Sukses

Bukan Editan Photoshop, 10 Fenomena Alam Ini Bisa Bikin Kita Melongo

Beberapa fotografer dan masyarakat di dunia mengabadikan sejumlah fenomena alam mengejutkan yang pernah terjadi di Bumi.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar orang berasumsi bahwa Bumi menyimpan sejuta misteri. Ada banyak fenomena alam yang sejatinya lebih aneh dari apa yang manusia bayangkan, terkadang bahkan dianggap tak masuk akal.

Meski demikian, fenomena alam tersebut tetap memiliki sisi menakjubkan, membuat orang-orang ternganga dan percaya bahwa Bumi punya 'kekuatan ajaib'.

Meski terbilang indah, namun tak jarang juga ada fenomena alam yang menyeramkan, bahkan terbilang membahayakan bagi kehidupan makhluk hidup di sekitarnya.

Sebagaimana dilansir dari laman Bright Side, Sealsa (28/8/2018), ada sedikitnya 10 fenomena alam langka yang bukan merupakan hasil editan Photoshop, namun murni jepretan fotografer dan masyarakat.

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 11 halaman

1. Brinicle

Brinicle terlihat hampir seperti kristal bawah air, terutama di laut. Umumnya, brincle terjadi di dasar laut yang bersuhu rendah, seperti di perairan sekitar Kutub Utara dan Kutub Selatan.

Selama musim dingin, suhu di atas laut berkisar -20 derajat Celcius, sedangkan suhu air laut hanya -1,9 derajat Celcius. Panas cenderung mengalir dari laut yang lebih hangat ke udara yang sangat dingin, sehingga terjadi pembentukan pipa es.

Garam dalam es ini kemudian terkonsentrasi dan ditekan ke dalam saluran air garam. Sifat dingin dan asin es tersebut membuatnya lebih padat ketimbang air di sekitarnya. Sehingga air garam yang ada di dalam pembekuan air laut itu akan tenggelam.

Proses ini menghasilkan pembentukan lapisan es halus yang berkembang, yang disebut brinicle. Ketika permukaan laut membeku --seperti di Kutub Utara dan Kutub Selatan-- maka air asin dan air tawar akan berkumpul jadi satu di bawah lapisan es.

Dengan demikian, lapisan garam akan lebih padat ketimbang air laut, sehingga cenderung membuatnya tenggelam ke dasar lautan. Lantaran sangat dingin, kumpulan air garam itu membeku. Inilah yang dinamakan stalaktit es atau brinicle.

3 dari 11 halaman

2. Rol Salju

Rol salju adalah fenomena alam yang terbentuk karena embusan angin kencang. Diameter gulungan salju ini bisa membesar hingga 2 kaki atau 0,6 meter.

4 dari 11 halaman

3. Awan Mammatus

Dinamakan awan mammatus karena awan ini berbentuk menyerupai payudara wanita. Prakirawan cuaca dari Biro Meteorologi Australia, Dean Marramore, mengatakan bahwa awan mammatus terbentuk saat udara dingin yang berada di daratan naik ke langit karena embusan angin yang kencang. Udara ini lalu tenggelam di bawah awan.

"Awan ini biasanya terbentuk di balik badai petir yang parah. Ada udara dingin yang naik ke badai dan kemudian beberapa di antaranya mencoba untuk mengendap di langit," kata Dean.

Ia menambahkan, formasi awan yang jarang terjadi ini umumnya berlangsung antara 15 dan 20 menit dan dapat berjajar sejauh ratusan mil.

5 dari 11 halaman

4. Api Santa Elmo

Api Santa Elmo adalah sebuah fenomena cuaca langka, di mana terdapat pelepasan koronal dari kilatan cahaya yang kuat di atmosfer Bumi --seperti dalam badai petir.

Nama St. Elmo's Fire berasal dari Erasmus dari Formiae (yang juga dikenal sebagai St. Elmo), seorang santo pelindung dan pelaut. Fenomena ini pertama kali terlihat dari kapal St. Elmo yang sedang dihadang badai petir ketika berlayar. Ia sangat takjub akan fenomena ini, sehingga ia menamainya 'Api Santa Elmo'.

Umumnya, api Santa Elmo terjadi sebelum badai atau selama badai salju di musim dingin.

6 dari 11 halaman

5. Glory

Glory adalah fenomena optik yang disebabkan oleh tetesan air, yang terdiri dari cincin konsentris dan agak mirip dengan pelangi. Cincin ini terjadi karena adanya difraksi cahaya.

Untuk menikmati ilusi ini, Anda harus berdiri di atas gunung atau jembatan tinggi dengan sumber cahaya (Matahari atau Bulan) tepat di belakang Anda.

7 dari 11 halaman

6. Halo

Halo adalah cincin bercahaya yang muncul di dekat Matahari, Bulan, atau bahkan lampu pinggir jalan. Fenomena ini dihasilkan oleh sinar matahari yang berinteraksi dengan kristal es yang tersuspensi di atmosfer (pada ketinggian 3-6 mil).

Cahaya yang dipantulkan dan dibiaskan oleh kristal es dan dapat terpecah menjadi warna-warni karena dispersi (pembiasan warna). Ada banyak jenis Halo, umumnya berbentuk lingkaran dan busur. Anda mungkin pernah melihatnya selama musim dingin yang cerah.

8 dari 11 halaman

7. Pilar Cahaya

Pilar cahaya adalah jenis Halo yang langka. Fenomena alam ini terjadi karena adanya pantulan cahaya dari berbagai kristal es yang tersuspensi di atmosfer. Anda memiliki kesempatan untuk melihat pilar cahaya tersebut hanya saat musim dingin.

9 dari 11 halaman

8. Awan Warna-Warni

Anda dapat menikmati fenomena indah ini jika matahari tersembunyi di balik awan tebal, bersamaan dengan munculnya awan tipis di dekat matahari. Warna-warni awan tercipta karena sinar cahaya dari panjang gelombang yang berbeda dibelokkan dengan cara khusus.

10 dari 11 halaman

9. Fatamorgana

Fatamorgana terjadi ketika sinar cahaya membengkok di antara lapisan udara dengan suhu yang berbeda. Dengan demikian, sinar cahaya tersebut menghasilkan bayangan dari objek yang jauh.

Ada beberapa jenis fatamorgana. Misalnya, fatamorgana yang tampak seperti genangan air di gurun, padahal sebenarnya hanya pantulan langit di atas tanah berpasir yang terlalu panas.

11 dari 11 halaman

10. Efek Novaya Zemlya

Efek Novaya Zemlya termasuk dalam kategori fatamorgana. Fenomena ini umumnya terjadi di Kutub Utara dan Antartika. Efek Novaya Zemlya memberi kesan bahwa matahari terbit lebih awal dari yang seharusnya --tergantung pada situasi meteorologi tempat itu-- dan matahari tampak seperti garis lurus atau persegi.

Efek Novaya Zemlya terjadi saat sinar matahari dibengkokkan dan dibiaskan ke berbagai lapisan atmosfer.

Pada 24 Januari 1597, sebuah tim ekspedisi melihat matahari muncul 2 minggu sebelum polar night (fenomena alam ketika siang hari masih gelap seperti malam, hal ini terjadi karena di tempat tersebut waktu malamnya sangat panjang, bahkan lebih dari 24 jam) berakhir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.