Sukses

Gunung Rabaul Meletus di Papua Nugini, Ribuan Orang Terpaksa Mengungsi

Sebagian besar penduduk Pulau Manam di timur laut Papua Nugini mengungsi akibat meletusnya Gunung Rabaul.

Liputan6.com, Port Moresby - Pemerintah Papua Nugini terus berupaya mengevakuasi sebagian besar penduduk Pulau Manam, yang terletak di pantai timur laut daratan utama, menyusul erupsi Gunung Rabaul sejak Sabtu malam.

Sekitar 2.000 dari 9.000 penduduk pulau itu dievakuasi ke tempat yang lebih aman dalam beberapa gelombang besar hingga dini hari tadi.

Dikutip dari Independent.co.uk pada Minggu (26/8/2018), letusan terjadi pada pukul 6 pagi tadi, mengeluarkan gumpalan abu lebih dari 15 kilometer di atas permukaan laut, kata Observatorium Gunung Rabaul (RVO).

Gumpalan dan hujan abu begitu padat sehingga sinar matahari terhalang selama berjam-jam, dan banyak pohon tumbang karena tidak kuat menahan beban, jelas otoritas penanggulangan bencana Papua Nugini.

"Daerah yang paling terkena dampak adalah Baliau dan Kuluguma, di mana visibilitas menjadi sangat buruk akibat gumpalan dan hujan abu, orang-orang menggunakan cahaya obor untuk bergerak," lapor buletin informasi RVO.

Pejabat geodetik utama pada observatorium terkait, Steve Saunders, mengatakan bahwa meskipun fase awal letusan sudah berakhir, pembukaan lubang baru menunjukkan bahwa aktivitas gunung berapi kemungkinan masih berlajut hingga beberapa hari ke depan.

"Tidak ada korban jiwa sejauh yang kami tahu, tetapi penduduk tetap dihimbau untuk sementara menjauh dari berbagai kawasan lembah guna menghindari risiko diterjang aliran lumpur deras. Selain itu, ancaman selimut abu juga masih membayangi seluruh kawasan kaki gunung," jelas Saunders.

Terletak di perairan timur laut Papua Nugini, Pulau Manam hanya berjarak 10 kilometer dari daratan utama, dan merupakan rumah bagi gunung berapi paling aktif di negara Pasifik tersebut.

Jurnalis lokal, Scott Waide, membagikan rekaman dan foto online dari lava dan abu yang keluar dari kawah gunung berapi.

Gunung Rabaul sempat meletus cukup besar pada 2006 silam, di mana menurut otoritas Papua Nugini, menyebabkan puluhan orang tewas akibat terkubur tanah longsor dan menghirup gas beracun.

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Serentetan Gempa Melanda Cincin Pasifik

Sementara itu, gempa berkekuatan di atas magnitudo 4,5 tercatat menghantam sejumlah negara dalam beberapa hari terakhir. Para ahli mengungkapkan, negara-negara yang terdampak berada di kawasan Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik, antara lain Indonesia, Bolivia, Jepang dan Fiji.

Cincin Api Pasifik adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km.

Sekitar 90 persen dari gempa bumi yang mengguncang dan 81 persen dari gempa bumi dahsyat, terjadi di sepanjang Cincin Api Pasifik selama bertahun-tahun, di mana dua lempeng tektonik besar Bumi bertemu.

Sedangkan Ring of Fire terbentuk dari serangkaian 452 gunung berapi dan aktivitas seismik tinggi yang mengelilingi Samudra Pasifik -- membentang dari Amerika Utara, Amerika Selatan, Jepang hingga Selandia Baru.

Sementara itu, para ilmuwan mengklaim bahwa gempa bumi dengan magnitudo 9 berpotensi terjadi pantai barat Amerika Serikat --yang juga termasuk dalam Ring of Fire.

Richard Aster, pengajar Ilmu Geofisika di Colorado State University, baru-baru ini menulis, "Situasi gempa bumi di California sebenarnya akan lebih mengerikan dari yang diperkirakan orang-orang, bahkan ahli seismolog sekali pun."

"Meski banyak warga California dapat menceritakan pengalamannya menghadapi gempa, namun sebagian besar tidak pernahmengalami gempa bumi dengan magnitudo 7 atau lebih," lanjutnya, seperti dikutip dari The Sun, Jumat (24/8/2018).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.