Sukses

Artefak Ini Jadi Bukti Praktik Suap Orang Kaya di Tengah Tragedi Titanic?

Sebuah artefak kuno disebut menjadi bukti soal rumor pasangan Inggris kaya yang menyuap petugas agar selamat dari tragedi tenggelamnya kapal Titanic.

Liputan6.com, London - Sebuah artefak lawas disebut-sebut menjadi bukti penguat rumor yang menyebut, pasangan Inggris tajir asal Inggris memberikan 'suap' demi selamat dari tragedi Titanic.

Artefak itu berupa sebuah kotak rokok kecil, terbuat dari emas, tetapi memiliki segudang cerita di baliknya.

Kotak rokok emas itu diberikan kepada seorang pria bernama Ernest Brown oleh pasangan suami-istri dari kalangan kelas atas yang ia bantu setelah keduanya berhasil selamat dari kapal Titanic yang tenggelam di Lautan Atlantik yang beku. 

Sir Cosmo Edmund Duff-Gordon dan istrinya, Lady Lucy Duff-Gordon selamat dari bencana mengerikan pada April 1912. Mereka melarikan diri menggunakan sekoci sebelum diselamatkan oleh kapal SS Carpathia.

Kotak rokok itu memiliki inisial "EB" di bagian depan, dengan pesan khusus yang terukir di bagian dalam yang mengatakan: "Untuk mengenang kebaikan; Ernest G F Brown RNR. SS Carpathia. Dari Sir Cosmo dan Lady Duff-Gordon".

Artefak itu akan dilelang bulan depan, Hansons Auctioneers memperkirakan bahwa benda bersejarah itu akan terjual lebih dari $ 105.000.

Pialang lelang Charles Hanson dari Hansons Auctioneers mengatakan, artefak itu adalah saksi bisu di balik kasus yang sangat menarik. Diduga, pasangan yang memberikan kotak itu, Sir Cosmo dan Lady Duff-Gordon, telah memberikan suap agar sekoci yang mereka tumpangi tidak berbalik untuk menyelamatkan para korban Titanic yang jatuh ke laut.

"Sir Cosmo dan perancang busana terkenal Lady Duff-Gordon melarikan diri dari Titanic di Sekoci Penyelamat Nomor Satu, yang saat diturunkan dalam kondisi setengah kosong," kata Hanson dalam siaran pers, seperti dikutip dari media Australia, Nine.com.au, Senin (27/8/2018).

"Meskipun dirancang untuk menampung 40 orang, hanya 12 orang yang bergabung, termasuk tujuh awak Titanic."

Sebelumnya, Lady Duff-Gordon, perancang busana terkenal, juga dikabarkan pernah mengatakan kepada sekretarisnya, "ada baju tidur indah yang ketinggalan" di kabinnya menjelang kapal tenggelam -- yang mengisyaratkan agar sekretarisnya mengambil kembali barang tersebut.

Seorang petugas kapal Titanic dikabarkan sangat kesal dengan komentar itu dan, menurut cerita, membentak Duff-Gordon.

Sir Cosmo kemudian menawarkan kepada masing-masing kru sekoci penyelamat uang senilai 5 pound sterling (sekitar lebih dari $ 800 sesuai kurs saat itu) untuk mengambil kembali barang-barangnya.

"Setelah tragedi itu, pasangan itu dituduh menyuap  agar mereka bisa naik sekoci dan agar kapal penyelamat itu tak berbalik, sebuah cerita yang membuat pers meradang," kata Hanson.

Tetapi pada penyelidikan British Board of Trade terhadap bencana tersebut, di mana pasangan itu bersaksi, Sir Cosmo bersikeras dia telah memberikan uang itu sebagai niat baik.

Namun, terlepas dari apa yang terjadi, nama mereka (Sir Cosmo dan Lady Duff-Gordon) tercemar oleh insiden itu selama sisa hidup mereka," lanjut Hanson.

RMS Carpathia, kapal penyelamat korban Titanic (Wikipedia/Public Domain)

Nama baik Sir Cosmo dan Lady Duff-Gordon dipulihkan, tetapi banyak yang masih berpendapat bahwa pasangan itu menyuap kru sekoci dan Carpathia agar tidak berbalik guna menyelamatkan lebih banyak penumpang.

Seperti yang dilaporkan surat kabar pada Mei 1912, sebuah sekoci penyelamat bisa menyelamatkan sebanyak 30 orang lagi jika kembali menyelamatkan para penumpang Titanic.

