan krusial yang mengancam isu kemanusiaan.

Rencana pelatihan tersebut juga bertujuan untuk mengurangi jumlah anggota baru yang bergabung dengan Boko Haram. Salah satu caranya adalah dengan menangani penyebaran informasi palsu yang menjadi 'topeng' dalam merekrut simpatisan, yang umumnya berasal dari kalangan muda.

Hal ini, menurut pemerintah Inggris, akan melibatkan otoritas dan komunitas terkait di Nigeria dalam melawan narasi 'negara makmur' yang diprommosikan oleh Boko Haram, dan kelompok ekstremis lainnya di kawasan Afrika Barat.

Ditambahkan oleh pejabat Inggris, bahwa perang terhadap propaganda Boko Haram, sedikit banyak meniru apa yang mereka sebut telah berhasil dilakuakn dalam menghalau hasutan ISIS di Britania Raya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.