Dan pada dekade terakhir, skandal itu telah kembali mencuat, mendorong rasa ingin tahu khalayak mengenai indikasi ketidakadilan sosial antara orang kaya dan orang miskin dalam tragedi tenggelamnya Titanic.

Kisah pasangan Sir Cosmo dan Lady Duff-Gordon pun telah disiarkan di situs-situs besar di seluruh dunia. Dan itu tampaknya mengganggu keturunan bangsawan Inggris tersebut.

Dalam sebuah keterangan pada 2012 untuk surat kabar Inggris The Telegraph, keponakan Sir Cosmo, Sir Andrew Cosmo Lewis Duff-Gordon mengatakan kepada reporter bahwa rumor suap tersebut, "tidak masuk akal".

"Paman buyut saya sangat bersyukur bisa bertahan hidup dan apa yang sebenarnya ditunjukkan oleh surat dan laporan tersebut adalah bahwa, ketika mereka naik ke Carpathia, ia memberikan tujuh pendayung sekoci masing-masing cek bernilai 5 poundsterling untuk mengganti apa yang telah hilang."

Kotak rokok itu juga berisi surat dari Sir Duff-Gordon, yang menggambarkan "horor yang mengerikan, orang-orang menjerit-jerit" setelah tenggelam.

"Bahkan di kejauhan kami, kami mendengar teriakan kesakitan yang paling mengerikan," kata dia, menirukan apa yang dikatakan sang paman. 

Kotak rokok emas itu, yang menjadi saksi bisu tentang secuil kisah tragedi Titanic, akan dijual di Hansons Auctioneers, di Derbyshire, Inggris pada 28 September 2018 mendatang.

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

Simak video pilihan berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kapal Titanic Temui Ajal di Lautan Beku

Tanggal 14 April 1912, kapal RMS Titanic menemui ajalnya.

Kapal megah itu menabrak sebuah bongkah es raksasa dan merobek lambungnya. Robekan di lambung kapal megah itu menyebabkan Titanic tenggelam dan mengakhiri kejayaannya sebagai bahtera termegah dan terbesar dunia hanya selama 4 hari saja.

Titanic didesain oleh perancang asal Irlandia, William Pirrie. Kapal setinggi 269 meter itu terbagi menjadi 16 tingkat dan mampu menampung sekitar 3.500 manusia.

Mahakarya itu diproduksi atas pesanan White Star Line, perusahan maskapai perkapalan terkemuka asal Britania Raya.

Empat hari sebelum Titanic menemui ajalnya, rancangan William Pirrie itu angkat sauh dari Southampton, Inggris, menuju New York, Amerika Serikat dengan membawa 2.200 penumpang dan awak kapal.

Pada pagi 14 April 2017, setelah sempat singgah di pelabuhan Cherbourg, Prancis, dan Quuenstown, Irlandia untuk mengangkut rombongan penumpang, Titanic memulai perjalanan dengan kecepatan penuh menuju Amerika Serikat.

Sebelum memasuki tengah malam, kapal kelas Olympic itu menabrak sebuah bongkah es raksasa di Samudera Atlantik setelah gagal melakukan manuver menghindar.

Saat tabrakan, Titanic sedang berlayar dengan kecepatan 20 knot atau setara dengan 32 km/jam.

Kejadian bermula pada pukul 23.40 waktu kapal. Seorang pemantau, Frederick Fleet, melihat sebuah bongkah es raksasa di kejauhan tepat dengan perlintasan Titanic dan memberitahukan tentang temuannya kepada awak lain.

Perwira Pertama William Murdoch memerintahkan bahtera itu untuk melakukan manuver menghindar memutari bongkah es dan menghentikan mesin. Namun, hal itu sudah terlambat.

Sekitar 10 detik setelah tabrakan, lambung bagian kanan kapal yang diproduksi di Liverpool, Inggris itu, robek selebar 91 meter. Dan, 10 menit kemudian, air masuk ke dalam lambungnya sedalam 4,25 meter di atas tulang baja Titanic paling bawah.

Air itu menenggelamkan 4 dari 16 tingkatan kapal, membuat perahu raksasa itu kehilangan daya apungnya.

Sekitar pukul 11.50, air telah banyak menyeruak masuk dan perlahan-lahan menyeret Titanic ke dasar laut Atlantik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.